29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:58 AM WIB

17 Tahun Melawan Penyakit Diabetes, Seniman Spaghetti Berpulang

GIANYAR – Seniman teknik spaghetti asal Banjar Teges Kaja, Kelurahan Gianyar, Made “Kedol” Subrata berpulang di usia ke 67 pada Minggu malam (3/12) pukul 23.30.

Kedol meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit diabetes selama 17 tahun. Sesuai rencana, Kedol akan diaben Jumat (8/12) depan.

Menurut putra ketiga almarhum, Nyoman Yoga Tri Semarawima, Kedol sudah menjalani beragam pengobatan sebelum kalah melawan takdir.

“Selama 17 tahun, bapak berjuang melawan sakit diabetes,” jelas Nyoman Yoga kemarin. Menurut Yoga, ayahnya memiliki riwayat sakit sejak tahun 1985 silam.

Saat itu, seniman kelahiran 7 Januari 1950 ini menderita penyumbatan pada saluran kencing. “Bukan kencing batu, tapi ada semacam kutil di saluran kencing,” jelasnya.

Karena zaman itu pengobatan urologi tak secanggih zaman now, salah satu buah zakar Made Kedol terpaksa dibelah.

Setelah sempat pulih dari sakitnya, kakek yang meninggalkan seorang istri, 3 anak serta 7 cucu itu kembali berkarya dengan menghasilkan lukisan.

Setelah 20 tahun berjalan kesehatan warga Banjar Teges Kaja Kelurahan Gianyar ini kembali menurun.

“Tahun 1998, pengobatan urologi sudah canggih. Infeksi tersebut diobati dan buah zakar yang dulunya dibelah bisa dibentuk kembali dan dijahit,” terang dosen STIKI Denpasar itu.

Hanya saja, 2 tahun berselang kembali terjadi penyumbatan pada saluran kencing. Sejak saat itulah, tepatnya tahun 2000 suami dari Ni Wayan Kasnawati, 65, ini divonis menderita diabetes kering.

Kesehatan Kedol terus menurun. Puncaknya, Sabtu malam (2/12) dinyatakan kritis.  Kaki kirinya membengkak lantaran ada pembekuan darah pada arteri paha yang menghambat aliran darah ke paru-paru.

Yoga Tri menyaksikan bahwa perjuangan ayahnya sangat berat. “Menyakitkan, sampai dikasi morfin. Kami sudah pasrah.

Berdoa yang terbaik untuk bapak. Dan akhirnya, mungkin karena sudah terjadi sumbatan di paru-paru, bapak mengalami gagal nafas,” tukasnya.

GIANYAR – Seniman teknik spaghetti asal Banjar Teges Kaja, Kelurahan Gianyar, Made “Kedol” Subrata berpulang di usia ke 67 pada Minggu malam (3/12) pukul 23.30.

Kedol meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit diabetes selama 17 tahun. Sesuai rencana, Kedol akan diaben Jumat (8/12) depan.

Menurut putra ketiga almarhum, Nyoman Yoga Tri Semarawima, Kedol sudah menjalani beragam pengobatan sebelum kalah melawan takdir.

“Selama 17 tahun, bapak berjuang melawan sakit diabetes,” jelas Nyoman Yoga kemarin. Menurut Yoga, ayahnya memiliki riwayat sakit sejak tahun 1985 silam.

Saat itu, seniman kelahiran 7 Januari 1950 ini menderita penyumbatan pada saluran kencing. “Bukan kencing batu, tapi ada semacam kutil di saluran kencing,” jelasnya.

Karena zaman itu pengobatan urologi tak secanggih zaman now, salah satu buah zakar Made Kedol terpaksa dibelah.

Setelah sempat pulih dari sakitnya, kakek yang meninggalkan seorang istri, 3 anak serta 7 cucu itu kembali berkarya dengan menghasilkan lukisan.

Setelah 20 tahun berjalan kesehatan warga Banjar Teges Kaja Kelurahan Gianyar ini kembali menurun.

“Tahun 1998, pengobatan urologi sudah canggih. Infeksi tersebut diobati dan buah zakar yang dulunya dibelah bisa dibentuk kembali dan dijahit,” terang dosen STIKI Denpasar itu.

Hanya saja, 2 tahun berselang kembali terjadi penyumbatan pada saluran kencing. Sejak saat itulah, tepatnya tahun 2000 suami dari Ni Wayan Kasnawati, 65, ini divonis menderita diabetes kering.

Kesehatan Kedol terus menurun. Puncaknya, Sabtu malam (2/12) dinyatakan kritis.  Kaki kirinya membengkak lantaran ada pembekuan darah pada arteri paha yang menghambat aliran darah ke paru-paru.

Yoga Tri menyaksikan bahwa perjuangan ayahnya sangat berat. “Menyakitkan, sampai dikasi morfin. Kami sudah pasrah.

Berdoa yang terbaik untuk bapak. Dan akhirnya, mungkin karena sudah terjadi sumbatan di paru-paru, bapak mengalami gagal nafas,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/