DENPASAR – Kesenian kolaborasi cukup menarik tersaji di panggung Ksirarnawa, Taman Budaya, Bali, Denpasar, kemarin.
Dua kesenian dari Bali dan dari Chiang Mai University Thailand melebur menjadi tontonan yang memikat mata.
Dalam kolaborasi itu, Bali diwakili oleh Sanggar Nritta Dewi. Kolaborasi ini menampilkan kesenian kontemporer Thailand dengan kesenian tradisional kontemporer Bali.
Secara garis besar, lakon yang diangkat adalah tentang Mahabaratha. “Tidak ada lakon yang spesifik. Kami mengambil beberapa karakter
dan eksplorasi energi dari sifat Pandawa dan Kurawa,” kata Kadek Dewi Ariani yang berperan sebagai lebah dan Drupadi dalam pementasan tersebut kemarin.
Wanita yang juga merupakan koordinator Bali dalam kolaborasi ini mengatakan, kolaborasi ini merupakan sesuatu hal yang bagus dan bisa menambah pengalaman dalam berkesenian.
Dalam kolaborasi ini, secara konsep gerak tari Bali banyak dipakai. Sedangkan dari segi kostum lebih minimalis sebagaimana ciri kostum kesenian khas Thailand.
Meski didominasi gerakan tari Bali, gerakan-gerakan lain juga diambil dari gerakan khas tari tradisional Thailand.
Secara rias wajah, didominasi dengan kekhasan Thailand yang terkesan minimalis. “Cross culture ini sangat bagus.
Dari kolaborasi ini kami bisa belajar kesenian Thailand lebih banyak, begitu juga mereka,” tambah wanita yang juga Direktur Sanggra Nritta Dewi ini.
Dia menjelaskan, kolaboarasi ini pernah dilakukan sebelumnya, namun kali ini dengan jumlah seniman yang cukup banyak.
Itu jugalah yang membuat penampilan mereka klop di atas panggung. Latihan pun hanya dilakukan satu kali sebelum hari pementasan. Selebihnya mereka hanya berkomunikasi lewat email.
“Kolaborasi ini melibatkan 8 orang seniman Bali dan 8 orang seniman lainnya dari Thailand,” tukas kakak perempuan dari peniup suling asal Ubud, Gus Teja ini.