DENPASAR – Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai tak menyurutkan semangat para seniman untuk terus berkarya.
Mereka berusaha survive dan terus berkesenian dengan menggelar pameran bersama di Kaktus Art Space Jalan Mertha Sanur, Sanur, Denpasar.
Pameran tidak hanya digelar secara offline, tapi juga virtual dengan memakai e-katalog dan media sosial.
Ada belasan perupa berlatar genre berbeda yang terlibat pameran. Di antaranya I Made Wiradana, I Made Duatmika, I Made Arya Palguna, Ni Nyoman Sani,
I Made Hantaguna, I Made Romi Sukadana, A.A Ngurah Paramartha, Teguh Ritma Iman, I Made Dolar Astawa, I Gede Suanda Sayur, I Nyoman Gede Darmawan Kuek,
I Kadek Susila Dwiyana, I Wayan Gede Santiyasa, I Gusti Ketut Adi Dewantara, Pande Arimbawa, I Gede Made Surya Darma, I Wayan Merta, Putu Eni Astiarini, dan Handy Saputra.
Masing-masing seniman memiliki cerita beragam saat menuangkan karyanya di atas kanvas. Suka duka mereka seolah menjadi bumbu, pembelajaran sekaligus tantangan.
Justru sebaliknya para seniman ini konsen dalam berkarya meski hantaman finansial tidak bisa dipungkiri ikut berpengaruh dalam berkesenian.
Seolah ada pesan dari alam untuk menggonjlok keteguhan mereka untuk berkarya. Bahkan, pada banyak hal situasi pandemi seperti saat ini memberi banyak inspirasi dari kejadian-kejadian yang telah dan tengah terjadi.
Dari berita “konspirasi” sampai berita “larisnya jamu gendong dimasa pandemi” justru memberi warna banyak cerita dan ide gagasan untuk di eksplore dan digali para seniman.
Pameran kali ini bertema “so- so” akronim “biasa-biasa saja” dalam bahasa Indonesia. “Pesan yang ingin kami sampaikan, teruslah berkarya seolah situasinya normal-normal saja,
tidak bagus sekali, tapi juga tidak jelek,” kata I Made Palguna, salah satu seniman yang terlibat dalam pameran.