25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:49 AM WIB

Sambut Hari Raya Paskah, Bon Lukis Kematian Yesus Versi Bali

DENPASAR – Banyak cara yang dilakukan oleh umat Nasrani dalam menyambut perayaan Paskah, 12 April nanti.

Salah satunya yang dilakukan oleh seniman muda asal desa Abianbase, Mengwi Badung bernama Bonaventura I Komang Surya Angga Raditya.

Pemuda yang akrab disapa Bon ini membuat karya lukis bertema paskah berjudul Kematian Putra Tuhan atau dalam versi Bali berjudul ‘Sedan Ida Putraning Widhi”. 

“Saya ingin melukiskan kematian Yesus Kristus versi Bali,” terang Bonaventua, Kamis (8/4). Dua tahun sebelumnya, dia telah menyelesaikan versi pertamanya.

Namun, kini karya itu diremake kembali olehnya. Karya ini menceritakan tentang wafatnya Yesus yang dimana dipercayai oleh umat Nasrani bahwa Yesus menebus dosa dunia,

wafat-Nya diiringi para penghuni surga, serta banyak orang yang ikut menyaksikan kisah kematian-Nya di bukit Golgota. 

Keseluruhan dari konsep karya, baik karakter maupun latar belakang benar-benar alur autentik Bon si seniman.

Karya berukuran 120 x 84 cm ini menggunakan teknik melukis digital dengan kanvas. Bon merancang karya ini dengan gambaran serupa dengan imajinasinya. 

Keseluruhan dari imajinasi seniman yaitu Tuhan yang disalibkan di antara dua penjahat, dikelilingi malaikat suci Mikael, Gabriel, Rafael, berserta malaikat lainnya,

didampingi Santo Yohanes, Bunda Maria, Maria Magdalena serta para algojo dan orang-orang yang menyaksikan kematian Tuhan. 

Penggambaran Tuhan Allah sendiri dilukiskan dengan sepasang tangan besar disertai Roh Kudus dengan simbol burung dan lidah api diselimuti dengan awan tebal yang menyimbolkan Kematian Tuhan dinaungi kondisi cuaca mendung dan gelap gulita.

“Satu pesan yang ingin saya sampaikan dari karya Kematian Putra Tuhan ini bahwa, di kehidupan yang hanya satu kali ini, sudah sepantasnya seluruh ciptaan-Nya mengamalkan segala perintah-Nya,

dan turut menjauhkan seluruh larangan-Nya untuk mempersiapkan hidup yang akhirnya juga akan menghadap ke hadirat Tuhan Sang Raja dari segala Raja.

Selayaknya seluruh ciptaan-Nya selalu bersyukur atas penebusan dan pengorbanan Tuhan dalam misi penyelamatan,” tandas pemuda tamatan Kampus ISI Denpasar ini.

Selain lukisan dan ilustrasi, Bon juga memiliki berbagai macam buku, baik tulisan, maupun buku cergam unik yang sudah dia ciptakan dengan style gambar Bali klasik juga style modern.

“Ars longa, Vita brevis” (Seni itu panjang, sedangkan hidup itu pendek) jadi ungkapan berbahasa Latin ini selalu melekat dalam jiwa Bon, artinya sangat mendalam, kehidupan itu relatif pendek,

tetapi kekuatan visual dan narasi seni yang tersimpan di dalam suatu karya akan hidup sepanjang zaman. Bon percaya lewat seni manusia

bukan hanya dapat menciptakan sebuah Keindahan semata, namun, lewat seni manusia dapat selalu menginspirasi serta memotivasi, sesama. 

DENPASAR – Banyak cara yang dilakukan oleh umat Nasrani dalam menyambut perayaan Paskah, 12 April nanti.

Salah satunya yang dilakukan oleh seniman muda asal desa Abianbase, Mengwi Badung bernama Bonaventura I Komang Surya Angga Raditya.

Pemuda yang akrab disapa Bon ini membuat karya lukis bertema paskah berjudul Kematian Putra Tuhan atau dalam versi Bali berjudul ‘Sedan Ida Putraning Widhi”. 

“Saya ingin melukiskan kematian Yesus Kristus versi Bali,” terang Bonaventua, Kamis (8/4). Dua tahun sebelumnya, dia telah menyelesaikan versi pertamanya.

Namun, kini karya itu diremake kembali olehnya. Karya ini menceritakan tentang wafatnya Yesus yang dimana dipercayai oleh umat Nasrani bahwa Yesus menebus dosa dunia,

wafat-Nya diiringi para penghuni surga, serta banyak orang yang ikut menyaksikan kisah kematian-Nya di bukit Golgota. 

Keseluruhan dari konsep karya, baik karakter maupun latar belakang benar-benar alur autentik Bon si seniman.

Karya berukuran 120 x 84 cm ini menggunakan teknik melukis digital dengan kanvas. Bon merancang karya ini dengan gambaran serupa dengan imajinasinya. 

Keseluruhan dari imajinasi seniman yaitu Tuhan yang disalibkan di antara dua penjahat, dikelilingi malaikat suci Mikael, Gabriel, Rafael, berserta malaikat lainnya,

didampingi Santo Yohanes, Bunda Maria, Maria Magdalena serta para algojo dan orang-orang yang menyaksikan kematian Tuhan. 

Penggambaran Tuhan Allah sendiri dilukiskan dengan sepasang tangan besar disertai Roh Kudus dengan simbol burung dan lidah api diselimuti dengan awan tebal yang menyimbolkan Kematian Tuhan dinaungi kondisi cuaca mendung dan gelap gulita.

“Satu pesan yang ingin saya sampaikan dari karya Kematian Putra Tuhan ini bahwa, di kehidupan yang hanya satu kali ini, sudah sepantasnya seluruh ciptaan-Nya mengamalkan segala perintah-Nya,

dan turut menjauhkan seluruh larangan-Nya untuk mempersiapkan hidup yang akhirnya juga akan menghadap ke hadirat Tuhan Sang Raja dari segala Raja.

Selayaknya seluruh ciptaan-Nya selalu bersyukur atas penebusan dan pengorbanan Tuhan dalam misi penyelamatan,” tandas pemuda tamatan Kampus ISI Denpasar ini.

Selain lukisan dan ilustrasi, Bon juga memiliki berbagai macam buku, baik tulisan, maupun buku cergam unik yang sudah dia ciptakan dengan style gambar Bali klasik juga style modern.

“Ars longa, Vita brevis” (Seni itu panjang, sedangkan hidup itu pendek) jadi ungkapan berbahasa Latin ini selalu melekat dalam jiwa Bon, artinya sangat mendalam, kehidupan itu relatif pendek,

tetapi kekuatan visual dan narasi seni yang tersimpan di dalam suatu karya akan hidup sepanjang zaman. Bon percaya lewat seni manusia

bukan hanya dapat menciptakan sebuah Keindahan semata, namun, lewat seni manusia dapat selalu menginspirasi serta memotivasi, sesama. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/