SINGARAJA – Fotografer asal Padang, Doni Balak, menggelar pameran tunggal di Rumah Belajar Komunitas Mahima.
Pameran itu dibuka Rabu (9/10) malam lalu. Pada pameran itu, Doni hanya mengandalkan kamera ponsel untuk menghasilkan karya-karya fotografi.
Fotografer yang kini mukim di Jogjakarta itu, menghadirkan 35 buah foto pada pameran tunggalnya. Foto-foto itu dibingkai dalam eksebisi berjudul Rupa Kawanku.
Foto-foto yang dihadirkan, berupa rekman terhadap wajah orang-orang yang sempat ditemui Doni saat melakukan perjalanan dari Jogjakarta menuju Singaraja.
Pria yang lebih suka disebut fotografer jalanan itu tak hanya merekam wajah dalam fotonya. Namun, juga menyampaikan sisi humanisme.
Pada beberapa foto lain ia juga berusaha menghadirkan potret kota yang mulai berubah karena tuntutan menjadi kota yang lebih modern.
Doni mengaku foto-foto yang ia hadirkan dalam pameran itu, seluruhnya diambil menggunakan kamera ponsel.
Menurutnya, menggunakan kamera ponsel lebih mudah dan praktis. Meski hanya menggunakan kamera ponsel, ia tetap berusaha menghadirkan kedalaman intepretasi dan makna dalam foto-foto yang dihadirkan.
“Semua ini saya ambil menggunakan kamera HP dan sengaja yang hadirkan dalam tampilan hitam putih. Saya ingin menyampaikan bahwa kamera HP bukan hanya bisa digunakan untuk swafoto saja, tapi bisa menangkap sebuah kisah,” katanya.
Sementara itu sastrawan Made Adnyana Ole yang membuka pameran tersebut menyatakan, foto-foto yang dihadirkan Doni Balak menjadi sebuah penanda perjalanan hidupnya.
Selama ini sang fotografer sudah menemui begitu banyak orang dan mendapat begitu banyak cerita.
“Fotografer biasanya lebih banyak memotret wajah kota. Tapi, Doni mengambil wilayah yang lebih personal, yakni memotret wajah orang-orang yang pernah ditemuinya,” kata Ole.