DENPASAR – Band Senja mungkin kurang begitu familiar di telinga sebagian orang warga Bali. Namun band beraliran folk kreatif ini cukup tenar di seputaran Jogjakarta dan penikmat kanal Youtube.
Band yang kini berubah menjadi duo tersebut dibesut dua musisi asal Bali, Aditya Kameswara sebagai gitaris dan Kinan Sidik sebagai vokalis.
Band ini sendiri terbentuk di awal tahun 2015 silam saat keduanya berada di Jogjakarta untuk menempuh pendidikan di salah satu universitas di Jogjakarta.
Lagu-lagu mereka tersedia di platform musik digital. Kepada Jawa Pos Radar Bali, Aditya yang akrab disapa Odit ini menuturkan awal terbentuknya band Senja.
Semua bermula ketika ia dan beberapa teman-temannya yang memiliki hobi bermusik kerap kali terlibat perkumpulan di salah satu studio kawasan kota Jogjakarta.
Dari kesamaan hobi itu, timbul niatan untuk membuat band. “Jadi awalnya kami berlima, nah kakaknya Kinan namanya Pancar itu punya lagu.
Itu yang kami mainkan, tapi sembari menggarap single original juga,” tutur Odit saat ditemui di Denpasar kemarin.
Diakui selama penggarapan materi-materi single itu, menemukan kesulitan. Terutama soal pemilihan aransemen lagu.
Hingga akhirnya, single perdana mereka berjudul Perih bisa baru bisa lahir di bulan April tahun 2018 lalu.
Namun berbarengan dengan keluarnya single perdana Senja, tiga personel lainnya yang selama ini membantu mereka memilih tidak melanjutkan proyek ini lantaran terbentur kesibukan di luar band.
“Dari sana kami mulai duo sama Kinan saja. Tapi kalau pas lagi off air kami tetap dibantu tiga personel sebelumnya,” kata pria asal Klungkung ini.
Dari single perdana itu, apresiasi pendegar cukup positif yang membuat nama Senja kian melejit di seantero remaja Jogjakarta.
Dari respon positif itu, Senja kembali merilis single kedua mereka berjudul saat kau pergi. “Saat ini kami dalam tahap penggarapan single ketiga. Ketiga single ini kami buat berkaitan semacam trilogy patah hati,” terang Odit.
Disinggung keinginannya untuk berkarir di tanah kelahirannya, pria lulusan Universitas Gadjah Mada jurusan Ekonomi ini mengungkapkan bahwa bandnya sudah mengakar dengan Jogjakarta sebagai daerah tempat kelahiran band ini.
Namun, sebagai orang Bali keduanya ingin sekali bisa tampil di tanah kelahiran mereka. “Karena belum ada tawaran saja.
Tapi, rencananya ada gigs di Bali tapi belum fix. Tapi pendegar dari Bali memang sering tanya kapan manggung di Bali,” tuturnya.
Sebagai musisi, keduanya ingin sekali memiliki album. Rencananya album penuh Senja ini akan dikeluarkan tahun ini.
Namun, untuk waktu rilis, Odit enggan menargetkan kapan. “Nanti kalau sudah waktunya lahir, ya lahir saja. Ditunggu saja karya kami,” imbuhnya.
Dia berharap, karya-karya Senja nantinya tetap bisa diterima pendegar dan juga bisa menghibur dan mewakili perasaan pendegar yang mengalami pasang surut asmara.