DENPASAR – Made Bawa alias Lolot dikenal sebagai salah satu rock star yang menjadi idola anak muda Bali.
Bersama bandnya, Lolot, telah membawa musik rock Bali ke kasta lebih tinggi. Meski dikenal sebagai rock star, Made Bawa sejatinya musisi yang penuh karisma.
Dia bisa berkolaborasi dengan siapa saja, termasuk dengan seniman atau penyanyi yang generasinya jauh darinya. Yang terbaru, dia membuat sebuah project musik bernama D’Tanjung Project.
Dalam project itu, dia menggandeng penyanyi senior Bali, De Alot. Meski berbeda generasi, keduanya berkolaborasi dengan sangat apik lewat sebuah karya lagu bertajuk Dadong Belur.
Kolaborasi ini mencairkan suasana pandemi yang membuat aktifitas seni dan musik sedikit terkungkung di Bali.
Kendati demikian, menurut Made Bawa, jiwa seorang seniman tidak bisa terkungkung oleh apapun. Lagu kolaborasi ini membuktikannya.
Lagu Dadong Belur rilis resmi di Gentleman Garage – Sidakarya, Rabu malam lalu (19/5). Dalam kesempatan itu, Made Bawa menuturkan jika sejatinya lagu itu dipopulerkan pertamakali di Bali oleh penyanyi lawas, Okid Kress.
Lagu itu kemudian digubah kembali oleh Made Bawa dan Oktav Sicilia usai bertemu dengan De Alot dan sepakat meremejakana kembali mahakarya tersebut.
“Lagunya begitu enak. Sehingga kami sepakat berkolaborasi,” kata Made Bawa saat merilis lagu Dadong Belur.
Lagu ini sendiri dibuat dengan proses yang sangat serius. Lengkap dengan video klipnya. Pada video klip, mereka menghadirkan pemain bondres wanita lawas bernama Ni Wayan Sujati.
Kehadirannya dalam video klip menjadi tanda bahwa karya itu dibuat dengan padat seni. Dengan gaya musik semi country, lagu Dadong Belur dibikin easy listening.
Pada kesempatan yang sama, De Alot mengaku bangga bisa berkolaborasi dengan musisi yang generasinya jauh di bawahnya.
Dijelaskannya, bahwa tidak ada kesulitan dalam kolaborasi ini. “Mungkin karena memang lagunya yang begitu enak.
Jadi, di situ bisa ketemu dengan irama yang menyatu. Proses pencocokan lumayan. Kami bertukar ide lewat WhatsApp sehingga bisa nyambung,” imbuhnya.
Proses pembuatan karya ini sendiri dibuat dengan taat protokol kesehatan. Mulai dari proses rekaman yang memang memperhatikan protokol hingga proses rilis pada Rabu malam lalu (19/5) di Gentleman Garage, Sidakarya, Denpasar.
Di mana semua yang hadir dalam acara itu diwajibkan mematuhi prokol kesehatan. Menerapkan 5M.
Mulai dari menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan membatasi interaksi an mobilisasi.
Proses rilis itu juga disiarkan secara live streaming guna menghindari banyaknya penggemar yang datang menonton langsung ke lokasi perilisan.