27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 23:34 PM WIB

Dokter Spesialis Catat Kisah Pengabdian Lewat Merayakan Ingatan

SINGARAJA – Dokter selama ini selalu lekat dengan dunia medis. Tak banyak yang kemudian melirik dunia sastra.

Namun tidak demikian dengan dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD. Selain aktif sebagai dokter di RSUD Buleleng, ia juga kini menulis buku sastra.

Buku pertamanya berjudul “Merayakan Ingatan”. Buku setebal 107 halaman itu berisi catatan kisah pengabdian Arya Nugraha di Desa Long Pujungan, sebuah desa yang terletak di pedalaman Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Buku itu dibedah di Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Selasa (26/3) siang.

Sastrawan Kadek Sonia Piscayanti dipercaya menguliti buku pertama Arya Nugraha yang juga seorang dokter spesialis penyakit dalam itu.

Sonia Piscayanti mengungkapkan, saat ini tak banyak dokter yang aktif menulis, terutama dalam hal penulisan kreatif di bidang sastra.

Arya Nugraha disebut sebagai salah satu dari sangat sedikit dokter yang kemudian meninggalkan catatan-catatan penting dalam hal penulisan kreatif.

Menurut Sonia buku pertama yang ditulis Arya masuk dalam genre memoar. Buku itu memuat sebuah penggalan kisah hidup Arya Nugraha yang cukup berpengaruh dalam hidupnya.

“Ini memang buku pertama dokter Arya, tapi ada banyak pengaruh sastra di dalamnya. Saya kira ini sangat dipengaruhi dengan buku-buku yang dibaca penulis sebelumnya. Sehingga ada banyak metafora-metafora yang muncul di dalamnya,” kata Sonia.

Wanita yang juga dosen di Undiksha itu menganggap, gaya penulisan dalam buku “Merayakan Ingatan” cukup unik.

Sebagai seorang tenaga medis, cukup banyak istilah-istilah medis yang masuk dalam buku itu. Meski begitu, istilah tersebut bisa dipahami dengan baik oleh orang awam sekalipun.

Sementara itu penulis buku, dr. Arya Nugraha Sp.PD mengaku dirinya menulis buku itu sebagai bentuk kecintaan dirinya pada dunia sastra.

Selain itu ia berharap buku yang ditulis itu mengubah paradigma masyarakat maupun dokter, sehingga pelayanan medis bis aberjalan dengan baik.

“Sekarang ini masih ada pandangan negatif pada profesi dokter karena 1-2 orang sejawat yang tidak menjalankan tugas dengan baik.

Saya kebetulan punya pengalaman di pedalaman, dan saya ingin berbagi pada dokter atau calon dokter. Bahwa kita sudah seharusnya kembali menjadi pelayan rakyat,” kata Arya.

Selain itu buku tersebut juga menjadi semacam dokumentasi tersendiri bagi dirinya, saat menjalani masa pengabdian di pedalaman.

“Ini semua kisah nyata, saya tulis apa adanya. Saya kira sejawat lain yang tugas di pedalaman punya cerita yang sama bahkan lebih baik, tapi belum sempat ditulis,” demikian Arya. 

SINGARAJA – Dokter selama ini selalu lekat dengan dunia medis. Tak banyak yang kemudian melirik dunia sastra.

Namun tidak demikian dengan dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD. Selain aktif sebagai dokter di RSUD Buleleng, ia juga kini menulis buku sastra.

Buku pertamanya berjudul “Merayakan Ingatan”. Buku setebal 107 halaman itu berisi catatan kisah pengabdian Arya Nugraha di Desa Long Pujungan, sebuah desa yang terletak di pedalaman Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Buku itu dibedah di Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Selasa (26/3) siang.

Sastrawan Kadek Sonia Piscayanti dipercaya menguliti buku pertama Arya Nugraha yang juga seorang dokter spesialis penyakit dalam itu.

Sonia Piscayanti mengungkapkan, saat ini tak banyak dokter yang aktif menulis, terutama dalam hal penulisan kreatif di bidang sastra.

Arya Nugraha disebut sebagai salah satu dari sangat sedikit dokter yang kemudian meninggalkan catatan-catatan penting dalam hal penulisan kreatif.

Menurut Sonia buku pertama yang ditulis Arya masuk dalam genre memoar. Buku itu memuat sebuah penggalan kisah hidup Arya Nugraha yang cukup berpengaruh dalam hidupnya.

“Ini memang buku pertama dokter Arya, tapi ada banyak pengaruh sastra di dalamnya. Saya kira ini sangat dipengaruhi dengan buku-buku yang dibaca penulis sebelumnya. Sehingga ada banyak metafora-metafora yang muncul di dalamnya,” kata Sonia.

Wanita yang juga dosen di Undiksha itu menganggap, gaya penulisan dalam buku “Merayakan Ingatan” cukup unik.

Sebagai seorang tenaga medis, cukup banyak istilah-istilah medis yang masuk dalam buku itu. Meski begitu, istilah tersebut bisa dipahami dengan baik oleh orang awam sekalipun.

Sementara itu penulis buku, dr. Arya Nugraha Sp.PD mengaku dirinya menulis buku itu sebagai bentuk kecintaan dirinya pada dunia sastra.

Selain itu ia berharap buku yang ditulis itu mengubah paradigma masyarakat maupun dokter, sehingga pelayanan medis bis aberjalan dengan baik.

“Sekarang ini masih ada pandangan negatif pada profesi dokter karena 1-2 orang sejawat yang tidak menjalankan tugas dengan baik.

Saya kebetulan punya pengalaman di pedalaman, dan saya ingin berbagi pada dokter atau calon dokter. Bahwa kita sudah seharusnya kembali menjadi pelayan rakyat,” kata Arya.

Selain itu buku tersebut juga menjadi semacam dokumentasi tersendiri bagi dirinya, saat menjalani masa pengabdian di pedalaman.

“Ini semua kisah nyata, saya tulis apa adanya. Saya kira sejawat lain yang tugas di pedalaman punya cerita yang sama bahkan lebih baik, tapi belum sempat ditulis,” demikian Arya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/