28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:48 PM WIB

Rinarasila, Seni Pentas Baru Duta Gianyar di Panggung PKB

DENPASAR – Ada yang berbeda dari penampilan Sanggar Nritya Graha Siwanataraja, Banjar Babakan, Desa/ Kecamatan Sukawati dalam pentas Pesta Kesenian Bali ke-40, 2018, Jumat (29/6) kemarin.

Tampil di panggung Gedung Wantilan, Taman Budaya Bali, Denpasar, sanggar yang merupakan duta dari Kabupaten Gianyar ini menyajikan pementasan berjudul Api Dendam Keris Sakti.

Menariknya pentas yang disajikan adalah sebuah seni pentas baru yang diberi nama Rinarasila yang merupakan akronim dari Tari Narasi Lagu.

Menurut Kadek Suarta, sang konseptor, Rinarasila ini seperti sendratari. Namun ini bukanlah sendratari. Jenis seni ini adalah kreasi baru yang diciptakan oleh Suarta sendiri.

“Jenis seni ini adalah perpaduan tiga unsur. Mulai dari Tari, Narasi dan juga lagu,” katanya saat diwawancara usai pentas kemarin.

Dari tiga unsur tersebut, jadilah sebuah seni pertunjukan baru. Ciri khusus dari seni pertunjukan ciptaannya ini terletak pada rentetan adegannya yang hampir tidak pernah putus.

Dari isi atau pesan uang disajikan juga lebih mengedepankan pesan moral yang sesuai dengan kondisi lingkungan sosial saat ini.

Seperti toleransi dan pesan kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Meski ada beberapa adegan yang mengundang gelak tawa penonton, tetap tidak ada unsur bondres di dalam seni pertunjukan ini.

“Bondres memang tidak kami masukan tetapi ada lelucon dan ada unsur pesan moralnya,” terangnya.

Pria 56 tahun ini mengungkapkan, untuk musik, seni Rinarasila ini tetap memakai musik tradisional dengan melodi yang sederhana namun tetap menarik.

Musik ini juga bersifat iringan dan ilustratif sesuai dengan suasana. Sementara untuk narasi maupun dialognya juga didominasi bahasa Indonesia. 

“Kami memakai narasi dalam bahasa Indonesia untuk menjangkau audiens yang lebih luas agar mudah dipahami,” tambah Kadek Suarta.

Dalam pementasan kemarin, pihaknya tampil dengan melibatkan 60 orang peserta yang terdiri dari dalang, penabuh dan penari.

DENPASAR – Ada yang berbeda dari penampilan Sanggar Nritya Graha Siwanataraja, Banjar Babakan, Desa/ Kecamatan Sukawati dalam pentas Pesta Kesenian Bali ke-40, 2018, Jumat (29/6) kemarin.

Tampil di panggung Gedung Wantilan, Taman Budaya Bali, Denpasar, sanggar yang merupakan duta dari Kabupaten Gianyar ini menyajikan pementasan berjudul Api Dendam Keris Sakti.

Menariknya pentas yang disajikan adalah sebuah seni pentas baru yang diberi nama Rinarasila yang merupakan akronim dari Tari Narasi Lagu.

Menurut Kadek Suarta, sang konseptor, Rinarasila ini seperti sendratari. Namun ini bukanlah sendratari. Jenis seni ini adalah kreasi baru yang diciptakan oleh Suarta sendiri.

“Jenis seni ini adalah perpaduan tiga unsur. Mulai dari Tari, Narasi dan juga lagu,” katanya saat diwawancara usai pentas kemarin.

Dari tiga unsur tersebut, jadilah sebuah seni pertunjukan baru. Ciri khusus dari seni pertunjukan ciptaannya ini terletak pada rentetan adegannya yang hampir tidak pernah putus.

Dari isi atau pesan uang disajikan juga lebih mengedepankan pesan moral yang sesuai dengan kondisi lingkungan sosial saat ini.

Seperti toleransi dan pesan kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Meski ada beberapa adegan yang mengundang gelak tawa penonton, tetap tidak ada unsur bondres di dalam seni pertunjukan ini.

“Bondres memang tidak kami masukan tetapi ada lelucon dan ada unsur pesan moralnya,” terangnya.

Pria 56 tahun ini mengungkapkan, untuk musik, seni Rinarasila ini tetap memakai musik tradisional dengan melodi yang sederhana namun tetap menarik.

Musik ini juga bersifat iringan dan ilustratif sesuai dengan suasana. Sementara untuk narasi maupun dialognya juga didominasi bahasa Indonesia. 

“Kami memakai narasi dalam bahasa Indonesia untuk menjangkau audiens yang lebih luas agar mudah dipahami,” tambah Kadek Suarta.

Dalam pementasan kemarin, pihaknya tampil dengan melibatkan 60 orang peserta yang terdiri dari dalang, penabuh dan penari.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/