26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 4:35 AM WIB

Hari Raya Tumpak Landep, Ini Maknanya yang Perlu Anda Ketahui

DENPASAR – Hari ini umat Hindu Bali merayakan hari raya Tumpak Landep. Di Bali, hari raya Tumpak Landep dirayakan setiap sanisara kliwon wuku landep.

Secara perhitungan kalender Bali, hari raya ini dirayakan setiap 210 hari sekali. Masyarakat yang kurang paham arti sesungguhnya tumpak landep sering menyebut sebagai otonan besi atau upacara semua benda yang terbuat dari besi.

Kata Tumpek sendiri berasal dari “Metu” yang artinya bertemu, dan “Mpek” yang artinya akhir. Jadi, Tumpek merupakan hari pertemuan

wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, di mana Panca Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari Sabtu).

Sedangkan Landep sendiri berarti tajam atau runcing. Bagi umat Hindu di Bali, senjata yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran.

Karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Tumpek Landep sendiri sesungguhnya adalah pemujaan dan rasa syukur kepada Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah menganugrahi kecerdasan dan ketajaman pikiran kepada manusia.

Dari pikiran-pikiran tersebut melahirkan daya cipta rasa dan karsa manusia untuk menciptakan sesuatu untuk mempermudah kehidupannya mencapai kebahagiaan.

Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini diharapkan

agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya.

Begitu tingginya filosofi orang-orang Bali yang sangat memaknai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupannya.

DENPASAR – Hari ini umat Hindu Bali merayakan hari raya Tumpak Landep. Di Bali, hari raya Tumpak Landep dirayakan setiap sanisara kliwon wuku landep.

Secara perhitungan kalender Bali, hari raya ini dirayakan setiap 210 hari sekali. Masyarakat yang kurang paham arti sesungguhnya tumpak landep sering menyebut sebagai otonan besi atau upacara semua benda yang terbuat dari besi.

Kata Tumpek sendiri berasal dari “Metu” yang artinya bertemu, dan “Mpek” yang artinya akhir. Jadi, Tumpek merupakan hari pertemuan

wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, di mana Panca Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari Sabtu).

Sedangkan Landep sendiri berarti tajam atau runcing. Bagi umat Hindu di Bali, senjata yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran.

Karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Tumpek Landep sendiri sesungguhnya adalah pemujaan dan rasa syukur kepada Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah menganugrahi kecerdasan dan ketajaman pikiran kepada manusia.

Dari pikiran-pikiran tersebut melahirkan daya cipta rasa dan karsa manusia untuk menciptakan sesuatu untuk mempermudah kehidupannya mencapai kebahagiaan.

Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini diharapkan

agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya.

Begitu tingginya filosofi orang-orang Bali yang sangat memaknai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/