27.8 C
Jakarta
14 Desember 2024, 4:56 AM WIB

Seniman Kaget Ada Pembubaran Odalan, PHDI Ngaku Masih Koordinasi

DENPASAR – Aksi pembubaran upacara Odalan atau peringatan Maha Lingga Padma Buana di Dusun Mangir Lor, Desa Mangir, Kecamatan pajangan, Kabupaten Bantul, DIY oleh Warga pada Selasa (12/11) terus menuai sorotan.

Tak hanya para tokoh dan politisi, atas kasus intoleransi itu juga menuai reaksi dari para pegiat seni di Bali.

“Agak kaget dengea beritanya karena masih saja ada umat di perlakukan seperti itu,” ujar salah satu seniman Bali, Nyoman Ardika atau dikenal Sengap dari grup lawak Bali Celekontong Mas, Rabu (13/11).

Sengap pun meminta agar pihak PHDI untuk segera berkoordinasi dan juga meluruskan persoalan yang terjadi. 

“Karena semua harus bersinergi. Apa lagi dengan formasi kabinet  baru khususnya menteri agama yang baru,” sarannya.

Sengap juga meminta masyarakat tidak menelan kabar secara mentah-mentah. Semua harus disaring. 

Tak hanya di Bantul, beberapa kali juga kejadian yang serupa sering terjadi. Apakah bisa dikatakan nilai pluralisme di Indonesia sudah menurun?

“Ini memang menurunnya pendidikan budi pekerti. Karena sekarang kita selalu meningkatkan kepintaran bukan kecerdasan. Termasuk kecerdasan Intelektual, emosional dan religius. Sehingga kita akan menjadi arogan,” jawabnya.

Untuk itu, Sengap mengajak semua agar sadar diri.

“Marilah kita menyadari siapa kita. Dimana kita dan kita mau menjadi apa. Karena bangsa kita berlandasakan persatuan jadi harus menekankan dan membangkitkan nilai Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.

Selain itu, Sengap juga mengajak menjadi nusantara.

”Jadilah nusantara. Menyatulah dengan lingkungan dan budaya sekitar karena jika mau menyatu harus menjadi bagian dari wilayah itu sendiri,” terangnya.

Sementara secara terpisah, atas kasus yang terjadi di Bantul, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, mengaku masih melakukan koordinasi.

“Saya baru memantaunya. Berikan saya waktu untuk menanyakan secara detail persoalan yang terjadi disana,” aku Sudiana

 

Kabar yang tersiar menyebut odalan dihentikan karena adanya desakan dari sejumlah warga sekitar pelaksanaan upacara tersebut.

“Supaya tidak salah, saya koordinasi dulu. Nanti saya berikan penjelasannya,” tukas Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar ini

DENPASAR – Aksi pembubaran upacara Odalan atau peringatan Maha Lingga Padma Buana di Dusun Mangir Lor, Desa Mangir, Kecamatan pajangan, Kabupaten Bantul, DIY oleh Warga pada Selasa (12/11) terus menuai sorotan.

Tak hanya para tokoh dan politisi, atas kasus intoleransi itu juga menuai reaksi dari para pegiat seni di Bali.

“Agak kaget dengea beritanya karena masih saja ada umat di perlakukan seperti itu,” ujar salah satu seniman Bali, Nyoman Ardika atau dikenal Sengap dari grup lawak Bali Celekontong Mas, Rabu (13/11).

Sengap pun meminta agar pihak PHDI untuk segera berkoordinasi dan juga meluruskan persoalan yang terjadi. 

“Karena semua harus bersinergi. Apa lagi dengan formasi kabinet  baru khususnya menteri agama yang baru,” sarannya.

Sengap juga meminta masyarakat tidak menelan kabar secara mentah-mentah. Semua harus disaring. 

Tak hanya di Bantul, beberapa kali juga kejadian yang serupa sering terjadi. Apakah bisa dikatakan nilai pluralisme di Indonesia sudah menurun?

“Ini memang menurunnya pendidikan budi pekerti. Karena sekarang kita selalu meningkatkan kepintaran bukan kecerdasan. Termasuk kecerdasan Intelektual, emosional dan religius. Sehingga kita akan menjadi arogan,” jawabnya.

Untuk itu, Sengap mengajak semua agar sadar diri.

“Marilah kita menyadari siapa kita. Dimana kita dan kita mau menjadi apa. Karena bangsa kita berlandasakan persatuan jadi harus menekankan dan membangkitkan nilai Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.

Selain itu, Sengap juga mengajak menjadi nusantara.

”Jadilah nusantara. Menyatulah dengan lingkungan dan budaya sekitar karena jika mau menyatu harus menjadi bagian dari wilayah itu sendiri,” terangnya.

Sementara secara terpisah, atas kasus yang terjadi di Bantul, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, mengaku masih melakukan koordinasi.

“Saya baru memantaunya. Berikan saya waktu untuk menanyakan secara detail persoalan yang terjadi disana,” aku Sudiana

 

Kabar yang tersiar menyebut odalan dihentikan karena adanya desakan dari sejumlah warga sekitar pelaksanaan upacara tersebut.

“Supaya tidak salah, saya koordinasi dulu. Nanti saya berikan penjelasannya,” tukas Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar ini

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/