25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:30 AM WIB

Perkelahian Berdarah di Pegayaman, Dua Orang Tewas di TKP, Dua Orang Buron

SINGARAJA-Perkelahian berdarah terjadi di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, pada Minggu (3/7) malam. Sebanyak dua orang tewas dalam perkelahian tersebut. Perkelahian itu diduga melibatkan 4 orang pria. Masing-masing Ketut Fauzi, Edi Salman, Jafar, dan Nu’ul.

 

Peristiwa itu terjadi pada pukul 23.00 malam. Peristiwa bermula saat Edi Salman, Jafar, dan Nu’ul mendatangi rumah Ketut Fauzi. Mereka hendak membuat perhitungan dengan Ketut Fauzi. Mereka menduga, Fauzi melaporkan Edi Salman dan kawan-kawan ke polisi.

 

Bila ditarik ke belakang, Edi Salman dan kelompoknya diduga sempat melakukan aksi pencurian sepeda motor di wilayah Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada pada 28 Mei lalu. Saat itu mereka mencuri sepeda motor DK 2195 VN milik Kadek Bisma Joana, warga Desa Kubutambahan. Mereka bersembunyi dari kejaran polisi selama 2 bulan terakhir. Nah pada akhir Juni, polisi mendapat informasi bahwa komplotan ini telah kembali ke rumahnya di wilayah Desa Pegayaman.

 

Pada Kamis (30/6) pekan lalu, polisi menggerebek Edi Salman di rumahnya yang ada di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman. Polisi sempat melepas tembakan peringatan. Namun Edi Salman tetap berhasil kabur.

 

Edi Salman pun curiga bila Fauzi yang membocorkan informasi kepulangan dirinya ke rumah. Kebetulan rumah Fauzi dan Edi Salman hanya berjarak beberapa meter saja.

 

Pada pukul 23.00 Minggu (3/7) malam, Edi Salman bersama Jafar dan Nu’ul mendatangi rumah Fauzi. Mereka langsung terlibat cek-cok. Tak berselang lama, langsung terjadi perkelahian. Istri Ketut Fauzi pun berteriak minta tolong. Hingga warga sekitar berdatangan.

 

Saat itu warga menemukan Edi Salman dan Ketut Fauzi bersimbah darah di teras rumah. Sementara Jafar dan Nuul tak ada di tempat. Fauzi langsung dilarikan ke RSUD Buleleng. Ia dinyatakan tewas di RSUD Buleleng dalam kondisi luka parah pada dada kanan, pergelangan tangan kiri, dan lengan kiri.

 

Sementara Edi Salman meninggal di tempat kejadian dalam kondisi luka parah di bagian kaki dan dada. Belakangan jenazah Edi Salman dievakuasi ke RSUD Buleleng oleh tim Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng.

 

Kapolsek Sukasada Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengatakan, Edi Salman sempat membawa selongsong peluru ke rumah Fauzi. Diduga selongsong itu merupakan bekas tembakan peringatan yang dilontarkan polisi pada pekan lalu.

 

“Kelompok Edi Salman ini menduga saudara Fauzi membocorkan informasi pada kepolisian. Sebenarnya posisi Fauzi ini memberikan saran pada kelompok itu agar berhenti melakukan tindak kriminal. Nah, saran itu tidak ditanggapi dengan baik, sehingga semalam terjadi perkelahian seperti itu,” ungkap Agus Dwi saat ditemui di Mapolsek Sukasada, Senin (4/7).

 

Menurut Agus Dwi, kelompok Edi Salman kerap melakukan tindak kriminal. Termasuk di sekitar tempat tinggalnya. Namun hingga kini warga memilih tidak melaporkan peristiwa pencurian itu.

 

Hingga kini polisi telah memeriksa sebanyak 5 orang saksi dalam peristiwa tersebut. Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, yakni sebuah kelewang dan sebuah kursi. Polisi juga masih mengejar Jafar dan Nu’ul. Namun polisi belum dapat memastikan apakah Jafar dan Nu’ul terlibat dalam peristiwa pembunuhan itu.

 

“Khusus yang dua orang itu, belum bisa kami katakan sebagai pelaku. Karena masih harus mendengar keterangan saksi-saksi. Istri dari Fauzan belum bisa kami minta keterangan, karena masih syok. Kami masih kembangkan lagi peristiwa ini,” tegas Agus Dwi.

 

Polisi telah menyerahkan jenazah Fauzan dan Edi Salman pada pihak keluarga. Keduanya dikuburkan di pemakaman setempat pada Senin sore. (eps)

 

SINGARAJA-Perkelahian berdarah terjadi di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, pada Minggu (3/7) malam. Sebanyak dua orang tewas dalam perkelahian tersebut. Perkelahian itu diduga melibatkan 4 orang pria. Masing-masing Ketut Fauzi, Edi Salman, Jafar, dan Nu’ul.

 

Peristiwa itu terjadi pada pukul 23.00 malam. Peristiwa bermula saat Edi Salman, Jafar, dan Nu’ul mendatangi rumah Ketut Fauzi. Mereka hendak membuat perhitungan dengan Ketut Fauzi. Mereka menduga, Fauzi melaporkan Edi Salman dan kawan-kawan ke polisi.

 

Bila ditarik ke belakang, Edi Salman dan kelompoknya diduga sempat melakukan aksi pencurian sepeda motor di wilayah Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada pada 28 Mei lalu. Saat itu mereka mencuri sepeda motor DK 2195 VN milik Kadek Bisma Joana, warga Desa Kubutambahan. Mereka bersembunyi dari kejaran polisi selama 2 bulan terakhir. Nah pada akhir Juni, polisi mendapat informasi bahwa komplotan ini telah kembali ke rumahnya di wilayah Desa Pegayaman.

 

Pada Kamis (30/6) pekan lalu, polisi menggerebek Edi Salman di rumahnya yang ada di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman. Polisi sempat melepas tembakan peringatan. Namun Edi Salman tetap berhasil kabur.

 

Edi Salman pun curiga bila Fauzi yang membocorkan informasi kepulangan dirinya ke rumah. Kebetulan rumah Fauzi dan Edi Salman hanya berjarak beberapa meter saja.

 

Pada pukul 23.00 Minggu (3/7) malam, Edi Salman bersama Jafar dan Nu’ul mendatangi rumah Fauzi. Mereka langsung terlibat cek-cok. Tak berselang lama, langsung terjadi perkelahian. Istri Ketut Fauzi pun berteriak minta tolong. Hingga warga sekitar berdatangan.

 

Saat itu warga menemukan Edi Salman dan Ketut Fauzi bersimbah darah di teras rumah. Sementara Jafar dan Nuul tak ada di tempat. Fauzi langsung dilarikan ke RSUD Buleleng. Ia dinyatakan tewas di RSUD Buleleng dalam kondisi luka parah pada dada kanan, pergelangan tangan kiri, dan lengan kiri.

 

Sementara Edi Salman meninggal di tempat kejadian dalam kondisi luka parah di bagian kaki dan dada. Belakangan jenazah Edi Salman dievakuasi ke RSUD Buleleng oleh tim Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng.

 

Kapolsek Sukasada Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengatakan, Edi Salman sempat membawa selongsong peluru ke rumah Fauzi. Diduga selongsong itu merupakan bekas tembakan peringatan yang dilontarkan polisi pada pekan lalu.

 

“Kelompok Edi Salman ini menduga saudara Fauzi membocorkan informasi pada kepolisian. Sebenarnya posisi Fauzi ini memberikan saran pada kelompok itu agar berhenti melakukan tindak kriminal. Nah, saran itu tidak ditanggapi dengan baik, sehingga semalam terjadi perkelahian seperti itu,” ungkap Agus Dwi saat ditemui di Mapolsek Sukasada, Senin (4/7).

 

Menurut Agus Dwi, kelompok Edi Salman kerap melakukan tindak kriminal. Termasuk di sekitar tempat tinggalnya. Namun hingga kini warga memilih tidak melaporkan peristiwa pencurian itu.

 

Hingga kini polisi telah memeriksa sebanyak 5 orang saksi dalam peristiwa tersebut. Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, yakni sebuah kelewang dan sebuah kursi. Polisi juga masih mengejar Jafar dan Nu’ul. Namun polisi belum dapat memastikan apakah Jafar dan Nu’ul terlibat dalam peristiwa pembunuhan itu.

 

“Khusus yang dua orang itu, belum bisa kami katakan sebagai pelaku. Karena masih harus mendengar keterangan saksi-saksi. Istri dari Fauzan belum bisa kami minta keterangan, karena masih syok. Kami masih kembangkan lagi peristiwa ini,” tegas Agus Dwi.

 

Polisi telah menyerahkan jenazah Fauzan dan Edi Salman pada pihak keluarga. Keduanya dikuburkan di pemakaman setempat pada Senin sore. (eps)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/