29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:25 AM WIB

Diperiksa Polisi, JRX SID Dicecar 13 Pertanyaan

DENPASAR – Drummer Superman Is Dead (SID) JRX diperiksa di Polda Bali, Kamis (6/8). Dalam pemeriksaan itu, pria bernama lengkap I Gede Ari Astina itu dicecar 13 pertanyaan oleh penyidik Dit Reskrimsus Polda Bali. Hal itu juga diakui I Wayan Gendo Suardana, selaku kuasa hukum JRX. 

“Klien saya diperiksa dengan 13 pertanyaan, terkait dengan beberapa postingan Instagram, dengan akun @jrxsid tertanggal 13 juni 2020 dan postingan 15 juni 2020,” kata Gendo usai proses pemeriksaan.

Terhadap sejumlah pertanyaan itu, lanjut Gendo, sudah dijelaskan tidak ada kebencian secara pribadi terhadap dokter maupun tenaga kesehatan. Dijelaskan Gendo, bahwa apa yang diposting JRX di akun Instagram-nya merupakan bentuk kritikan. Di mana JRX memiliki harapan besar kepada IDI selaku satu-satunya organisasi kedokteran di Indonesia dan diakui undang-undang. Sedangkan terkait kata “kacung” yang dilontarkan JRX pada postingannya itu, Gendo menganggap bahwa itu hanya masalah tafsiran saja. 

“Kata kacung itu soal tafsiran saja, karena kacung itu kan pelayan (artinya) dalam KBBI, dan tafsir itu bukan budak,” ujarnya lagi.

Lanjut dia bahwa pada prinsipnya pihak JRX mengutamakan mediasi. Pasalnya Gendo menganggap bahwa masalah itu hanya masalah persepsi saja. Dalam hal itu, imbuhnya, kliennya tersebut dalam persepsi mengkritik. Sehingga perlu diadakan mediasi atau rekonsiliasi. 

“Karena sekali lagi yang disampaikan JRX adalah itu harapan kepada IDI, karena IDI satu-satunya organisasi agen of change (agen perubahan). Sehingga dalam postingannya JRX  minta penjelasan IDI dalam rapid test layanan rumah sakit sebagai syarat yang nyata-nyata itu sudah dilarang oleh perhimpunan rumah sakit. Kami tidak mau berandai-berandai, tetap kami utamakan jalan kekeluargaan, pidana adalah jalan terakhir,” tambah Gendo.

Sementara itu, pada momen yang sama, JRX menyarankan IDI untuk bisa berdialog langsung dengannya. Karena menurut dia semua hal bisa dibicarakan baik-baik. Apalagi dia mengaku tidak punya niat menghina IDI

“Tidak ada menaruh dendam kepada IDI. Karena saya percaya penuh mereka punya kemampuan, kecerdasan untuk melakukan sesuatu untuk mengubah regulasi. Karena mereka diam maka saya meminta penjelasan. Karena mereka tidak memberi penjelasan, maka ujungnya seperti ini,” tandas JRX.

DENPASAR – Drummer Superman Is Dead (SID) JRX diperiksa di Polda Bali, Kamis (6/8). Dalam pemeriksaan itu, pria bernama lengkap I Gede Ari Astina itu dicecar 13 pertanyaan oleh penyidik Dit Reskrimsus Polda Bali. Hal itu juga diakui I Wayan Gendo Suardana, selaku kuasa hukum JRX. 

“Klien saya diperiksa dengan 13 pertanyaan, terkait dengan beberapa postingan Instagram, dengan akun @jrxsid tertanggal 13 juni 2020 dan postingan 15 juni 2020,” kata Gendo usai proses pemeriksaan.

Terhadap sejumlah pertanyaan itu, lanjut Gendo, sudah dijelaskan tidak ada kebencian secara pribadi terhadap dokter maupun tenaga kesehatan. Dijelaskan Gendo, bahwa apa yang diposting JRX di akun Instagram-nya merupakan bentuk kritikan. Di mana JRX memiliki harapan besar kepada IDI selaku satu-satunya organisasi kedokteran di Indonesia dan diakui undang-undang. Sedangkan terkait kata “kacung” yang dilontarkan JRX pada postingannya itu, Gendo menganggap bahwa itu hanya masalah tafsiran saja. 

“Kata kacung itu soal tafsiran saja, karena kacung itu kan pelayan (artinya) dalam KBBI, dan tafsir itu bukan budak,” ujarnya lagi.

Lanjut dia bahwa pada prinsipnya pihak JRX mengutamakan mediasi. Pasalnya Gendo menganggap bahwa masalah itu hanya masalah persepsi saja. Dalam hal itu, imbuhnya, kliennya tersebut dalam persepsi mengkritik. Sehingga perlu diadakan mediasi atau rekonsiliasi. 

“Karena sekali lagi yang disampaikan JRX adalah itu harapan kepada IDI, karena IDI satu-satunya organisasi agen of change (agen perubahan). Sehingga dalam postingannya JRX  minta penjelasan IDI dalam rapid test layanan rumah sakit sebagai syarat yang nyata-nyata itu sudah dilarang oleh perhimpunan rumah sakit. Kami tidak mau berandai-berandai, tetap kami utamakan jalan kekeluargaan, pidana adalah jalan terakhir,” tambah Gendo.

Sementara itu, pada momen yang sama, JRX menyarankan IDI untuk bisa berdialog langsung dengannya. Karena menurut dia semua hal bisa dibicarakan baik-baik. Apalagi dia mengaku tidak punya niat menghina IDI

“Tidak ada menaruh dendam kepada IDI. Karena saya percaya penuh mereka punya kemampuan, kecerdasan untuk melakukan sesuatu untuk mengubah regulasi. Karena mereka diam maka saya meminta penjelasan. Karena mereka tidak memberi penjelasan, maka ujungnya seperti ini,” tandas JRX.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/