28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:29 AM WIB

Mimih! Diduga Alami Kram, Perajin Tewas Terendam di Saluran Irigasi

RadarBali.com – Kasus mayat ditemukan di saluran subak kembali terulang. Kali ini, seorang perajin tas kulit, I Gusti Nyoman Swastika, 43,

ditemukan tewas di saluran irigasi Subak Kumba, Banjar Kawan, Desa Tampaksiring, Senin (6/11) pukul 07.00. Perajin itu diduga tewas lantaran kram.

Kapolsek Tampaksiring, AKP Made Tama menyatakan dari hasil pemeriksaan memang tidak ada bekas luka pada tubuh korban, baik itu luka kekerasan maupun luka jatuh terpeleset.

“Tidak ada luka, jadi dugaan sementara saat mencuci itu (Minggu sore, red) korban mengalami kram,” ujar AKP Tama, kemarin.

Diperkirakan, saat korban mencuci di sungai saluran subak pada Minggu sore lalu (5/11), saat itu kaki korban keram lalu terpeleset ke saluran subak menyerupai parit.

“Kemudian korban terjatuh ke sungai. Korban tidak bisa bangun sehingga terendam terus tidak ada yang menolong,” jelas Tama.

Korban Swastika pun akhirnya ditemukan keesokan harinya, yakni pada Senin kemarin oleh warga yang melintas di sempadan saluran subak.

Melihat ada sesosok mayat berada di sungai, beberapa warga yang melihat langsung melakukan evakuasi terhadap korban.

Warga pun dibantu kerabat korban dan langsung membawa korban ke rumah duka. Di rumah duka, petugas pun mengecek jasad korban.

Dari hasil pemeriksaan, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka pada bagian tubuh luarnya. Kasus ini pun murni musibah dan pihak keluarga merelakan kepergian korban.

Berdasar informasi, korban yang masih bujangan itu sudah biasa mencuci pakaian termasuk mandi di saluran subak menyerupai parit dengan air yang jernih.

Saat mencuci pakaian, korban Swastika hanya mengenakan celana dalam saja. Pada Minggu itu, pihak keluarganya sempat bingung karena tumben sampai malam belum pulang dari mencuci baju.

Pihak keluarga sempat bertanya kesana-kemari. Tapi karena situasi gelap dan korban masih bujangan, pihak keluarga memilih melakukan pencarian esok harinya.

Tak disangka, Senin kemarin, yang hendak menuju sawah dikejutkan dengan temuan mayat di tengah aliran sungai. Dari situlah, pihak keluarga mengetahui korban sudah tidak bernyawa.

Jasad korban kini ditidurkan di rumah duka. Kemudian hari Selasa ini digelar upacara Makingsen Digeni dan dilanjutkan upacara Ngaben pada Penampahan Kuningan pada Jumat (10/11) mendatang

RadarBali.com – Kasus mayat ditemukan di saluran subak kembali terulang. Kali ini, seorang perajin tas kulit, I Gusti Nyoman Swastika, 43,

ditemukan tewas di saluran irigasi Subak Kumba, Banjar Kawan, Desa Tampaksiring, Senin (6/11) pukul 07.00. Perajin itu diduga tewas lantaran kram.

Kapolsek Tampaksiring, AKP Made Tama menyatakan dari hasil pemeriksaan memang tidak ada bekas luka pada tubuh korban, baik itu luka kekerasan maupun luka jatuh terpeleset.

“Tidak ada luka, jadi dugaan sementara saat mencuci itu (Minggu sore, red) korban mengalami kram,” ujar AKP Tama, kemarin.

Diperkirakan, saat korban mencuci di sungai saluran subak pada Minggu sore lalu (5/11), saat itu kaki korban keram lalu terpeleset ke saluran subak menyerupai parit.

“Kemudian korban terjatuh ke sungai. Korban tidak bisa bangun sehingga terendam terus tidak ada yang menolong,” jelas Tama.

Korban Swastika pun akhirnya ditemukan keesokan harinya, yakni pada Senin kemarin oleh warga yang melintas di sempadan saluran subak.

Melihat ada sesosok mayat berada di sungai, beberapa warga yang melihat langsung melakukan evakuasi terhadap korban.

Warga pun dibantu kerabat korban dan langsung membawa korban ke rumah duka. Di rumah duka, petugas pun mengecek jasad korban.

Dari hasil pemeriksaan, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka pada bagian tubuh luarnya. Kasus ini pun murni musibah dan pihak keluarga merelakan kepergian korban.

Berdasar informasi, korban yang masih bujangan itu sudah biasa mencuci pakaian termasuk mandi di saluran subak menyerupai parit dengan air yang jernih.

Saat mencuci pakaian, korban Swastika hanya mengenakan celana dalam saja. Pada Minggu itu, pihak keluarganya sempat bingung karena tumben sampai malam belum pulang dari mencuci baju.

Pihak keluarga sempat bertanya kesana-kemari. Tapi karena situasi gelap dan korban masih bujangan, pihak keluarga memilih melakukan pencarian esok harinya.

Tak disangka, Senin kemarin, yang hendak menuju sawah dikejutkan dengan temuan mayat di tengah aliran sungai. Dari situlah, pihak keluarga mengetahui korban sudah tidak bernyawa.

Jasad korban kini ditidurkan di rumah duka. Kemudian hari Selasa ini digelar upacara Makingsen Digeni dan dilanjutkan upacara Ngaben pada Penampahan Kuningan pada Jumat (10/11) mendatang

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/