25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:43 AM WIB

Tak Kunjung Menyerah, Jero Jangol Diduga Tersiksa dan Ketakutan

RadarBali.com – Ulah wakil ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra Jero Gede Komang Swastika alias Jero Jangol yang tak kunjung menyerahkan diri, menyita perhatian publik.

Mereka bertanya-tanya, sebegitu sakti atau licin kah sehingga Jero Jangol tak kunjung bisa ditangkap aparat kepolisian.

Namun, ada fakta baru yang diungkap sumber kepolisian kepada Jawa Pos Radar Bali kemarin. Menurutnya, di tempat persembunyiannya, Jero Jangol dipastikan tersiksa. Kok?

Karena Jero Jangol diketahui sebagai pecandu berat narkoba. Jika berhenti mendadak mengonsumsi narkoba, dia bisa sakauw.

“Yang saya tahu, akan ada reaksi dari pengurangan dosis narkoba yang digunakan. Gejala sakauw, sama kuat dengan saat kecanduan narkoba,” ungkap sumber kepolisian.

Ditambahkan, pecandu sabu sabu secara emosional akan menunjukkan depresi, mood yang mudah berubah, sulit berkonsentrasi hingga paranoid.

“Diduga kuat Jero Jangol merasa ketakutan yang luar biasa. Karena itu diduga kuat ini memilih terus bersembunyi,” tuturnya.

Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Putu Gede Suwastawa mengatakan, seorang pemakai sabu sabu ada tiga sifat yang dimiliki.

Pertama habitual. Seseorang pecandu akan ingat habitat-habitat, komunitas dan teman karibnya, toleran dan minta lebih.

Kedua toleran, meminta lebih atau kecanduan. Khusus untuk Jero Jangol yang sudah taraf kecanduan, kata dia,

jika secara mendadak berhenti mengonsumsi, yang bersangkutan bisa kesulitan konsentrasi, halusinasi, cemas, gelisah, paranoid, dan lain sebagainya.

“Ya, semua tergantung dari daya tahan mereka masing-masing. Selama ini yang kami tangani, paling sakauw dan teriak-teriak tapi pecandu sabu yang sudah jalani rehab di BNNP, tidak mengapa kok,” tuturnya. 

RadarBali.com – Ulah wakil ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra Jero Gede Komang Swastika alias Jero Jangol yang tak kunjung menyerahkan diri, menyita perhatian publik.

Mereka bertanya-tanya, sebegitu sakti atau licin kah sehingga Jero Jangol tak kunjung bisa ditangkap aparat kepolisian.

Namun, ada fakta baru yang diungkap sumber kepolisian kepada Jawa Pos Radar Bali kemarin. Menurutnya, di tempat persembunyiannya, Jero Jangol dipastikan tersiksa. Kok?

Karena Jero Jangol diketahui sebagai pecandu berat narkoba. Jika berhenti mendadak mengonsumsi narkoba, dia bisa sakauw.

“Yang saya tahu, akan ada reaksi dari pengurangan dosis narkoba yang digunakan. Gejala sakauw, sama kuat dengan saat kecanduan narkoba,” ungkap sumber kepolisian.

Ditambahkan, pecandu sabu sabu secara emosional akan menunjukkan depresi, mood yang mudah berubah, sulit berkonsentrasi hingga paranoid.

“Diduga kuat Jero Jangol merasa ketakutan yang luar biasa. Karena itu diduga kuat ini memilih terus bersembunyi,” tuturnya.

Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Putu Gede Suwastawa mengatakan, seorang pemakai sabu sabu ada tiga sifat yang dimiliki.

Pertama habitual. Seseorang pecandu akan ingat habitat-habitat, komunitas dan teman karibnya, toleran dan minta lebih.

Kedua toleran, meminta lebih atau kecanduan. Khusus untuk Jero Jangol yang sudah taraf kecanduan, kata dia,

jika secara mendadak berhenti mengonsumsi, yang bersangkutan bisa kesulitan konsentrasi, halusinasi, cemas, gelisah, paranoid, dan lain sebagainya.

“Ya, semua tergantung dari daya tahan mereka masing-masing. Selama ini yang kami tangani, paling sakauw dan teriak-teriak tapi pecandu sabu yang sudah jalani rehab di BNNP, tidak mengapa kok,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/