25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:30 AM WIB

Turun Menyelam Bantu Ganti Receiver, Ini Sosok Surya di Mata Kadis KP

AMLAPURA – Upaya pencarian terhadap I Gede Surya Risuana, 26, peneliti bawah laut yang bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali

yang hilang saat menyelam di perairan Tepekong Candidasa, Manggis, Karangasem, kemarin masih terus dilakukan hingga Minggu hari ini.

Sayangnya upaya pencarian viat laut dan udara dengan melibatkan unsur SAR, speed boat, dan helikopter Basarnas Bali, belum membuahkan hasil. Korban I Gede Surya hingga berita ini diturunkan belum juga ditemukan.

Nasib nahas yang menimpa korban bermula ketika tim peneliti gabungan terdiri dari 8 orang perwakilan dari Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia (PUSRISKAN-BRSDM)

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL)

Denpasar dan Yayasan WWF Indonesia, melakukan penyelaman di Pulau Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem.

Tim bermaksud memeriksa alat pendataan pola gerak hiu sebagai bagian dari Program Penelitian Pola Gerak Hiu.

Tim peneliti gabungan melakukan penyelaman untuk mengambil alat pendataan pola gerak hiu (receiver) dan berencana untuk menggantinya dengan receiver baru.

Saat tiba di lokasi, tim menunggu sekitar 1 jam sebelum melakukan penyelaman hingga arus permukaan tenang dengan kondisi cuaca berawan.

Tim penyelam yang terdiri dari 6 orang (2 diantaranya adalah tenaga ahli berpengalaman yang bersertifkat instruktur) turun bersamaan dan 2 orang tetap berjaga di kapal.

Setelah 10 menit penyelaman, satu per satu anggota tim muncul ke permukaan, namun hingga lebih dari 20 menit satu anggota penyelam bernama I Gede Surya Risuana,

perwakilan DKP Provinsi Bali, hilang dan belum berhasil ditemukan. Diperkirakan korban Surya terbawa arus kuat yang sebelumnya tak terprediksi.

Yayasan WWF Indonesia selaku pengelola kegiatan penyelaman tersebut segera menghubungi dan meminta pertolongan kepada tim SAR Gabungan dari Basarnas Bali, Polairud Karangasem, Bakamla, Balawista, dan TNI AL pos TNI Candidasa.

Surya telah menjadi bagian tim peneliti sejak bulan September 2020, yaitu sebagai tim pendukung saat pemasangan alat receiver dan tim pemasang alat penanda pada hiu.

“DKP Provinsi Bali secara resmi memberikan penugasan kepada I Gede Surya Risuana sebagai tim peneliti gabungan di program Penelitian Pola Gerak Hiu,” ungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I Made Sudarsana.

 Seluruh tim peneliti gabungan, Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia (PUSRISKAN-BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali,

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan Yayasan WWF Indonesia merasakan keprihatinan

yang sangat mendalam dan membutuhkan doa serta dukungan agar korban Surya dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. 

AMLAPURA – Upaya pencarian terhadap I Gede Surya Risuana, 26, peneliti bawah laut yang bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali

yang hilang saat menyelam di perairan Tepekong Candidasa, Manggis, Karangasem, kemarin masih terus dilakukan hingga Minggu hari ini.

Sayangnya upaya pencarian viat laut dan udara dengan melibatkan unsur SAR, speed boat, dan helikopter Basarnas Bali, belum membuahkan hasil. Korban I Gede Surya hingga berita ini diturunkan belum juga ditemukan.

Nasib nahas yang menimpa korban bermula ketika tim peneliti gabungan terdiri dari 8 orang perwakilan dari Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia (PUSRISKAN-BRSDM)

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL)

Denpasar dan Yayasan WWF Indonesia, melakukan penyelaman di Pulau Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem.

Tim bermaksud memeriksa alat pendataan pola gerak hiu sebagai bagian dari Program Penelitian Pola Gerak Hiu.

Tim peneliti gabungan melakukan penyelaman untuk mengambil alat pendataan pola gerak hiu (receiver) dan berencana untuk menggantinya dengan receiver baru.

Saat tiba di lokasi, tim menunggu sekitar 1 jam sebelum melakukan penyelaman hingga arus permukaan tenang dengan kondisi cuaca berawan.

Tim penyelam yang terdiri dari 6 orang (2 diantaranya adalah tenaga ahli berpengalaman yang bersertifkat instruktur) turun bersamaan dan 2 orang tetap berjaga di kapal.

Setelah 10 menit penyelaman, satu per satu anggota tim muncul ke permukaan, namun hingga lebih dari 20 menit satu anggota penyelam bernama I Gede Surya Risuana,

perwakilan DKP Provinsi Bali, hilang dan belum berhasil ditemukan. Diperkirakan korban Surya terbawa arus kuat yang sebelumnya tak terprediksi.

Yayasan WWF Indonesia selaku pengelola kegiatan penyelaman tersebut segera menghubungi dan meminta pertolongan kepada tim SAR Gabungan dari Basarnas Bali, Polairud Karangasem, Bakamla, Balawista, dan TNI AL pos TNI Candidasa.

Surya telah menjadi bagian tim peneliti sejak bulan September 2020, yaitu sebagai tim pendukung saat pemasangan alat receiver dan tim pemasang alat penanda pada hiu.

“DKP Provinsi Bali secara resmi memberikan penugasan kepada I Gede Surya Risuana sebagai tim peneliti gabungan di program Penelitian Pola Gerak Hiu,” ungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I Made Sudarsana.

 Seluruh tim peneliti gabungan, Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia (PUSRISKAN-BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali,

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan Yayasan WWF Indonesia merasakan keprihatinan

yang sangat mendalam dan membutuhkan doa serta dukungan agar korban Surya dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/