SINGARAJA – Tim gabungan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng tak main-main untuk menghentikan penyebaran corona yang kian massif.
Salah satu yang jadi sasaran adalah kerumunan massa. Karena itu, ketika mendapat informasi ada kerumunan massa di arena judi tajen di Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, tim langsung bergerak.
Yang mengejutkan, setiba di TKP, para bebotoh yang hadir di arena tajen tersebut tidak ada yang mengenakan masker. Mereka semburat setelah tahu petugas datang.
“Itu awalnya dari informasi dari masyarakat. Akhirnya kami tim gabungan turun bersama. Saat di sana memang ramai sekali.
Jadi, ada kerumunan, nggak pakai masker, tidak ada yang jaga jarak, apalagi fasilitas cuci tangan. Itu sudah jelas nggak ada,” ujar Dandim 1609/Buleleng yang juga Wakil Ketua GTPP Covid-19 Buleleng Letkol Inf Windra Lisrianto.
Yang mengejutkan, arena judi tajen itu terbilang permanen. Setelah membubarkan aksi judi tajen itu, tim menggelandang penyelenggara tajen Komang Suardika alias Mang Cik, 47, ke Kantor Camat Kubutambahan.
Selanjutnya Mang Cik diberikan pembinaan agar tidak menyelenggarakan judi tajen kembali.
Penyelenggara juga diminta menandatangani surat pernyataan bahwa tak akan mengulangi perbuatannya.
Letkol Inf Windra menyebut keberadaan aktifitas tajen itu kontra produktif dengan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan pemerintah.
Terlebih Gubernur Bali Wayan Koster telah meminta agar tajen tak diselenggarakan sementara waktu. Sebab ada indikasi kemunculan klaster baru yang bersumber dari arena judi tajen.
“Ini sesuai arahan Pak Gubernur juga. Bahwa sekarang terindikasi tajen itu jadi klaster. Mungkin saja ada di tempat lain.
Tapi kami harap dengan kegiatan hari ini, ada shock therapy. Kalau masih ada yang membandel, satgas pasti akan turun lagi,” tegas Windra.