25.6 C
Jakarta
19 September 2024, 8:36 AM WIB

2 Kali Pindah Lokasi Kelahi, Begini Cerita Pelajar 2 Kabupaten Bentrok

SEMARAPURA – Perkelahian massal yang melibatkan dua kelompok pelajar beda kabupaten nyaris terjadi di Klungkung, Sabtu (12/10) malam kemarin.

Beruntung, aksi perkelahian di Desa Manduang, Kecamatan Klungkung, itu berhasil dicegah warga sehingga tidak sampai meluas dan memakan korban jiwa.

Menurut informasi, terungkapnya aksi perkelahian pelajar itu bermula ketika warga melihat segerombolan

anak remaja mengendarai sepeda motor berkumpul di jembatan panjang perbatasan antara Desa Manduang dan Desa Aan.

Karena curiga puluhan anak remaja tersebut akan berkelahi di tempat tersebut, warga setempat langsung mengamankan mereka.

Namun saat diamankan ada sejumlah remaja yang berhasil kabur. Sehingga hanya sekitar 13 orang anak remaja saja yang berhasil diamankan ke Bale Banjar Jero, Desa Manduang.

13 remaja yang berhasil diamankan itu terdiri dari 3 remaja asal Kecamatan Dawan, Kecamatan Klungkung  dan 10 remaja asal Kecamatan Sidemen, Karangasem.

Kepada warga, para remaja itu mengaku hendak saling bentrok setelah terjadi aksi saling ejek dan tantang dua orang pelajar yang bersekolah

di salah satu sekolah swasta di Klungkung, yakni I Ketut WAG, 16, asal Kecamatan Dawan dan I Putu APG, 15, saat berada di sekolah.

Mereka akhirnya menentukan waktu dan tempat untuk berkelahi. Sebelumnya lokasi yang dipilih adalah di kuburan wilayah Desa Paksebali, Kecamatan Dawan.

Hanya saja karena di lokasi cukup ramai, akhirnya mereka memutuskan untuk berkelahi di jembatan panjang perbatasan antara Desa Manduang dan Desa Aan.

Meski yang bermasalah hanya mereka berdua. Ternyata saat akan berkelahi, I Ketut WAG dan I Putu APG masing-masing membawa teman-temannya hingga berjumlah sekitar 20 orang lebih.

Dari kubu I Ketut WAG, yang berhasil diamankan hanya I Ketut WAG dan dua rekannya. Sementara dari kubu I Putu APG yang berhasil diamankan adalah I Putu APG dan sembilan orang rekannya.

Perbekel Manduang Rai Adi Susanta mengatakan, jumlah remaja yang akan berkelahi itu sebenarnya cukup banyak.

Namun setelah akan diamankan oleh warga, banyak dari mereka yang kabur dan hanya sekitar 13 orang remaja saja yang berhasil diamankan.

“Oleh warga, anak-anak itu diamankan di Bale Banjar Jero. Banyak jumlah warga yang mengamankan remaja yang nyaris berkelahi ini namun tidak sampai memukul kulkul,” katanya.

Wakapolres Klungkung Kompol Ida Bagus Dedi Januartha menjelaskan, 13 remaja yang berhasil diamankan itu masih dimintai keterangannya hingga kemarin.

Selain itu pihaknya juga memberikan arahan kepada orang tua remaja yang berhasil diamankan itu. Dalam arahannya itu, pihaknya meminta agar orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya.

Jika anak-anaknya keluar di malam hari, agar ditanyakan tujuan dan dicari tahu ke mana anak-anak mereka pergi.

“Dari jajaran Polres dan Polsek ini akan gencar melaksanakan K2YD (Kegiatan Kepolisian yang Ditingkatkan, Red). Besok orang tua dan guru remaja tersebut akan kami undang untuk bertemu,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Perkelahian massal yang melibatkan dua kelompok pelajar beda kabupaten nyaris terjadi di Klungkung, Sabtu (12/10) malam kemarin.

Beruntung, aksi perkelahian di Desa Manduang, Kecamatan Klungkung, itu berhasil dicegah warga sehingga tidak sampai meluas dan memakan korban jiwa.

Menurut informasi, terungkapnya aksi perkelahian pelajar itu bermula ketika warga melihat segerombolan

anak remaja mengendarai sepeda motor berkumpul di jembatan panjang perbatasan antara Desa Manduang dan Desa Aan.

Karena curiga puluhan anak remaja tersebut akan berkelahi di tempat tersebut, warga setempat langsung mengamankan mereka.

Namun saat diamankan ada sejumlah remaja yang berhasil kabur. Sehingga hanya sekitar 13 orang anak remaja saja yang berhasil diamankan ke Bale Banjar Jero, Desa Manduang.

13 remaja yang berhasil diamankan itu terdiri dari 3 remaja asal Kecamatan Dawan, Kecamatan Klungkung  dan 10 remaja asal Kecamatan Sidemen, Karangasem.

Kepada warga, para remaja itu mengaku hendak saling bentrok setelah terjadi aksi saling ejek dan tantang dua orang pelajar yang bersekolah

di salah satu sekolah swasta di Klungkung, yakni I Ketut WAG, 16, asal Kecamatan Dawan dan I Putu APG, 15, saat berada di sekolah.

Mereka akhirnya menentukan waktu dan tempat untuk berkelahi. Sebelumnya lokasi yang dipilih adalah di kuburan wilayah Desa Paksebali, Kecamatan Dawan.

Hanya saja karena di lokasi cukup ramai, akhirnya mereka memutuskan untuk berkelahi di jembatan panjang perbatasan antara Desa Manduang dan Desa Aan.

Meski yang bermasalah hanya mereka berdua. Ternyata saat akan berkelahi, I Ketut WAG dan I Putu APG masing-masing membawa teman-temannya hingga berjumlah sekitar 20 orang lebih.

Dari kubu I Ketut WAG, yang berhasil diamankan hanya I Ketut WAG dan dua rekannya. Sementara dari kubu I Putu APG yang berhasil diamankan adalah I Putu APG dan sembilan orang rekannya.

Perbekel Manduang Rai Adi Susanta mengatakan, jumlah remaja yang akan berkelahi itu sebenarnya cukup banyak.

Namun setelah akan diamankan oleh warga, banyak dari mereka yang kabur dan hanya sekitar 13 orang remaja saja yang berhasil diamankan.

“Oleh warga, anak-anak itu diamankan di Bale Banjar Jero. Banyak jumlah warga yang mengamankan remaja yang nyaris berkelahi ini namun tidak sampai memukul kulkul,” katanya.

Wakapolres Klungkung Kompol Ida Bagus Dedi Januartha menjelaskan, 13 remaja yang berhasil diamankan itu masih dimintai keterangannya hingga kemarin.

Selain itu pihaknya juga memberikan arahan kepada orang tua remaja yang berhasil diamankan itu. Dalam arahannya itu, pihaknya meminta agar orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya.

Jika anak-anaknya keluar di malam hari, agar ditanyakan tujuan dan dicari tahu ke mana anak-anak mereka pergi.

“Dari jajaran Polres dan Polsek ini akan gencar melaksanakan K2YD (Kegiatan Kepolisian yang Ditingkatkan, Red). Besok orang tua dan guru remaja tersebut akan kami undang untuk bertemu,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/