DENPASAR- Insiden pelemparan yang dilakukan ratusan siswa terhadap ketua Pembina yayasan Dwijendra disesalkan banyak pihak.
Bukan hanya dikhawatirka akan mencoreng lembaga pendidikan khususnya Yayasan Dwijendra sebagai lembaga pendidikan yang sudah terakreditasi.
Namun aksi pelemparan yang dilakukan siswa juga menunjukkan lemahnya kesadaran akan penegakan hukum di kalangan siswa.
Seperti ditegaskan Pengurus Dewan Pendidikan Prof Putu Rumawan Salain.
Dikonfirmasi, Kamis (15/11), Rumawan Salain mengaku sangat prihatin dengan kasus yang terjadi di Yayasa Dwijendra.
” Proses hukum biarlah selesai secara hukum. Masalah internal jangan sampai merugikan lembaga pendidikan. Harus selesai dalam ranah hukum,”terang Rumawan.
Lebih lanjut, selaku pengurus dewan pendidikan, pihaknya juga meminta para guru atau pengurus sekolah mengajarkan kepada anak didik bagaimana proses hukum.
“Jika kejadiannya seperti kemarintentu akan menurunkan rasa kepercayaan kepada Dwijendra karena pengurus yayasan ikut memberi warna,”mbuhnya.
Akibatnya, kata Rumawan, hal itu akan berpengaruh bukan saja soal kepercayaan terhadap donator, tetapi akibat insiden itu juga akan menimbulkan kekhawatiran bagi orag tua siswa.
“Seharusnya guru yang melerai murid-murid jangan sampai melakukan hal seperti itu.
Apalagi kalai saya lihat di berita ada sampai yang melempar botol.
Aduh sungguh disayangkan terenyuh saya bacanya.
Jangan lah anak-anak diikutsertakan. Menurut saya ini menjadi kekerasan dan kurang positif,” tukas Dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana ini.