TABANAN – Warga Banjar Dinas Kebon Anyar, desa Wanagiri Kauh, Selemadeg dibuat hebohkan dengan temua sosok mayat laki-laki di sebuah gubuk.
Sosok mayat laku-laki itu ditemukan di gubuk milik Pak Kwang sekitar pukul 23.00 Rabu malam (19/2).
Saat ditemukan, kondisi jenazah yang belakangan diketahui bernama I Made Wirna, 70, sudah dalam kondisi mengenaskan dan membusuk.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, penemuan jenazah warga asal Banjar Dinas Karyasari, Desa Karyasari, Pupuan, Tabanan berawal dari pencarian pihak keluarga yang sudah melakukan pencarian selama 15 hari pascakorban yang dikenal bernama Sopong ini menghilang dari rumah.
Selanjutnya, Rabu kemarin sekitar pukul 21.00 dua anggota keluarga korban yakni I Ketut Nurita, 37 dan I Nengah Sudiarta, 44, mendapat informasi bahwa Sopong sempat terlihat di seputaran banjar Dinas Kebon Anyar, Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg.
Keduanya pun melakukan penelusuran, dan korban ditemukan di sebuah gubuk sawah milik Pak Kwang sudah dalam kondisi meninggal.
Saat ditemukan itu, kondisi jenazah yang diketahui memiliki keterbelakangan mental ini dalam kondisi membusuk.
Bahkan, karena dugaan lamanya meninggal, isi perutnya pun tidak ada, dengan kondisi wajah yang sudah bisa dikenali.
Namun, keyakinan dua rekannya tersebut bahwa mayat yang ditemukan itu adalah Sopong dikenali dari pakaian yang dikenakan korban.
Mendapati hal itu, dua anggota keluarganya itu langsung melaporkan kejadian tersebut kepada aprat kepolisian sektor Selemadeg.
Kapolsek Selemadeg Kompol I Made Budi Astawa menuturkan, gubuk tempat ditemukannya jenazah korban ini pernah digarap oleh saudara korban.
Dari keteranga keluarga, mendiang Sopong memang kerap meninggalkan rumah tanpa pamit. Bahkan sebelumnya, sempat meninggalkan rumah hingga satu bulan, namun kembali dalam kondisi selamat.
“Jenazah sudah dibawa ke rumah duka,” tuturnya Kamis (20/2) kemarin.
Keluarga pun sudah mengikhlaskan kematian korban karena dugaan kelelahan dan tidak mencurigai orang lain atas kematiannya.
“Makanya saat kami tawarkan otopsi, keluarga korban menolak dan sudah mengikhlaskan bahwa kematiannya bukan atas dasar kekerasan atau korban pembunuhan,” tandasnya.