27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 9:08 AM WIB

Tragis, Sebelum Racun Ketiga Anaknya Hingga Tewas, Ibu Ratu Tega Ini…

GIANYAR – Kisah tragis terjadi di Banjar Banjar Palak, Desa Sukawati, Gianyar, Rabu (21/2) pagi.

Tiga orang anak kandung pasangan Putu Moh – Ni Luh Putu Septyan P tewas dengan mulut berbusa karena menenggak cairan racun pembasmi serangga merek Baygon.

Tiga korban itu masing-masing berinisial Ni Putu DMPD, 6, Made MLP, 4, dan Nyoman KP, 2. Sementara ibu korban yang juga pelaku pembunuhan, Ni Luh Putu Septyan P gagal bunuh diri.

Tiga mayat anak-anak itu saat ini berada di kamar jenazah RS Sanglah. Sementara ibu korban sekaligus pelaku masih mendapat perawatan di ruang Sahadewa RS Dharmayadya.

“Ibunya sudah sadar, dan bisa memberikan keterangan kepada polisi meski belum detail,” ujar sumber kepolisian. Kepolisian sendiri masih mengumpulkan sejumlah fakta untuk menguak kasus ini.

Yang jelas, kisah tragis ini sama sekali tidak diduga Putu Moh, suami pelaku, maupun keluarga pelaku di Banjar Palak, Sukawati.

Pasalnya, pada saat pulang ke Sukawati, tidak ada masalah berarti. Ni Luh Putu Septyan maupun Putu Moh, tidak bercerita apapun tentang rumah tangganya kepada keluarga.

Mereka juga tidak mendengar pasangan muda itu terlibat keributan. Yang diketahui keluarga suami, Ni Luh Putu Septyan sempat mengantar anaknya ke sekolah sebelum pulang ke Sukawati.

Usai antar anaknya, guru di SDN 4 Sulangai, Petang, ini kembali ke sekolah untuk mengajar. Diketahui saksi, pelaku membonceng ketiga anaknya.

Setelah pulang sekolah, pelaku berangkat ke Sukawati membawa ketiga anaknya. Dan, cerita sedih itu akhirnya terjadi.

Diduga, Rabu dini hari tadi, Ni Luh Septyan meracuni ketiga anaknya hingga tewas dengan menggunakan cairan pembasmi serangga Baygon.

Setelah anaknya tewas, ibu guru durhaka ini berniat bunuh diri dengan menggunakan pisau dapur. Namun, usaha bunuh dirinya gagal.

Nyawa pelaku berhasil diselamatkan dan saat ini masih mendapat perawatan intensif tim medis RS Dharmayadya.

“Kenapa bisa begini? Kenapa dia (Luh Putu Septyan) bisa setega ini,” ujar keluarga. Nasi terlanjur jadi bubur. Hanya penyesalan yang tersisa. 

GIANYAR – Kisah tragis terjadi di Banjar Banjar Palak, Desa Sukawati, Gianyar, Rabu (21/2) pagi.

Tiga orang anak kandung pasangan Putu Moh – Ni Luh Putu Septyan P tewas dengan mulut berbusa karena menenggak cairan racun pembasmi serangga merek Baygon.

Tiga korban itu masing-masing berinisial Ni Putu DMPD, 6, Made MLP, 4, dan Nyoman KP, 2. Sementara ibu korban yang juga pelaku pembunuhan, Ni Luh Putu Septyan P gagal bunuh diri.

Tiga mayat anak-anak itu saat ini berada di kamar jenazah RS Sanglah. Sementara ibu korban sekaligus pelaku masih mendapat perawatan di ruang Sahadewa RS Dharmayadya.

“Ibunya sudah sadar, dan bisa memberikan keterangan kepada polisi meski belum detail,” ujar sumber kepolisian. Kepolisian sendiri masih mengumpulkan sejumlah fakta untuk menguak kasus ini.

Yang jelas, kisah tragis ini sama sekali tidak diduga Putu Moh, suami pelaku, maupun keluarga pelaku di Banjar Palak, Sukawati.

Pasalnya, pada saat pulang ke Sukawati, tidak ada masalah berarti. Ni Luh Putu Septyan maupun Putu Moh, tidak bercerita apapun tentang rumah tangganya kepada keluarga.

Mereka juga tidak mendengar pasangan muda itu terlibat keributan. Yang diketahui keluarga suami, Ni Luh Putu Septyan sempat mengantar anaknya ke sekolah sebelum pulang ke Sukawati.

Usai antar anaknya, guru di SDN 4 Sulangai, Petang, ini kembali ke sekolah untuk mengajar. Diketahui saksi, pelaku membonceng ketiga anaknya.

Setelah pulang sekolah, pelaku berangkat ke Sukawati membawa ketiga anaknya. Dan, cerita sedih itu akhirnya terjadi.

Diduga, Rabu dini hari tadi, Ni Luh Septyan meracuni ketiga anaknya hingga tewas dengan menggunakan cairan pembasmi serangga Baygon.

Setelah anaknya tewas, ibu guru durhaka ini berniat bunuh diri dengan menggunakan pisau dapur. Namun, usaha bunuh dirinya gagal.

Nyawa pelaku berhasil diselamatkan dan saat ini masih mendapat perawatan intensif tim medis RS Dharmayadya.

“Kenapa bisa begini? Kenapa dia (Luh Putu Septyan) bisa setega ini,” ujar keluarga. Nasi terlanjur jadi bubur. Hanya penyesalan yang tersisa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/