33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 13:11 PM WIB

OMG! Ruang Mesin Kemasukan Air, KM Nelayan 88 Tenggelam di Australia

DENPASAR – Kapal Motor (KM) Bandar Nelayan 188 yang berlayar dari pelabuhan Benoa, Denpasar ditemukan terdampar hingga di perairan barat laut Australia.

Kapal ikan yang mengangkut 20 anak buah kapal (ABK) itu berangkat dari pelabuhan Benoa pada tanggal 8 Mei 2021.

Kamis, tanggal 13 Mei kapal itu dinyatakan tenggelam setelah ruangan mesinnya kemasukan air. Beruntung, kapal itu berhasil diselamatkan kapal ikan dari Jepang dan Angkatan Laut Australia.

Para ABK itu kemudian diserahkan langsung Angkatan Laut Australia ke pemerintah Indonesia di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (22/5).

Direktur Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementrian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan,

Kementrian Luar Negeri menerima informasi dari Basarnas mengenai kecelakaan KM Bandar Nelayan 188 pada 14 Mei lalu.

“Lalu kami berkoordinasi dengan konsulat kami yang berada di Perth Australia dan Osaka, Jepang untuk berkoordinasi dengan otoritas negara setempat.

Atas bantuan dari pemerintah Australia dan Jepang mengerahkan asetnya untuk melakukan pencarian dan penyelamatan,” ujar Judha Nugraha kepada awak media.

Menurutnya, pesawat Australia menemukan kapal itu setelah tenggelam. Pesawat itu kemudian berkoordinasi dengan kapal ikan dari Jepang untuk melakukan penyelamatan.

Setelah kapal ikan Jepang melakukan penyelamatan 20 ABK itu lalu dipindahkan ke kapal Angkatan Laut Australia.

Satu dari 20 ABK itu sempat menjalani operasi di Perth, Australia Barat dan telah dipulangkan melalui penerbangan udara. Sedangkan 19 lainnya dipulangkan melalui laut oleh Angkatan Laut Australia. 

“Proses repatriasi ini adalah cerminan kerjasama yang baik antara Australia dan Indonesia dan bentuk perlindungan negara terhadap warga negara.

Nantinya para ABK akan dikarantina lima hari dan akan dilakukan tes PCR. Setelah itu akan dikembalikan ke keluarganya masing-masing,” katanya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala KSOP Benoa, Agustinus Maun menerangkan, KM Bandar Nelayan 188 melakukan penangkapan ikan di ground fishing yang telah di tentukan oleh Kementerian KKP.

Namun karena saat itu ruang mesin kapal memasukan air, kapal itu tidak bisa berlayar sehingga akhirnya terdampar di perairan laut sebelah barat Australia.

“Karena adanya insiden itu, adanya kemasukan air di ruangan mesin, sehingga terdampar di barat laut Australia,” terang Agustinus Maun.

Agustinus Maun mengatakan akan mengawal terkait urusan hak yang harus diterima oleh para ABK dari perusahan kapal tersebut. 

Sementara itu, Kepala kantor Basarnas Bali, Gede Darmada menerangkan, pada tanggal 8 April 2021, kapal ikan itu menuju area fishing ground.

Lalu ruang mesin kemasukan air pada posisi kejadian koordinat  31° 10.70′ S 102° 16.32′ E (radial 206°/ 1.520 Nm dari Kantor Basarnas Bali dan radial 270°/ 697Nm dari Perth Australia. 

“Pihak Basarnas berkoordinasi dengan JRCC Australian untuk mengambil aksi. JRCC langsung mengeluarkan broadcast darurat kepada kapal-kapal

di area tersebut dan mengerahkan Perth Challenger menuju lokasi. Setelah ditemukan posisi kapal, selanjutnya menjatuhkan dua sekoci penyelamat.

Akhirnya pada Sabtu (15/5) pukul 07.00  WIB diterima informasi dari Japan CG ke JRCC Australia bahwa FV Fukuseki Maru 15 telah menyelamatkan sebanyak 20 ABK KM Bandar Nelayan 188,

selanjutnya ditransfer ke kapal Australia Hamas Anzac dan dibawa ke Australia. Lalu hari ini diserahkan ke pihak Indonesia,” tandasnya. 

DENPASAR – Kapal Motor (KM) Bandar Nelayan 188 yang berlayar dari pelabuhan Benoa, Denpasar ditemukan terdampar hingga di perairan barat laut Australia.

Kapal ikan yang mengangkut 20 anak buah kapal (ABK) itu berangkat dari pelabuhan Benoa pada tanggal 8 Mei 2021.

Kamis, tanggal 13 Mei kapal itu dinyatakan tenggelam setelah ruangan mesinnya kemasukan air. Beruntung, kapal itu berhasil diselamatkan kapal ikan dari Jepang dan Angkatan Laut Australia.

Para ABK itu kemudian diserahkan langsung Angkatan Laut Australia ke pemerintah Indonesia di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (22/5).

Direktur Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementrian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan,

Kementrian Luar Negeri menerima informasi dari Basarnas mengenai kecelakaan KM Bandar Nelayan 188 pada 14 Mei lalu.

“Lalu kami berkoordinasi dengan konsulat kami yang berada di Perth Australia dan Osaka, Jepang untuk berkoordinasi dengan otoritas negara setempat.

Atas bantuan dari pemerintah Australia dan Jepang mengerahkan asetnya untuk melakukan pencarian dan penyelamatan,” ujar Judha Nugraha kepada awak media.

Menurutnya, pesawat Australia menemukan kapal itu setelah tenggelam. Pesawat itu kemudian berkoordinasi dengan kapal ikan dari Jepang untuk melakukan penyelamatan.

Setelah kapal ikan Jepang melakukan penyelamatan 20 ABK itu lalu dipindahkan ke kapal Angkatan Laut Australia.

Satu dari 20 ABK itu sempat menjalani operasi di Perth, Australia Barat dan telah dipulangkan melalui penerbangan udara. Sedangkan 19 lainnya dipulangkan melalui laut oleh Angkatan Laut Australia. 

“Proses repatriasi ini adalah cerminan kerjasama yang baik antara Australia dan Indonesia dan bentuk perlindungan negara terhadap warga negara.

Nantinya para ABK akan dikarantina lima hari dan akan dilakukan tes PCR. Setelah itu akan dikembalikan ke keluarganya masing-masing,” katanya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala KSOP Benoa, Agustinus Maun menerangkan, KM Bandar Nelayan 188 melakukan penangkapan ikan di ground fishing yang telah di tentukan oleh Kementerian KKP.

Namun karena saat itu ruang mesin kapal memasukan air, kapal itu tidak bisa berlayar sehingga akhirnya terdampar di perairan laut sebelah barat Australia.

“Karena adanya insiden itu, adanya kemasukan air di ruangan mesin, sehingga terdampar di barat laut Australia,” terang Agustinus Maun.

Agustinus Maun mengatakan akan mengawal terkait urusan hak yang harus diterima oleh para ABK dari perusahan kapal tersebut. 

Sementara itu, Kepala kantor Basarnas Bali, Gede Darmada menerangkan, pada tanggal 8 April 2021, kapal ikan itu menuju area fishing ground.

Lalu ruang mesin kemasukan air pada posisi kejadian koordinat  31° 10.70′ S 102° 16.32′ E (radial 206°/ 1.520 Nm dari Kantor Basarnas Bali dan radial 270°/ 697Nm dari Perth Australia. 

“Pihak Basarnas berkoordinasi dengan JRCC Australian untuk mengambil aksi. JRCC langsung mengeluarkan broadcast darurat kepada kapal-kapal

di area tersebut dan mengerahkan Perth Challenger menuju lokasi. Setelah ditemukan posisi kapal, selanjutnya menjatuhkan dua sekoci penyelamat.

Akhirnya pada Sabtu (15/5) pukul 07.00  WIB diterima informasi dari Japan CG ke JRCC Australia bahwa FV Fukuseki Maru 15 telah menyelamatkan sebanyak 20 ABK KM Bandar Nelayan 188,

selanjutnya ditransfer ke kapal Australia Hamas Anzac dan dibawa ke Australia. Lalu hari ini diserahkan ke pihak Indonesia,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/