32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:46 PM WIB

Cerita Ni Ketut Indrawati Ditodong Parang oleh Perampok di Tokonya

DENPASAR – Warga Kota Denpasar kembali dibuat shok. Sebab, aksi perampok bersenjata tajam jenis parang masih berkeliaran. Kali ini giliran perampok yang menyasar Toko Wahyu, Jalan Dukuh Noja, Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (22/3) sekitar pukul 17.31.

Ni Ketut Indrawati, pemilik toko sembako itu bercerita terkait upaya perampokan hingga dia ditodong parang oleh sang perampok. Kala itu, dia sedang menjaga toko di tempat kasir.

 

Kemudian, datang seseorang yang misterius menggunakan sepeda motor. Pria itu mengenakan helm, berjaket biru bertuliskan “polisi” di punggung, dan mengenakan masker. Lelaki itu sempat mondar-mandir di depan toko sebanyak tiga kali. Saat itu Indrawati mengira perampok itu adalah polisi yang sedang cari alamat.

Tak lama berselang perampok itu masuk ke dalam toko tanpa basa-basi. Perampok itu tengok ke sana ke mari.  Sempat ditanya sedang mencari apa, namun lelaki itu dia tidak menjawab.

“Saya berpikir ini orang tidak ada sopan santunnya sama sekali,” kata perempuan berusia 41 tahun ini.

Setelah tengok ke sana ke mari, perampok itu pergi tanpa bicara apapun. Kemudian, datang pembeli bernama I Gusti Ngurah Sandi Yasa, 41, untuk berbelanja. Indrawati pun menceritakan kepada Sandi Yasa soal sosok pria misterius yang mondar-mandir tersebut.

 

Namun, Sandi Yasa tak menggubris. Ia kemudian masuk ke toko untuk mencari barang yang ingin dibeli.

 

Nah, sekitar 5 menit kemudian perampok itu datang lagi. “Saat itu juga, orang tersebut datang lagi ke sini. Saya terkejut, dia turun dari motor dan melangkah ke hadapan saya,” tutup Indrawati dengan nada trauma sambil mengelus dada, Selasa (23/3).

 

Ketika datang untuk yang kedua kalinya itu, si lelaki misterius langsung menodongkan senjata tajam. Sepertinya berbentuk parang.

 

Karena ketakutan, Indrawati memilih mundur sambil teriak minta tolong. Ia teriak histeris sehingga Sandi Yasa bergegas datang.

 

Teriakannya membuat sang perampok panik. Dalam posisi terpojok, perampok itu tidak sampai melukainya dan merampas uang ataupun barang dagangannya.

 

Sandi Yasa juga datang membantu dengan mengambil batu guna melempar perampok. Selain mengambil batu, IGN Sandi Yasa berteriak mengundang warga untuk berdatangan ke lokasi kejadian, lalu lelaki itu kabur.

Warga yang mendengar teriakan korban dan Sandi Yasa  dan warga mengejar perampok. Bahkan lelaki misterius yang dimaksud sempat terjatuh dua kali. Sayangnya dia tidak berhasil ditangkap warga. Hanya saja pada saat terjatuh senjata belati miliknya terjatuh.

 

“Pisau itu sudah diserahkan kepada polisi sebagai barang bukti,” paparnya.

Pelaku itu kabur ke arah timur menggunakan sepeda motor Varia warga hitam tanpa plat nomor polisi. Sekitar 20 meter dari toko tepatnya di perempatan itu pelaku belok kiri ke arah utara menuju Jalan Gatot Subroto Timur.

 

“Saya berjualan kurang lebih 20 tahun lamanya itu baru pertama kali mengalami hal seperti ini,” kilahnya. Dia mengaku tokonya dibuka setiap pukul 07.00 sampai pukul 17.00.

Bahkan, ia mulai berjualan di sana sejak suaminya meninggal dunia tiga tahun lalu. Dia membuka toko besar tepat di depan rumahnya sendiri. Setiap hari dia jaga sendiri di toko.

 

Dia mengaku punya karyawan. Tapi sering keluar untuk antar barang. Setelah terjadinya perampokan Senin sore itu, dia melaporkan kejadiannya ke Polsek Denpasar Timur. 

 

Tak lama berselang polisi datang untuk melakukan olah TKP.  Meski mengalami trauma akibat diancam pedang oleh perampok Indrawati tetap membuka tokonya seperti biasa.

 

“Saya berharap polisi segera menangkapnya,” tutupnya.

DENPASAR – Warga Kota Denpasar kembali dibuat shok. Sebab, aksi perampok bersenjata tajam jenis parang masih berkeliaran. Kali ini giliran perampok yang menyasar Toko Wahyu, Jalan Dukuh Noja, Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (22/3) sekitar pukul 17.31.

Ni Ketut Indrawati, pemilik toko sembako itu bercerita terkait upaya perampokan hingga dia ditodong parang oleh sang perampok. Kala itu, dia sedang menjaga toko di tempat kasir.

 

Kemudian, datang seseorang yang misterius menggunakan sepeda motor. Pria itu mengenakan helm, berjaket biru bertuliskan “polisi” di punggung, dan mengenakan masker. Lelaki itu sempat mondar-mandir di depan toko sebanyak tiga kali. Saat itu Indrawati mengira perampok itu adalah polisi yang sedang cari alamat.

Tak lama berselang perampok itu masuk ke dalam toko tanpa basa-basi. Perampok itu tengok ke sana ke mari.  Sempat ditanya sedang mencari apa, namun lelaki itu dia tidak menjawab.

“Saya berpikir ini orang tidak ada sopan santunnya sama sekali,” kata perempuan berusia 41 tahun ini.

Setelah tengok ke sana ke mari, perampok itu pergi tanpa bicara apapun. Kemudian, datang pembeli bernama I Gusti Ngurah Sandi Yasa, 41, untuk berbelanja. Indrawati pun menceritakan kepada Sandi Yasa soal sosok pria misterius yang mondar-mandir tersebut.

 

Namun, Sandi Yasa tak menggubris. Ia kemudian masuk ke toko untuk mencari barang yang ingin dibeli.

 

Nah, sekitar 5 menit kemudian perampok itu datang lagi. “Saat itu juga, orang tersebut datang lagi ke sini. Saya terkejut, dia turun dari motor dan melangkah ke hadapan saya,” tutup Indrawati dengan nada trauma sambil mengelus dada, Selasa (23/3).

 

Ketika datang untuk yang kedua kalinya itu, si lelaki misterius langsung menodongkan senjata tajam. Sepertinya berbentuk parang.

 

Karena ketakutan, Indrawati memilih mundur sambil teriak minta tolong. Ia teriak histeris sehingga Sandi Yasa bergegas datang.

 

Teriakannya membuat sang perampok panik. Dalam posisi terpojok, perampok itu tidak sampai melukainya dan merampas uang ataupun barang dagangannya.

 

Sandi Yasa juga datang membantu dengan mengambil batu guna melempar perampok. Selain mengambil batu, IGN Sandi Yasa berteriak mengundang warga untuk berdatangan ke lokasi kejadian, lalu lelaki itu kabur.

Warga yang mendengar teriakan korban dan Sandi Yasa  dan warga mengejar perampok. Bahkan lelaki misterius yang dimaksud sempat terjatuh dua kali. Sayangnya dia tidak berhasil ditangkap warga. Hanya saja pada saat terjatuh senjata belati miliknya terjatuh.

 

“Pisau itu sudah diserahkan kepada polisi sebagai barang bukti,” paparnya.

Pelaku itu kabur ke arah timur menggunakan sepeda motor Varia warga hitam tanpa plat nomor polisi. Sekitar 20 meter dari toko tepatnya di perempatan itu pelaku belok kiri ke arah utara menuju Jalan Gatot Subroto Timur.

 

“Saya berjualan kurang lebih 20 tahun lamanya itu baru pertama kali mengalami hal seperti ini,” kilahnya. Dia mengaku tokonya dibuka setiap pukul 07.00 sampai pukul 17.00.

Bahkan, ia mulai berjualan di sana sejak suaminya meninggal dunia tiga tahun lalu. Dia membuka toko besar tepat di depan rumahnya sendiri. Setiap hari dia jaga sendiri di toko.

 

Dia mengaku punya karyawan. Tapi sering keluar untuk antar barang. Setelah terjadinya perampokan Senin sore itu, dia melaporkan kejadiannya ke Polsek Denpasar Timur. 

 

Tak lama berselang polisi datang untuk melakukan olah TKP.  Meski mengalami trauma akibat diancam pedang oleh perampok Indrawati tetap membuka tokonya seperti biasa.

 

“Saya berharap polisi segera menangkapnya,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/