SINGARAJA– Video aksi baku hantam pelajar pria di Buleleng, kembali menyebar di media sosial. Kali ini aksi baku hantam itu berlangsung di jalan raya. Tak tanggung-tanggung, aksi itu terjadi di Jalan Raya Singaraja-Amlapura. Bahkan sejumlah kendaraan truk sempat berhenti, karena para pelajar itu berduel di tengah jalan.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, aksi duel itu sudah terjadi sepekan lalu. Tepatnya pada Rabu (19/1) siang. Aksi itu terekam jelas lewat video berdurasi 51 detik yang menyebar melalui pesan WhatsApp.
Dalam video terlihat ada dua orang remaja yang baku hantam. Seorang di antaranya tak mengenakan baju, seorang lainnya mengenakan baju kaos berwarna hitam. Mereka berkelahi di sebuah jembatan, yang diketahui berada di Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula.
Terlihat ada belasan pemuda yang menonton aksi baku hantam itu juga disaksikan belasan pemuda lain. Tak ada seorang pun yang berusaha melerai. Mereka malah bersorak memberikan semangat, bahkan ada yang melontarkan kata-kata provokasi.
Video berakhir setelah pemuda yang mengenakan kaos hitam, melompat ke sebuah kebun.
Belakangan dua pemuda yang terlibat baku hantam diketahui berinisial Putu GA, 16, dan Komang BN, 14. Keduanya merupakan pelajar pada salah satu SMP negeri yang ada di Kecamatan Tejakula.
Kapolsek Tejakula AKP Ida Bagus Astawa saat dikonfirmasi, membenarkan adanya peristiwa perkelahian pelajar itu. Menurut Astawa peristiwa itu sudah terjadi sepekan lalu. Namun, video itu baru beredar pada awal pekan ini.
“Motifnya itu hanya kenakalan remaja saja. Ada salah paham. Jadi mereka ini awalnya bercanda, kemudian jadi saling ejek. Akhirnya saling menantang dan terjadi perkelahian itu,” kata Astawa saat dikonfirmasi Selasa (25/1).
Menurutnya pihak kepolisian sudah sempat mempertemukan para pelajar yang terlibat perkelahian itu. Pertemuan itu melibatkan pihak sekolah, serta perangkat desa tempat para pelajar itu berdomisili. Keduanya sepakat berdamai dan tidak mengulangi kejadian serupa.
“Sudah sempat kami mediasi di polsek tadi pagi. Dari sekolah hadir, aparat desa dan orang tua yang bersangkutan hadir. Sudah sepakat damai. Mereka juga sudah buat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatannya,” tegas Astawa.