28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:42 PM WIB

Begini Kondisi Mobil Basis Navicula yang Memicu Tewasnya Afi Riyani

GIANYAR – Kecelakaan maut menimpa basis Navicula, Made Indra, 33, dan teman perempuannya, Afi Riyani, 22, saat melintas di Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Sukawati.

Mobil Daihatsu Xenia DK 1182 GK yang dikendarai lelaki berkacamata hitam ini menabrak pohon perindang, pembatas jalan, lalu menubruk beton penyangga warung di TKP.

Akibat insiden itu, Made Indra mengalami luka berat, sementara teman perempuannya, Afi Riyani, tewas di lokasi kejadian.

Pantauan di lokasi, kondisi mobil tampak ringsek. Kap bagian depan hancur, dengan sisi kiri penyok. Jok mobil bagian depan pun tampak berantakan dengan bercak darah.

Bahkan jok bagian belakang tampak masih berlumuran darah segar. Posisi mobil tampak menerjang penyangga warung hingga nyaris roboh.

Di bagian lain, pemilik warung kopi, Ni Wayan Mandri, menyatakan saat kejadian seluruh penghuni rumah tertidur lelap. Tiba-tiba saja dia mendengar suara benturan keras.

“Awalnya saya kira seng jatuh. Lalu ramai suara warga, akhirnya saya ikut intip lewat tembok rumah. Ternyata warung saya kena,” ujarnya.

Menurut Mandri, bagian mobil sebelah kiri yang menabrak pohon perindang. Diduga, mobil melaju dengan kecepatan tinggi namun hilang kendali.

“Saat kejadian, pantat mobil di timur. Depannya di barat. Karena ngandang (berada di tengah jalan, red), digeser oleh warga ke tepi barat,” jelasnya.

Dari selentingan beberapa warga di lokasi kejadian, Mandri mendengar jika mobil itu sempat oleng sebelum akhirnya menabrak pohon dan warung miliknuya.

“Dengar-dengar datang dari konser di Ubud. Ada bilang miyegan (marahan, red) dalam mobil. Tapi saya tidak tahu persis,” ujarnya.

Selanjutnya, mengenai kondisi warung bagian depan miliknya yang nyaris roboh, Mandri berencana memperbaiki. Dia khawatir jika dibiarkan atap warung bisa ambruk total. “Nanti diperbaiki,” ujarnya.

Usai kejadian, lanjut Mandri, pihak keluarga korban sempat datang ke lokasi kejadian. Mereka melakukan upacara pengulapan. “Tadi pagi ada keluarganya dari Padangsambian ke sini ngulapin. Sebentar saja, habis itu pergi,” tukasnya.

GIANYAR – Kecelakaan maut menimpa basis Navicula, Made Indra, 33, dan teman perempuannya, Afi Riyani, 22, saat melintas di Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Sukawati.

Mobil Daihatsu Xenia DK 1182 GK yang dikendarai lelaki berkacamata hitam ini menabrak pohon perindang, pembatas jalan, lalu menubruk beton penyangga warung di TKP.

Akibat insiden itu, Made Indra mengalami luka berat, sementara teman perempuannya, Afi Riyani, tewas di lokasi kejadian.

Pantauan di lokasi, kondisi mobil tampak ringsek. Kap bagian depan hancur, dengan sisi kiri penyok. Jok mobil bagian depan pun tampak berantakan dengan bercak darah.

Bahkan jok bagian belakang tampak masih berlumuran darah segar. Posisi mobil tampak menerjang penyangga warung hingga nyaris roboh.

Di bagian lain, pemilik warung kopi, Ni Wayan Mandri, menyatakan saat kejadian seluruh penghuni rumah tertidur lelap. Tiba-tiba saja dia mendengar suara benturan keras.

“Awalnya saya kira seng jatuh. Lalu ramai suara warga, akhirnya saya ikut intip lewat tembok rumah. Ternyata warung saya kena,” ujarnya.

Menurut Mandri, bagian mobil sebelah kiri yang menabrak pohon perindang. Diduga, mobil melaju dengan kecepatan tinggi namun hilang kendali.

“Saat kejadian, pantat mobil di timur. Depannya di barat. Karena ngandang (berada di tengah jalan, red), digeser oleh warga ke tepi barat,” jelasnya.

Dari selentingan beberapa warga di lokasi kejadian, Mandri mendengar jika mobil itu sempat oleng sebelum akhirnya menabrak pohon dan warung miliknuya.

“Dengar-dengar datang dari konser di Ubud. Ada bilang miyegan (marahan, red) dalam mobil. Tapi saya tidak tahu persis,” ujarnya.

Selanjutnya, mengenai kondisi warung bagian depan miliknya yang nyaris roboh, Mandri berencana memperbaiki. Dia khawatir jika dibiarkan atap warung bisa ambruk total. “Nanti diperbaiki,” ujarnya.

Usai kejadian, lanjut Mandri, pihak keluarga korban sempat datang ke lokasi kejadian. Mereka melakukan upacara pengulapan. “Tadi pagi ada keluarganya dari Padangsambian ke sini ngulapin. Sebentar saja, habis itu pergi,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/