DENPASAR – Insiden tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali Utara masih menyisakan duka mendalam. Tidak hanya bagi keluarga korban dan TNI, tapi juga rakyat Indonesia.
Duka kian mendalam setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjajhanto mengatakan 53 prajurit yang ada di dalam kapal gugur dalam tugas.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, KRI Nanggala 402 dalam keadaan sigap saat berangkat latihan tempur.
Baik dari segi personel maupun material sudah mendapatkan surat kelaikan. Kapal buatan Jerman tahun 1977 dan dioperasikan secara resmi TNI AL pada tahun 1981 itu memiliki riwayat latihan menembak beberapa kali dan dalam kondisi siap tempur.
Kapal ini juga memiliki riwayat menembak torpedo kapal latih sebanyak 15 kali dan menembak torpedo kapal perang dua kali dan dua-duanya tenggelam.
“Jadi, KRI Nanggala 402 ini dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim untuk lakukan penembakan torpedo kapal latih maupun kapal perang,” ungkap Laksamana Yudo Margono.
Menurutnya, KRI Nanggala-402 masih sangat layak. Jika dilihat dari usia operasi kapal, masih bisa menyesuaikan.
Sebab kondisinya masih bagus karena mendapatkan perawatan yang layak. “Di TNI Angkatan Laut untuk perawatan kapal ini ada fase-fasenya.
Jadi, ada tahap-tahapannya dan kapal ini juga sudah di-docking terakhir Januari 2020, docking terakhir di PT PAL sehingga masih sangat layak,” kata Laksamana Yudo Margono.
Seperti diberitakan, KRI Nanggala 402 hilang kontak di perairan Utara Pulau Bali pada Rabu lalu (21/4) sekitar pukul 04.25 WIB.
Kapal ini sedianya dijadwalkan ikut dalam latihan penembakan rudal di laut Bali, Kamis lalu (22/4).
Latihan ini rencananya dihadiri langsung Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Akan tetapi, akibat peristiwa ini dibatalkan karena KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan Bali dan seluruh awaknya dinyatakan gugur.