KUTA – Perekonomian di Bali memang sedang luluh lantak. Tingkat kriminalitas pun dikhawatirkan akan meningkat. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh pihak BNN Kabupaten Badung, terutama untuk peredaran narkotika.
“Ada banyak motif yang dilakukan mengapa peredaran narkotika cukup marak. Salah satunya karena faktor ekonomi, sehingga tak sedikit yang justru mau menjadi pengedar (narkoba),” ujar AKBP Nyoman Sebudi selaku Kepala BNN Badung saat acara pengukuhan Kader Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) pemuda dan masyarakat di Kedonganan pada Sabtu (27/2).
Selain karena faktor ekonomi yang membuat orang mudah memilih menjadi pengecer atau tukang tempel itu, anak-anak muda juga suka mencoba sesuatu yang baru. Ini yang juga sangat berbahaya ketika tidak dilakukan edukasi ke masyarakat tentang bahaya narkoba.
“Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhi peredaran narkoba di anak muda ini karena mereka juga ingin membuktikan dirinya bahwa dia itu anak gaul,” ujarnya sambari menyayangkan fenomena yang kerap terjadi ini.
Perkembangan kasus narkotika di awal 2021 di Badung cukup mengkhawatirkan di sejumlah kecamatan. Di Kuta Selatan misalnya, BNN mencatat ada 3 kasus yang telah ditemukannya. Penting baginya untuk melakukan pencegahan ekstra, sebab ia tak mau di pandemi Covid ini kasus narkotika justru meningkat.
Nah, salah satu yang dilakukan adalah membuat banyak jaring di masyarakat. Salah satunya adalah dengan membentuk kader IBM di desa-desa dan salah satunya adalah di Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung.
Ketua IBM Kedonganan, I Made Sukra mengaku khawatir dengan kondisi di wilayahnya. Untuk itu, ia mengajak anak-anak muda dan masyarakat menjadi benteng di wilayah sendiri.
“Di sini (Kedonganan) tak hanya pernah ada pengedar, tetapi juga ada korban. Mereka kebanyakan dari luar yang masuk ke desa. Ini yang kami takutkan dan kami perlu menjaga daerah kami,” sebutnya usai acara.
BNN dan pihak Desa tentu tak sendiri. Ia menganggeng berbagai stakeholder untuk saling membantu, termasuk dari pihak Pertamina sendiri. Pertamina hadir untuk membantu warga dalam mengatasi masalah ini.
“Kami melakukan riset terkait desa Kedonganan. Disini ternyata muncul permasalahan tak hanya soal sampah, tetapi juga narkoba. Kami memegang data bahwa angka peredaran tinggi. Untuk itu perlu upaya pengendalian narkoba di Kedonganan,” ujar Dhita Hardiyanti Utami selaku Community Development Officer PT Pertamina (Persero) DPPU Ngurah Rai diacara itu.
Dalam acara itu, Dhita memaparkan terkait peran para kader IBM ini sendiri. Para kader IBM ini nantinya akan melanjutan dari visi dan misi IBM Sagraha kedonganan untuk melebarkan sayapnya,sehingga penjangkauan lebih mudah tercapai.
Kemudian kader-kader tersebut akan membantu IBM ke depan melalui pemetaan wilayah yang ada di masing-masing Banjar dan sekolah, dan juga perkumpulan-perkumpulan di lingkungan anak-anak muda.
Nah, dari kesemuanya, kader-kader IBM tersebut akan mempunyai 3 sasaran wilayah kerja. Pertama tentang pemberantasan peredaran gelap narkoba. Kedua melakukan edukasi,impormasi kepada masyarakat tentang bahaya narkoba, serta melakukan pemberdayaan masyarakat di lingkungan wilayah masing-masing.
Ketiga, menerima pengaduan dari masyarakat ketika ada salah satu dari keluarga ,tetangga untuk dilakukan esesman awal dari IBM , kemudian kalau belum memungkinkan akan di lakukan tindakan lanjutan ke BNN dengan rehabilitasi.
“Ini permasalahan sosial yang tak mudah untuk diselesaikan. Perlu banyak elemen dari masyarakat. Semua ikut andil dalam pengendalian dan angka peredaran ini dapat ditekan di desa ada Kedonganan,” pungkasnya.