27.3 C
Jakarta
20 November 2024, 19:26 PM WIB

Komentari Tabrakan Maut di Bypass, Netizen Salahkan Moge dan U-Turn

DENPASAR – Kecelakaan maut merenggut nyawa kembali terjadi di Jalan Raya Ida Bagus Mantra, Denpasar Timur, tepatnya di depan Raja Auto Graha, Minggu (27/1) pukul 13.00.

Kecelakaan tragis ini melibatkan mobil Nissan Datsun dengan Nopol DK 1537 CI warna hitam dengan sepeda motor CBR 1000RR warna hitam bernomor polisi B 3600 LOE.

Akibat tabrakan maut itu, si pengendara motor Mifaktul Falah, 31, asal Makassar, Sulawesi Selatan, tewas di TKP dengan kondisi mengenaskan.

Sedangkan pengemudi mobil Dewa Putu Oka, 41, bersama istrinya Ni Wayan Wanasari, 38, dan anaknya, Desak Made Pradnya Sari, mengalami luka sejumlah luka di sekujur tubuh.

Kecelakaan maut ini mendapat atensi luar biasa dari netizen. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, sejak kejadian hingga pukul 12.00, Senin (28/1) siang, netizen ramai-ramai memperbincangkan kecelakaan maut ini.

“Klub Moge dan sejenisnya memang sering terlampau arogan menggunakan jalan raya yang menjadi fasilitas umum. Pemerintah perlu mempertimbangkan hal ini.

Jangan biarkan ada siapapun arogan menggunakan fasilitas umum, keamanan dan keselamatan yang utama bagi kita semua,” kata akun @sandika adi.

Kritik serupa dilontarkan akun @massgood. “Saya juga penguna jalan sering mangkel juga, gmana ndak macet jalur dr barat ibagus mantra ampe perempatan menuju

guwang terlalu banyak jalur putar balik, dn tempatnya sedikiy rawan dn padat hayoo dipikirkanlah,”.

Akun @massgood juga mempertanyakan kenapa di jalur padat dan tergolong jalur nasional itu terlalu banyak u-turn yang akhirnya memicu kecelakaan maut itu.

Disamping itu tuk jalan bypass biar sesuai dg namanya “dg cepat” pihat pengatur jalan dinas perhub, seharusnya memperhatikan dg baik.

Kenapa terus membuka jalur putar lagi kan udah ada lampu merah?.. Jl ida bagus mantra terlalu banyak jalur putar baliknya,

kalo bs tutup aja manfaatkan perempatan lampu merah, biar agak jauh yg penting aman, pengguna jalan inginnya mau singkat aja, tak mikir keselamatan,”.

Yang menarik mayoritas netizen mempertanyakan arogansi pengendara moge yang kerap berlalulintas seenaknya sendiri.

“Siapapun, oknum2 yg punya moge yg terkadang arogan dijalanan ; pekapahin ngajumang kesugihan dijalan dg cara merampas hak pengguna jalan yg lain. Kita semua sama dimata Kantor Pajak dan Tuhan,” imbuh akun @ekabilie.

Hal serupa diutarakan akun lain. “Kadang2 pengendara moge terlalu sombong, sering ambil jalur/haluan pengendara lain dan terobos lampu merah, itulah akibatnya kalau tdk bisa kontrol,” kata @kadekkoles.

Musibah sudah terjadi. Mari berkendara dengan baik dan hati-hati. Patuhi rambu-rambu lalu lintas, dan hormati pengendara kendaraan yang lain dengan cara tidak berkendara secara ugal-ugalan.

 

DENPASAR – Kecelakaan maut merenggut nyawa kembali terjadi di Jalan Raya Ida Bagus Mantra, Denpasar Timur, tepatnya di depan Raja Auto Graha, Minggu (27/1) pukul 13.00.

Kecelakaan tragis ini melibatkan mobil Nissan Datsun dengan Nopol DK 1537 CI warna hitam dengan sepeda motor CBR 1000RR warna hitam bernomor polisi B 3600 LOE.

Akibat tabrakan maut itu, si pengendara motor Mifaktul Falah, 31, asal Makassar, Sulawesi Selatan, tewas di TKP dengan kondisi mengenaskan.

Sedangkan pengemudi mobil Dewa Putu Oka, 41, bersama istrinya Ni Wayan Wanasari, 38, dan anaknya, Desak Made Pradnya Sari, mengalami luka sejumlah luka di sekujur tubuh.

Kecelakaan maut ini mendapat atensi luar biasa dari netizen. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, sejak kejadian hingga pukul 12.00, Senin (28/1) siang, netizen ramai-ramai memperbincangkan kecelakaan maut ini.

“Klub Moge dan sejenisnya memang sering terlampau arogan menggunakan jalan raya yang menjadi fasilitas umum. Pemerintah perlu mempertimbangkan hal ini.

Jangan biarkan ada siapapun arogan menggunakan fasilitas umum, keamanan dan keselamatan yang utama bagi kita semua,” kata akun @sandika adi.

Kritik serupa dilontarkan akun @massgood. “Saya juga penguna jalan sering mangkel juga, gmana ndak macet jalur dr barat ibagus mantra ampe perempatan menuju

guwang terlalu banyak jalur putar balik, dn tempatnya sedikiy rawan dn padat hayoo dipikirkanlah,”.

Akun @massgood juga mempertanyakan kenapa di jalur padat dan tergolong jalur nasional itu terlalu banyak u-turn yang akhirnya memicu kecelakaan maut itu.

Disamping itu tuk jalan bypass biar sesuai dg namanya “dg cepat” pihat pengatur jalan dinas perhub, seharusnya memperhatikan dg baik.

Kenapa terus membuka jalur putar lagi kan udah ada lampu merah?.. Jl ida bagus mantra terlalu banyak jalur putar baliknya,

kalo bs tutup aja manfaatkan perempatan lampu merah, biar agak jauh yg penting aman, pengguna jalan inginnya mau singkat aja, tak mikir keselamatan,”.

Yang menarik mayoritas netizen mempertanyakan arogansi pengendara moge yang kerap berlalulintas seenaknya sendiri.

“Siapapun, oknum2 yg punya moge yg terkadang arogan dijalanan ; pekapahin ngajumang kesugihan dijalan dg cara merampas hak pengguna jalan yg lain. Kita semua sama dimata Kantor Pajak dan Tuhan,” imbuh akun @ekabilie.

Hal serupa diutarakan akun lain. “Kadang2 pengendara moge terlalu sombong, sering ambil jalur/haluan pengendara lain dan terobos lampu merah, itulah akibatnya kalau tdk bisa kontrol,” kata @kadekkoles.

Musibah sudah terjadi. Mari berkendara dengan baik dan hati-hati. Patuhi rambu-rambu lalu lintas, dan hormati pengendara kendaraan yang lain dengan cara tidak berkendara secara ugal-ugalan.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/