TABANAN – Satu lagi putra terbaik Bali jadi korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Setelah Kabinda Papua Mayjen TNI (Anumerta) Gusti Putu Danny Karya Nugraha, giliran anggota Brimob Bharada I Komang Wira Natha yang jadi korban.
Bharada I Komang Wira Natha diketahui lahir dan besar di kampung transmigran di Desa Tegal Besar, Kecamatang Belitang II, Kabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan.
Namun, mayoritas keluarga besar I Komang Wira Natha masih di Bali. Tepatnya di Banjar Dinas Basa, Kecamatan Marga, Tabanan.
Bharada I Komang Wira Natha diketahui mendaftar rekrutmen Polri di Bali sekitar setahun yang lalu. Lulus menjadi polisi kemudian ditugaskan di Papua sejak tiga bulan yang lalu dalam operasi Nemangkawi 2021.
Saat Jawa Pos bertandang ke rumah keluarga besar I Komang Wira Natha kemarin malam, tampak sanak saudara dan kerabatnya duduk di bale rumah.
Raut wajah mereka tampak berduka. Menurut salah satu keluarga korban I Wayan Wirta, I Komang Wira Natha lahir di Desa Tegal Besar, Kecamatan Belitang II, Kabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan pada tahun 2000 silam.
Korban merupakan anak pertama dari empat bersaudara, satu laki-laki dan dua perempuan dari pasangan I Made Biata dan Ni Wayan Jati.
Dulunya, kakeknya merupakan transmigran dari Bali. Mereka ikut program transmigrasi ke Sumatera Selatan sekitar tahun 1970-an.
Keluarga besar Komang Wira ini berada di dua wilayah di antaranya di Darma Buana dan Tegal Besar, Sumatera Selatan.
“Informasi pertama saya peroleh dari adik sepupu di Sumatera tadi sore. Jadi dia (sepupu) yang kasih kabar bahwa ada musibah si Komang ini meninggal di Papua,” kata Wayan Wirta.
Berdasar kabar terakhir yang diterima keluarga besar di Tabanan, jenazah korban Komang Wira ini akan dikirim ke asalnya di Desa Tegal Besar, Palembang, Sumatera Selatan.
Disana akan dilaksanakan upacara mekingsan di geni yang akan dilakukan Kamis besok. “Sesuai informasi, rencananya jenazah dikirim ke Tegal Besar, Sumatera Selatan.
Untuk upacaranya yakni mekingsan di geni akan dilaksanakan Kamis besok, untuk ngabennya 2 Mei mendatang,” ucapnya.
Hanya saja, kata dia, keluarga di Bali masih belum memastikan akan terbang ke Sumatera Selatan mengingat kondisi saat ini.
Selain persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), juga pelaksanaan upacaranya dua hari lagi.
“Kami masih akan rembug dulu, belum bisa dipastikan akan berangkat atau tidak ke sana (Sumatera Selatan),” ungkapnya.
Disinggung mengenai sosok korban, Wayan Wirta Yasa menceritakan Komang Wira ini sempat ke Bali sebelum ikut rekrutmen Polri.
Selama di Bali, Komang Wira memang menjalin kerabatan yang sangat baik dengan keluarganya di Bali.
“Orangnya sangat polos, sopan, gak neko-neko (macam macam). Kalau saya bilang A ya A, artinya orangnya penurut. Biarpun dia adik (lain ibu), dia adik yang paling saya sayangi,” kenangnya.
Selama ini atau setelah ia menjadi polisi, memang tetap menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga di Bali.
Sesekali ia juga menghubungi keluarga di Bali sekadar menanyakan kabar sepupunya, adik, serta kakek-kakeknya juga.
Namun jika untuk liburan, ia memang lebih sering ke Sumatera Selatan karena saudaranya semua di sana.
“Sering kali berkabar korban Bahkan terakhir saat Galungan kemarin dia (Komang Wira, red) telepon ke Bali untuk tanyakan kabar juga.
Kami keluarga dengan kabar ini, jelas kaget. Apalagi adik-adiknya disini semua menangis mendengar kabar tersebut,” tandasnya.