Diduga karena cemburu buta, seorang Jro Mangku di Singaraja, Buleleng tega membunuh istrinya sendiri dengan sadis. Jro Mangku Nyoman Sumerta, pria 68 tahun yang sudah sakit-sakitan itu tega menghabisi nyawa istrinya Jro Mangku Ketut Nurti Mahayoni, 59.
EKA PRASETYA, Singaraja
Hidup dan ajal orang tak pernah ada yang tahu.
Seperti halnya bagi pasangan suami istri (pasutri) yang tinggal di Lingkungan Ketewel, Kelurahan Penarukan, Singaraja.
Meski sudah sama-sama berumur, rasa cemburu buta yang berlebihan membuat keduanya harus terpisah selamanya.
Jro Mangku Ketut Nurti Mahayoni, 59, harus tewas di tangan suaminya sendiri yang kini sudah dalam kondisi sakit-sakitan dan sering cuci darah akibat penyakit ginjalnya. Ia tewas setelah ditusuk dengan pisau temutik sebanyak dua kali.
Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali di lokasi, dari keterangan warga, sebelum korban tewas, antara korban dan pelaku sempat terlibat cek-cok mulut.
Cek-cok antara pelaku dengan korban terjadi di merajan keluarga. Menurut warga yang mewanti-wanti agar namanya dirahasiakan, adu mulut keduanya itu dipicu karena pelaku cemburu dan marah karena korban pergi keluar rumah tanpa pamit ke suaminya (pelaku).
“Katanya pagi tadi, korban pergi keluar rumah pukul 08.00 dan pulang pukul 15.00. Makanya ribut,”ujar sumber.
Imbuh sumber, perselisihan antara pelaku dan korban memang sering terjadi dan bukan kali pertamanya. Bahkan, hubungan keduanya juga sudah tak harmonis dan sering cek-cok dari sejak lima tahun terakhir.
“Korban Nurti Mahayoni seringkali keluar rumah tanpa pamit pada suaminya. Sementara suaminya kini sedang dalam kondisi sakit ginjal, sehingga harus cuci darah sepekan sekali. Mungkin karena itu,”duga sumber
Hingga puncaknya terjadi pada Sabtu sore (29/6). Ketika itu, pelaku sudah menunggu korban di depan rumah. Korban kemudian memarkirkan kendaraannya. Begitu turun dari mobil, pasangan ini terlibat adu mulut.
“Ributnya di teras belakang rumah. Entah bagaimana istrinya ditusuk pakai pisau temutik. Pelaku ini kan sakit, tiap minggu harus cuci darah. Mungkin karena itu,” ujar warga sembari mewanti-wanti agar namanya tetap dirahasiakan.
Korban disebut ditusuk dua kali. Begitu korban jatuh bersimbah darah, sejumlah keluarga korban langsung menolong korban. Ada pula yang mengamankan pelaku lantas menyerahkannya pada polisi.
Korban Mahayoni langsung dilarikan ke RSUD Buleleng. Namun saat itu keluarga korban kesulitan mencapai Instalasi Gawat Darurat karena akses di Jalan Gajah Mada ditutup untuk upacara adat.
Akhirnya korban dibawa ke IGD lewat pintu belakang RSUD.
Petugas RSUD yang berjaga di Ruang Lely sempat terkejut melihat korban yang dibopong keluarganya dalam posisi bersimbah darah.
Petugas langsung mengeluarkan sebuah brankard dan melarikan korban ke IGD yang berjarak sekitar 500 meter dari pintu belakang.
Sayang meski masih bernyawa, namun saat hendak dilakukan penanganan di ruang operasi, nyawa korban tak tertolong. Jro Mahayoni tewas dengan kondisi luka cukup parah.
Sementara itu atas kasus ini, Kapolres Buleleng AKBP Suratno yang dikonfirmasi terpisah, juga belum memberikan penjelasan secara pasti.
“Sudah ditangani penyidik. Pelaku sudah diamankan,” kata Suratno singkat.
Hingga malam kemarin, jenazah korban masih dititipkan di Ruang Jenazah RSUD Buleleng. Pihak keluarga kini masih berembug untuk proses perabuan jenazah korban.