DENPASAR – Kepolisian terus berupaya mengungkap pelaku perampokan bersenjata pedang yang beraksi di SPBU 54.801.51 di Jalan Raya Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.
Kepolisian masih mengumpulkan sejumlah bukti berikut meminta keterangan dua saksi korban yakni Ni Kadek Astari dan Ni Putu Sri Maharani.
“Saya masih trauma, tapi saya harus tetap bekerja. Mau bagaimana lagi, diperintah kerja, ya tetap kerja,” ujar Ni Kadek Astari kepada Jawa Pos Radar Bali kemarin.
Wanita yang sempat melayani pengisian BBM jenis Pertalite dimotor pelaku perampokan misterius itu mengaku bahwa pemilik SPBU bernama Wayan Rastika sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian sebagai saksi mata.
Katanya, usai peristiwa itu, dia bersama karyawati yang bertugas memegang uang Putu Sri Maharani, warga Jalan Raya Sesetan Gang Lumba lumba III, Denpasar Selatan langsung melapor ke Polsek Kawasan Laut Benoa.
“Sri sebagai pelapor. Saya sebagai saksi. Ya, ini kali kedua peristiwa perampokan. Saat kejadian situasi sepi. Berharap tidak akan terjadi lagi kejadian serupa,” paparnya.
Astari lantas mengurai kronologis kejadian. Kata dia, kejadian bermula ketika sekitar pukul 19.50 wita datang seorang laki laki memakai
jaket hitam mengendarai Sepeda Motor Honda Vario Hitam strep biru membeli BBM jenis Pertalite khusus seharga Rp 10.000.
Selesai mengisi BBM dan usai menutup tangki motor, pelaku mengeluarkan pedang dari dalam jaket bagian depan langsung mendekati Putu Sri Maharani yang saat kejadian memegang uang hasil penjualan BBM sebesar Rp 10 Juta.
“Saya lihat dengan mata kepala, teman saya didorong dan terjatuh. Saat itu karena ketakutan ditambah panik melihat pedang, uang terjatuh dan orang itu langsung mengambil uang dan kabur ke arah utara,” paparnya.
Sebanarnya ada seorang sekuriti dengan sapaan Pak Dek, namun saat kejadian belum datang. “Ya ketakutan. Dari kejadian waktu lalu itu kami trauma.
Ditambah lagi kejadian semalam, semakin trauma tapi disuruh masuk kerja oleh manajemen,” tutupnya.