31.3 C
Jakarta
19 November 2024, 19:35 PM WIB

HOT! Sebelum Tewas, Pacar Karyawan Bank Modifikasi Pagar Rumah Korban

DENPASAR – Penyebab kematian teller cantik Bank Mandiri Cabang Kuta Ni Putu Widiastiti, 24, yang ditemukan tewas bersimbah darah

di rumahnya di Banjar Poh Gading, Jalan Kerta Negara, Gang Widura, No.24, Ubung Kaja, Denpasar, Senin (28/12) lalu masih menyisakan misteri.

Satu yang pasti, korban tewas dibunuh. Hanya saja apa motifnya, polisi masih berupaya mengungkapnya secara terang benderang.

Untuk itu, polisi terus berupaya mencari keterangan saksi dan bukti petunjuk di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). 

Berdasar informasi terbaru, dua hari sebelum ditemukan tewas, Gede Hara Yogi Suara, 28, pacar korban, 

diketahui memasang papan pastik warna putih (modifikasi) pada bagian dalam pagar gerbang agar tidak tembus pandang.

“Kami memperbanyak keterangan saksi dan bukti CCTV. Sebab pasca kejadian tidak ada saksi mata dan juga sama sekali tidak ada CCTV. Di gang ini, kami baru ambil 1 CCTV,” tutur sumber kepolisian.

Penyidik sendiri tengah melakukan pendekatan dengan sejumlah penghuni rumah di kawasan TKP agar memberikan informasi seputar peristiwa tersebut. 

Masyarakat diminta jangan takut untuk memberikan informasi tentang korban. “Masyarakat takut dijadikan saksi. Jangan takut, kita hanya butuh informasi,” bebernya.

Korban Ni Putu Widiastiti sendiri diketahui memiliki dua nama panggilan sayang. Orangtua memanggilnya Dewi, sementara teman-temannya memanggil Ewik.

Informasi yang lain, beberapa bulan lalu, korban diketahui berlibur bareng sang pacar keluar negeri. 

Warga terakhir kali melihat korban membantu pacarnya memasang papan pastik pada pagar bagian dalam rumahnya. 

Dengan adanya papan, jarak pandang ke halaman dalam dari sela-sela besi pagar itu terhalang.

“Ya, pacar korban sementara diperiksa, termasuk akan dikembangkan mengenai pemasangan papan plastik itu. Masih diperiksa secara maraton oleh penyidik,” timpalnya.

Terkait pemasangan papan plastik warna putih itu dibenarkan oleah tetangga depan rumah korban bernama Gede Surya, 29, asal Tabanan. 

Surya menjelaskan dirinya mengenal korban sejak lama, bahkan sejak korban masih anak-anak. 

Korban tinggal bersama orang tuanya. Waktu itu Gede Surya duduk dibangku SMP dan korban masih SD. 

“Ya, kami bertetangga. Korban dan orang tuanya lebih dulu tinggal di kawasan Gang Widura, Ubung ini dibandingkan dengan saya.

Tapi setelah itu, korban dan orang tuanya pindah ke Gianyar dan rumah tersebut dibiarkan kosong cukup lama,” katanya.

Rumah ini lama dikosongkan hingga kemudian korban bekerja di bank lalu tinggal seorang diri dirumah berlantai dua sekitar 1 tahun lalu.

Orang tua korban, khususnya sang bapak, selama tinggal di Denpasar (TKP) dikenal oleh warga pandai melukis. 

Menurut Surya, walaupun kosong, rumah korban tidak pernah dikontrakan kepada pihak lain.

Selama korban berada di rumahnya tersebut, korban tidak pernah ada masalah baik bersama pacarnya maupun orang lain. 

“Di gang ini tidak pernah ada keributan. Temasuk peristiwa pencurian. Yang kecil, curi helm saja tak pernah terjadi,” katanya.

Surya menjelaskan, korban dan pacarnya terakhir dilihat, Sabtu lalu ketika memasang pelapis pagar rumahnya agar lebih tertutup. 

“Korban ini dua bersaudara. Korban anak pertama. Adiknya juga cewek. Saya lihat pacar korban, Sabtu lalu itu. 

Saat itu, korban menemani pacarnya memasang pelapis pagar itu. Pacarnya jarang dilihat,” jelasnya Surya. 

DENPASAR – Penyebab kematian teller cantik Bank Mandiri Cabang Kuta Ni Putu Widiastiti, 24, yang ditemukan tewas bersimbah darah

di rumahnya di Banjar Poh Gading, Jalan Kerta Negara, Gang Widura, No.24, Ubung Kaja, Denpasar, Senin (28/12) lalu masih menyisakan misteri.

Satu yang pasti, korban tewas dibunuh. Hanya saja apa motifnya, polisi masih berupaya mengungkapnya secara terang benderang.

Untuk itu, polisi terus berupaya mencari keterangan saksi dan bukti petunjuk di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). 

Berdasar informasi terbaru, dua hari sebelum ditemukan tewas, Gede Hara Yogi Suara, 28, pacar korban, 

diketahui memasang papan pastik warna putih (modifikasi) pada bagian dalam pagar gerbang agar tidak tembus pandang.

“Kami memperbanyak keterangan saksi dan bukti CCTV. Sebab pasca kejadian tidak ada saksi mata dan juga sama sekali tidak ada CCTV. Di gang ini, kami baru ambil 1 CCTV,” tutur sumber kepolisian.

Penyidik sendiri tengah melakukan pendekatan dengan sejumlah penghuni rumah di kawasan TKP agar memberikan informasi seputar peristiwa tersebut. 

Masyarakat diminta jangan takut untuk memberikan informasi tentang korban. “Masyarakat takut dijadikan saksi. Jangan takut, kita hanya butuh informasi,” bebernya.

Korban Ni Putu Widiastiti sendiri diketahui memiliki dua nama panggilan sayang. Orangtua memanggilnya Dewi, sementara teman-temannya memanggil Ewik.

Informasi yang lain, beberapa bulan lalu, korban diketahui berlibur bareng sang pacar keluar negeri. 

Warga terakhir kali melihat korban membantu pacarnya memasang papan pastik pada pagar bagian dalam rumahnya. 

Dengan adanya papan, jarak pandang ke halaman dalam dari sela-sela besi pagar itu terhalang.

“Ya, pacar korban sementara diperiksa, termasuk akan dikembangkan mengenai pemasangan papan plastik itu. Masih diperiksa secara maraton oleh penyidik,” timpalnya.

Terkait pemasangan papan plastik warna putih itu dibenarkan oleah tetangga depan rumah korban bernama Gede Surya, 29, asal Tabanan. 

Surya menjelaskan dirinya mengenal korban sejak lama, bahkan sejak korban masih anak-anak. 

Korban tinggal bersama orang tuanya. Waktu itu Gede Surya duduk dibangku SMP dan korban masih SD. 

“Ya, kami bertetangga. Korban dan orang tuanya lebih dulu tinggal di kawasan Gang Widura, Ubung ini dibandingkan dengan saya.

Tapi setelah itu, korban dan orang tuanya pindah ke Gianyar dan rumah tersebut dibiarkan kosong cukup lama,” katanya.

Rumah ini lama dikosongkan hingga kemudian korban bekerja di bank lalu tinggal seorang diri dirumah berlantai dua sekitar 1 tahun lalu.

Orang tua korban, khususnya sang bapak, selama tinggal di Denpasar (TKP) dikenal oleh warga pandai melukis. 

Menurut Surya, walaupun kosong, rumah korban tidak pernah dikontrakan kepada pihak lain.

Selama korban berada di rumahnya tersebut, korban tidak pernah ada masalah baik bersama pacarnya maupun orang lain. 

“Di gang ini tidak pernah ada keributan. Temasuk peristiwa pencurian. Yang kecil, curi helm saja tak pernah terjadi,” katanya.

Surya menjelaskan, korban dan pacarnya terakhir dilihat, Sabtu lalu ketika memasang pelapis pagar rumahnya agar lebih tertutup. 

“Korban ini dua bersaudara. Korban anak pertama. Adiknya juga cewek. Saya lihat pacar korban, Sabtu lalu itu. 

Saat itu, korban menemani pacarnya memasang pelapis pagar itu. Pacarnya jarang dilihat,” jelasnya Surya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/