34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:25 PM WIB

Kampanye via Medsos Jalan Terus, Masa Tenang Pilkada Ternoda

GIANYAR – Masa tenang kampanye menjelang detik-detik pencoblosan, Rabu (27/6) besok, rupanya, belum sepenuhnya tenang.

Di media sosial (medsos) atau dunia maya, masih terdapat akun yang menyebarkan seruan mencoblos salah satu paslon.

Bahkan, masih ada pendukung tertentu yang menjatuhkan paslon lain dengan harapan mendapat keuntungan dari black campaign tersebut.

Kampanye lewat media sosial di kabupaten Gianyar dilakukan oleh hampir kedua pasangan calon.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Gianyar I Wayan Hartawan, mengakui potensi tersebut selalu ada.

“Berkenaan dengan itu, kami atensi khusus kampanye melalui medsos. Siapapun itu, untuk tidak melakukan kegiatan kampanye,” ujar Hartawan kemarin.

Disinggung soal adanya akun-akun yang berbau kampanye, Hartawan mengaku akan menelusuri secepatnya.

“Sekiranya ada, kami akan terlusuri, dan upayakan undang yang bersangkutan, undang mengklarifikasi,” tegasnya.

Ditanya mengenai pelanggaran yang terjadi sejauh ini, Hartawan mengaku belum menemukan. “Itu belum kami temukan, bersama jajaran kami terus memantau,” jelasnya.

Bahkan, setiap malam di masa tenang ini, Hartawan mengaku menyebarkan ratusan panitia pengawas yang sudah dilantik untuk memonitor situasi.

“Untuk upaya pencegahan setiap malam jajaran kami turun ke lapangan, mencegah hal itu,” terangnya.

Mengenai kerawanan Pilkada, di Gianyar masuk pada zona rawan sedang. Dari tujuh kecamatan, ada tiga kecamatan yang dianggap memiliki potensi gesekan.

Di antaranya kecamatan Sukawati, Gianyar dan Payangan. “Di situ, dari pergerakan pasangan calon, hampir semua daerah, ada kebulatan tekad. Dalam proses realisasi, ada gerakan, untuk wujudkan kebulatan tekad,” jelasnya.

Tiga kecamatan tersebut juga dianggap kental dengan aroma intimidasi. “Yang paling rawan, berisi unsur intimidasi. Maka kami fokus di tiga kecamatan,” katanya.

Tidak hanya itu, kecamatan atau desa yang terdapat tim pemenangan juga menjadi perhatian khusus bagi pihak Panwas Gianyar.

Kejadian serupa juga terjadi di Badung. Karena itu, Ketua Panwas Badung I Ketut Alit Astasoma mewarning tim sukses kedua paslon Pilgub Bali tidak melakukan kampanye baik di dunia nyata maupu maya pada masa tenang ini.

Menurutnya, untuk memproteksi kampanye di dunia maya atau media sosial pada saat masa tenang pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bawaslu RI.

Karena Bawaslu RI juga sudah memiliki tim cyber untuk memantau terjadi potensi kampanye pada masa tentang.

“Kalau sudah masa tenang, tidak ada kampanye baik di dunia nyata mau pun dunia maya (media sosial).

Kalau ada kampanye (dunia maya pada masa tentang) itu sudah melanggar dan bisa dilaporkan ke kami dan kami akan proses,” papar Alit Astasoma.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pemetaan titik rawan di Badung. Pertama belajar dari pengalaman pemilu tahun sebelumnya.

Di Banjar Juet, Abiansemal  pada TPS I dan I pernah terjadi pemilihan ulang. Begitu juga di daerah Jimbaran, Kuta Selatan ada enam orang menggunakan C 6 milik orang lainnya.

Selain itu, atensi di petugas KPPS. Karena tingkat penyelenggara bisa saja kewenangannya disalahgunakan.

Tidak hanya itu, potensi yang berikutnya TPS dekat dengan tim pemenangan masing-masing paslon juga di atensi.

“Kami sudah petakan itu dan juga melakukan penguatan pengawas di masing-masing TPS. Selain itu juga bersinergi dengan masing-masing saksi,” pungkasnya. 

GIANYAR – Masa tenang kampanye menjelang detik-detik pencoblosan, Rabu (27/6) besok, rupanya, belum sepenuhnya tenang.

Di media sosial (medsos) atau dunia maya, masih terdapat akun yang menyebarkan seruan mencoblos salah satu paslon.

Bahkan, masih ada pendukung tertentu yang menjatuhkan paslon lain dengan harapan mendapat keuntungan dari black campaign tersebut.

Kampanye lewat media sosial di kabupaten Gianyar dilakukan oleh hampir kedua pasangan calon.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Gianyar I Wayan Hartawan, mengakui potensi tersebut selalu ada.

“Berkenaan dengan itu, kami atensi khusus kampanye melalui medsos. Siapapun itu, untuk tidak melakukan kegiatan kampanye,” ujar Hartawan kemarin.

Disinggung soal adanya akun-akun yang berbau kampanye, Hartawan mengaku akan menelusuri secepatnya.

“Sekiranya ada, kami akan terlusuri, dan upayakan undang yang bersangkutan, undang mengklarifikasi,” tegasnya.

Ditanya mengenai pelanggaran yang terjadi sejauh ini, Hartawan mengaku belum menemukan. “Itu belum kami temukan, bersama jajaran kami terus memantau,” jelasnya.

Bahkan, setiap malam di masa tenang ini, Hartawan mengaku menyebarkan ratusan panitia pengawas yang sudah dilantik untuk memonitor situasi.

“Untuk upaya pencegahan setiap malam jajaran kami turun ke lapangan, mencegah hal itu,” terangnya.

Mengenai kerawanan Pilkada, di Gianyar masuk pada zona rawan sedang. Dari tujuh kecamatan, ada tiga kecamatan yang dianggap memiliki potensi gesekan.

Di antaranya kecamatan Sukawati, Gianyar dan Payangan. “Di situ, dari pergerakan pasangan calon, hampir semua daerah, ada kebulatan tekad. Dalam proses realisasi, ada gerakan, untuk wujudkan kebulatan tekad,” jelasnya.

Tiga kecamatan tersebut juga dianggap kental dengan aroma intimidasi. “Yang paling rawan, berisi unsur intimidasi. Maka kami fokus di tiga kecamatan,” katanya.

Tidak hanya itu, kecamatan atau desa yang terdapat tim pemenangan juga menjadi perhatian khusus bagi pihak Panwas Gianyar.

Kejadian serupa juga terjadi di Badung. Karena itu, Ketua Panwas Badung I Ketut Alit Astasoma mewarning tim sukses kedua paslon Pilgub Bali tidak melakukan kampanye baik di dunia nyata maupu maya pada masa tenang ini.

Menurutnya, untuk memproteksi kampanye di dunia maya atau media sosial pada saat masa tenang pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bawaslu RI.

Karena Bawaslu RI juga sudah memiliki tim cyber untuk memantau terjadi potensi kampanye pada masa tentang.

“Kalau sudah masa tenang, tidak ada kampanye baik di dunia nyata mau pun dunia maya (media sosial).

Kalau ada kampanye (dunia maya pada masa tentang) itu sudah melanggar dan bisa dilaporkan ke kami dan kami akan proses,” papar Alit Astasoma.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pemetaan titik rawan di Badung. Pertama belajar dari pengalaman pemilu tahun sebelumnya.

Di Banjar Juet, Abiansemal  pada TPS I dan I pernah terjadi pemilihan ulang. Begitu juga di daerah Jimbaran, Kuta Selatan ada enam orang menggunakan C 6 milik orang lainnya.

Selain itu, atensi di petugas KPPS. Karena tingkat penyelenggara bisa saja kewenangannya disalahgunakan.

Tidak hanya itu, potensi yang berikutnya TPS dekat dengan tim pemenangan masing-masing paslon juga di atensi.

“Kami sudah petakan itu dan juga melakukan penguatan pengawas di masing-masing TPS. Selain itu juga bersinergi dengan masing-masing saksi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/