30.2 C
Jakarta
30 April 2024, 22:25 PM WIB

Dayu Rupini Aktif Ngajar di SMPN 6 Denpasar, Dayu Indah Alumni IPB

Meninggalnya pasangan ibu dan anak ini menyisakan duka yang sangat mendalam. Banyak dari orang-orang terdekatnya, mulai dari keluarga hingga teman-teman mereka merasa sedih atas kepergian kedua korban.

 

ANDRE SULLA, Denpasar

BANYAK sanak saudara mengungkapkan rasa turut berdukacita melalui berbagai unggahan mereka di media sosial dan karangan bunga.

Karangan bunga ungkapan duka tersebut berjejer rapi di depan rumah almarhumah yang terletak di Griya Ambengan, Banjar Ujung, Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur, kemarin.

Tidak begitu ramai, terdapat beberapa saudara tak jauh dari jenazah Ida Ayu Rupini, 60, dan anak perempuannya Ida Ayu Indah Wedaswari, 24, dibaringkan di bangunan balai dangin yang ditutupi langse (gorden).
Keluarga dari almarhum tampak begitu berduka. Menurut kerabat dekat, upacara pengabenan atau plebon, kedua almarhumah bakal digelar Minggu lusa (30/5).

Sepupu Dayu Rupini, bernama Ida Bagus Budi, menceritakan terkait pribadi kedua ibu dan anak itu. Ida Ayu Rupini ternyata masih berprofesi sebagai seorang guru di SMPN 6 Denpasar.

Yang menyayat hati, almarhumah berencana menghabiskan masa tua setelah pensiun pada September 2021 ini.
Sementara anaknya Ida Ayu Indah disebut sebagai bajang cantik yang pintar. Almarhumah ternyata baru lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sebelum meninggal, Dayu Indah bekerja di sebuah perusahaan minuman di Denpasar dan memiliki posisi yang cukup prestisius yakni sebagai manajer.

“Kami keluarga tidak ada yang menyangka dengan musibah ini. Lantaran setiap rahinan mereka sekeluarga memang biasa melukat,” bebernya.

Disinggung apakah ada anggota keluarga memiliki firasat buruk sebelumnya, Ida Bagus Budi mengatakan tidak ada. Tidak ada tanda aneh dan masalah apapun sebelum musibah terjadi.

Katanya, jika ada rahinan atau purnama, keluarga biasa melukat karena hari baik. Bahkan saat itu, ada keluarga yang lain juga melukat tapi lokasinya beda-beda.

“Nah, di Pura Campuhan itu memang bertiga yakni Ajik (Suami Dayu Rupini) dan kedua almarhum, anaknya yang cowok tidak ikut karena ada kegiatan yang lain,” jelasnya.
Mereka belum pernah melukat di lokasi yang menjadi saksi bisu kejadian nahas tersebut. Sementara Ida Bagus Mariana, suami Dayu Rupini ketika melukat tidak bisa ikut turun ke muara sungai lantaran sedang sakit akibat luka di kakinya.
Ida Bagus Budi dan keluarga lainnya jelas merasa sedih akan hal ini, namun mengaku sudah mengikhlaskan almarhum. 

“Ya, mungkin ini jalannya, kami keluarga ikhlaskan,” tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Peristiwa mengenaskan dialami seorang ibu dan anak perempuannya yakni

Ida Ayu Rupini dan Ida Ayu Indah Wedaswari saat melukat di muara sungai Pura Campuan Segara, Pantai Tangtu, Kesiman, Denpasar Timur, Rabu (26/5).

Tiba-tiba keduanya hanyut terseret arus sungai yang sangat deras ke arah Pantai dan sempat  teriak minta tolong namun akhirnya tewas. (*)

Meninggalnya pasangan ibu dan anak ini menyisakan duka yang sangat mendalam. Banyak dari orang-orang terdekatnya, mulai dari keluarga hingga teman-teman mereka merasa sedih atas kepergian kedua korban.

 

ANDRE SULLA, Denpasar

BANYAK sanak saudara mengungkapkan rasa turut berdukacita melalui berbagai unggahan mereka di media sosial dan karangan bunga.

Karangan bunga ungkapan duka tersebut berjejer rapi di depan rumah almarhumah yang terletak di Griya Ambengan, Banjar Ujung, Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur, kemarin.

Tidak begitu ramai, terdapat beberapa saudara tak jauh dari jenazah Ida Ayu Rupini, 60, dan anak perempuannya Ida Ayu Indah Wedaswari, 24, dibaringkan di bangunan balai dangin yang ditutupi langse (gorden).
Keluarga dari almarhum tampak begitu berduka. Menurut kerabat dekat, upacara pengabenan atau plebon, kedua almarhumah bakal digelar Minggu lusa (30/5).

Sepupu Dayu Rupini, bernama Ida Bagus Budi, menceritakan terkait pribadi kedua ibu dan anak itu. Ida Ayu Rupini ternyata masih berprofesi sebagai seorang guru di SMPN 6 Denpasar.

Yang menyayat hati, almarhumah berencana menghabiskan masa tua setelah pensiun pada September 2021 ini.
Sementara anaknya Ida Ayu Indah disebut sebagai bajang cantik yang pintar. Almarhumah ternyata baru lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sebelum meninggal, Dayu Indah bekerja di sebuah perusahaan minuman di Denpasar dan memiliki posisi yang cukup prestisius yakni sebagai manajer.

“Kami keluarga tidak ada yang menyangka dengan musibah ini. Lantaran setiap rahinan mereka sekeluarga memang biasa melukat,” bebernya.

Disinggung apakah ada anggota keluarga memiliki firasat buruk sebelumnya, Ida Bagus Budi mengatakan tidak ada. Tidak ada tanda aneh dan masalah apapun sebelum musibah terjadi.

Katanya, jika ada rahinan atau purnama, keluarga biasa melukat karena hari baik. Bahkan saat itu, ada keluarga yang lain juga melukat tapi lokasinya beda-beda.

“Nah, di Pura Campuhan itu memang bertiga yakni Ajik (Suami Dayu Rupini) dan kedua almarhum, anaknya yang cowok tidak ikut karena ada kegiatan yang lain,” jelasnya.
Mereka belum pernah melukat di lokasi yang menjadi saksi bisu kejadian nahas tersebut. Sementara Ida Bagus Mariana, suami Dayu Rupini ketika melukat tidak bisa ikut turun ke muara sungai lantaran sedang sakit akibat luka di kakinya.
Ida Bagus Budi dan keluarga lainnya jelas merasa sedih akan hal ini, namun mengaku sudah mengikhlaskan almarhum. 

“Ya, mungkin ini jalannya, kami keluarga ikhlaskan,” tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Peristiwa mengenaskan dialami seorang ibu dan anak perempuannya yakni

Ida Ayu Rupini dan Ida Ayu Indah Wedaswari saat melukat di muara sungai Pura Campuan Segara, Pantai Tangtu, Kesiman, Denpasar Timur, Rabu (26/5).

Tiba-tiba keduanya hanyut terseret arus sungai yang sangat deras ke arah Pantai dan sempat  teriak minta tolong namun akhirnya tewas. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/