DENPASAR – Siap mundur jika dalam waktu 2 tahun visi-misi untuk menyejahterakan masyarakat Kota Denpasar tak terwujud merupakan
sikap ksatria Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra- Made Bagus Kertha Negara (Amerta).
Pernyataan penutup yang disampaikan dalam Debat Terbuka Sesi II, Sabtu (28/11) ini membuat dukungan semakin mengalir ke paslon yang diusung Partai Golkar, Demokrat, dan NasDem ini.
Amerta dinilai punya komitmen dan serius menghadirkan perubahan, pembaharuan, serta tata kelola pemerintahan yang profesional.
Tudingan paslon lain bahwa program Amerta tidak realistis, khususnya terkait santunan untuk sekaa teruna, banjar, prajuru desa adat, PKK, kelahiran dan kematian pun dijawab lugas Paslon Amerta.
Amerta menilai masih sangat banyak potensi yang bisa digali dan ditumbuhkembangkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar yang kini telah disalip oleh Kabupaten Gianyar.
Jika ingin bekerja dengan tulus dan lurus, Amerta yakin PAD bisa digenjot sehingga bisa membantu dan mendukung kegiatan masyarakat.
“Seperti mendukung kegiatan pro rakyat dan menghilangkan kegiatan seremonial yang menghabiskan banyak biaya serta langkah efisiensi lainnya,” jelas
Paslon Amerta dalam debat terakhir yang mengangkat tema “Sinergisitas antara Pemerintah Kota dengan Provinsi dan Pusat”.
Kesempatan ini dimanfaatkan Amerta untuk mengajak masyarakat Kota Denpasar berpikir optimis, inovatif, dan kreatif.
Tegasnya, anggaran bisa diperoleh dari penerapan digitalisasi pendapatan daerah secara terintegrasi.
“Mereka (Jaya-Wibawa, red) condong untuk menerima keadaan daripada membangun pendapatan supaya lebih meningkat seperti memakai digitalisasi yang dilakukan kota-kota lainnya
yang bisa meningkatkan PAD. Kami komit memanfaatkan digitalisasi terintegrasi untuk menggali potensi-potensi yang ada di Kota Denpasar untuk meningkatkan PAD,” tegas Ngurah Ambara.
Paslon Amerta yang dikenal Satya Wacana dan Satya Laksana ini menegaskan jika dipercaya memimpin Kota Denpasar,
komitmen membuat perubahan lebih baik bagi Kota Denpasar sesuai aspirasi dan harapan masyarakat pasti diwujudkan.
Amerta mengaku prihatin PAD Denpasar tertinggal dari Kabupaten Gianyar. Ngurah Ambara menduga terjadi kebocoran pendapatan di perusahaan daerah yang dikelola Pemkot Denpasar selama ini, khususnya pasar tradisional.
“Dengan 16 pasar tradisional seharusnya uang Kota Denpasar melimpah. Pasar tradisional menjadi indikator menggeliatnya perekonomian daerah.
Di pasar tradisional terdapat UMKM yang ke depannya akan terus digenjot dan diperhatikan melalui visi misi untuk bisa mewujudkan
Denpasar Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah berlandaskan Tri Hita Karana), Smart City, Berbudaya, dan Berdaya Saing,” ujarnya optimis.
Calon Wakil Wali Kota Denpasar Made Bagus Kertha Negara menambahkan perubahan mendesak dibutuhkan Kota Denpasar.
Manajemen tata kelola pemerintahan harus berbasis digital agar berjalan lebih efektif, efisien, akuntabel dan transparan.
“Sebagai kota metropolitan, maka tata kelola pemerintahan akan dibangun berbasiskan digitalisasi terintegrasi di semua
aspek kehidupan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk untuk mengurangi kebocoran-kebocoran PAD Kota Denpasar,” tegasnya. (rba)