AMLAPURA – Pendaftaran pasangan calon Massker (IGA Mas Sumatri – I Made Sukerana) ke sekretariat KPU Karangasem kemarin (4/9) tidak berjalan sempurna.
Cabup Mas Sumatri terlihat datang sendiri bersama suami I Gusti Made Tusan dan tim pendukungnya saat mendaftar sebagai pasangan calon. Tidak terlihat I Made Sukarena.
Selain itu pendaftaran pasangan ini juga molor menjadi pukul 12.30 wita setelah paslon yang diusung PDIP: I Gede Dana – I Wayan Arta Dipa (Dana Dipa).
Usut punya usut absennya Made Sukerana karena yang bersangkutan sedang menjalani karantina. Ini setelah politisi Golkar itu dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani tes swab.
Fakta itu diungkap langsung Ketua Tim Pemenangan Massker, I Nengah Sumardi. “Ya, betul, Pak Sukerana positif Covid-19,” ujar Sumardi.
Berdasar fakta tersebut, Sukarena wajib menjalani karantina. Kondisi tersebut yang membuat pihaknya terlambat mendaftar ke KPU.
“Harus menunggu hasil tes swab di RS Bali Mandara. Karena surat bebas Covid-19 jadi salah satu persyaratan untuk mendaftar,” beber Sumardi.
Meski tanpa Sukarena, ratusan pendukung tetap ikut mengantar Mas Sumatri mendaftar. Tampak di antaranya Ketua Gerindra Karangasem Nyoman Suyasa, dan Ketua Golkar Karangasem I Gusti Ngurah Setiawan.
Bahkan, dua mantan bupati Karangasem ikut mengantar Mas Sumatri yakni I Wayan Geredeg dan I Gede Sumantara AP.
Juga terlihat anggota DPRD Bali dari Golkar Ni Putu Juli Artini dan politisi Nasdem I Gusti Putu Artha serta Made Juwita.
Berkas pendaftaran paket Massker diterima langsung Ketua KPU Karangasem I Gede Krisna Adi Widana bersama semua komisioner KPU Karangasem.
Di lain sisi, Ketua KPU Bali I Dewa Agung Lidartawan mengatakan, ketidakhadiran bakal calon wakil bupati I Made Sukarena tidak menggangu proses pendaftaran.
“Proses bisa tetap berjalan terus,” ujar Dewa Lidartawan. Pihak KPU akan tetap menunggu sampai yang bersangkutan sembuh.
Lidartawan mengatakan sesuai dengan ketentuan bakal calon boleh tidak hadir asal surat keterangan sakit ada dan resmi dari rumah sakit dan lembaga yang berwenang.
Nanti ada jadwal pemeriksaan kesehatan kalau memang benar kena Covid. “Akan tetap diberikan kesempatan dan ada waktu,” bebernya.
Kalau memang sudah negative maka secara otomatis akan disahkan. Sementara jika belum juga hadir mereka masih tetap akan ditunggu, hanya masa kempenyenya akan berkurang.
Karena tidak bisa dianulir kecuali kalau dinyatakan berhalangan tetap dan itu harus ada yang berwenanng menyatakan itu.
“Kalau belum ya harus tetap di tunggu,” paparnya. Di masa pandemik seperti ini memang harus diberlakukan, karena tidak ada orang yang mau terpapar.
Kalau memang sampai penetapan balum juga sehat maka akan di tetapkan dulu satu orang setelah sehat baru menyusul penetapanya.