29.9 C
Jakarta
4 November 2024, 12:52 PM WIB

89 % Masyarakat Bali Tak Nyoblos, Tokoh Hindu Usul Pemilu 2024 Diundur

DENPASAR –  Cuitan  tokoh agama Hindu Ida Pandita Mpu Prema Ananda dalam akun twitternya memantik perhatian masyarakat.

Mantan wartawan ini  protes kalau Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) digelar 28 Februari 2024 bersamaan dengan Hari Raya Galungan dipastikan 89,7 persen masyarakat Bali tidak akan nyoblos

Yang jelas, Jadwal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang sudah diputuskan oleh pusat antara DPRRI dan pemerintah pada 28 Februari 2024, tidak bisa diterima oleh KPU Bali.

Hal itu dikarenakan banyak masukan yang diberikan masyarakat Bali terkait jadwal Pemilu 2024. Jadwal Pemilu yang ditetapkan 28 Februari 2024 tersebut bersamaan dengan hari Raya Suci Galungan yang dirayakan oleh Umat Hindu.

Kalau jadwal tersebut tidak bisa diubah dan dijadwal ulang, dipastikan di Bali akan banyak yang golput bahkan tidak ada masyarakat yang akan mencoblos ke TPS.

Itu disampaikan oleh  Ketua KPUD Bali I Dewa Gede Agung Lidartawan di Sekretariat KPUD Bali, Renon Denpasar.

Ketua KPU Bali Dewa Gede Lidartawan mengatakan, sebelum KPU RI menetapkan jadwal Pemilu 28 Februari 2024 juga sempat merencanakan

jadwal 21 Februari 2024 dan bagi KPU Bali rencana pencoblosan sebelumnya 21 Februari 2024 bagi KPU Bali tidak masalah.

Sayangnya, ada  perubahan jadwal lagi dan dipilih 28 Februari 2024 sehingga jadwal tersebut diminta  dijadwal ulang.

“Selain alasan Hari Raya Galungan pada 28 Februari 2024 tersebut, proses rekapitulasi suara juga memakan waktu kedepan sehingga diperkirakan sampai Hari Raya Kuningan,” terangnya. 

Menghindari terjadi golput bahkan tidak ada masyarakat ke TPS karena semua masyarakat Hindu melakukan persembahyangan bahkan bisa seharian penuh saat Hari Suci Galungan, KPU Bali meminta untuk dijadwal ulang.

Dalam penjadwalan ulang, KPU Bali sekaligus memberikan usulan ke KPU RI Pemilu 2024, pencoblosannya  dimajukan menjadi 14 Februari 2024.

Alasan KPU Bali mengusulkan pada 14 Februari sebagai hari kasih sayang, KPU akan lebih mudah melakukan sosialisasi tahapan pemilu kepada masyarakat apalagi kaum milenial.

“Kami usulkan jadwal Pemilu menjadi 14 Pebruari 2024 dan hari tersebut juga merupakan hari Kasih Sayang. Harapan kita masyarakat pemilih bisa dengan penuh kasih sayang memberikan pilihannya ke TPS,” pintanya. 

Ruetnya dan pelaksanaan serentak di tahun yang sama Ketua KPU Lidartawan mengatakan alasan KPU RI memajukan jadwal pemilu yang biasanya pada bulan April, ini dikarenakan pada tahun yang sama 2024 selain Pemilu legislatif, Pilpres juga digelar Pilkada serentak.

Ketika Pemilu digelar 28 Februari 2024, biasanya tahapan pemilu sudah dilaksanakan 25 bulan sebelum  pemungutan suara.

Oleh karenanya jadwal Pemilu dimajukan dari jadwal biasanya asalan efesiensi waktu.  Hanya saja penetapan jadwal bertepan dengan Hari Suci Galungan. 

Dewa Lidartawan menjelaskan, saat KPU RI bersama pemerintah memutuskan jadwal tersebut anggota KPU RI, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi tidak ikut dalam rapat tersebut.

Setelah dilakukan koordinasi dan diketahui jadwal 28 Februari tersebut merupakan Hari Raya Galungan, KPU Bali langsung mengirimkan kalender Bali ke pusat.

Dalam waktu dekat ini pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Komisi II DPRRI dipusat. “Kami juga sudah berkomunikasi dan disampaikan ke KPU Pusat Pak Dewa Raka Sandi supaya bisa dijadwal ulang,” pintanya. 

DENPASAR –  Cuitan  tokoh agama Hindu Ida Pandita Mpu Prema Ananda dalam akun twitternya memantik perhatian masyarakat.

Mantan wartawan ini  protes kalau Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) digelar 28 Februari 2024 bersamaan dengan Hari Raya Galungan dipastikan 89,7 persen masyarakat Bali tidak akan nyoblos

Yang jelas, Jadwal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang sudah diputuskan oleh pusat antara DPRRI dan pemerintah pada 28 Februari 2024, tidak bisa diterima oleh KPU Bali.

Hal itu dikarenakan banyak masukan yang diberikan masyarakat Bali terkait jadwal Pemilu 2024. Jadwal Pemilu yang ditetapkan 28 Februari 2024 tersebut bersamaan dengan hari Raya Suci Galungan yang dirayakan oleh Umat Hindu.

Kalau jadwal tersebut tidak bisa diubah dan dijadwal ulang, dipastikan di Bali akan banyak yang golput bahkan tidak ada masyarakat yang akan mencoblos ke TPS.

Itu disampaikan oleh  Ketua KPUD Bali I Dewa Gede Agung Lidartawan di Sekretariat KPUD Bali, Renon Denpasar.

Ketua KPU Bali Dewa Gede Lidartawan mengatakan, sebelum KPU RI menetapkan jadwal Pemilu 28 Februari 2024 juga sempat merencanakan

jadwal 21 Februari 2024 dan bagi KPU Bali rencana pencoblosan sebelumnya 21 Februari 2024 bagi KPU Bali tidak masalah.

Sayangnya, ada  perubahan jadwal lagi dan dipilih 28 Februari 2024 sehingga jadwal tersebut diminta  dijadwal ulang.

“Selain alasan Hari Raya Galungan pada 28 Februari 2024 tersebut, proses rekapitulasi suara juga memakan waktu kedepan sehingga diperkirakan sampai Hari Raya Kuningan,” terangnya. 

Menghindari terjadi golput bahkan tidak ada masyarakat ke TPS karena semua masyarakat Hindu melakukan persembahyangan bahkan bisa seharian penuh saat Hari Suci Galungan, KPU Bali meminta untuk dijadwal ulang.

Dalam penjadwalan ulang, KPU Bali sekaligus memberikan usulan ke KPU RI Pemilu 2024, pencoblosannya  dimajukan menjadi 14 Februari 2024.

Alasan KPU Bali mengusulkan pada 14 Februari sebagai hari kasih sayang, KPU akan lebih mudah melakukan sosialisasi tahapan pemilu kepada masyarakat apalagi kaum milenial.

“Kami usulkan jadwal Pemilu menjadi 14 Pebruari 2024 dan hari tersebut juga merupakan hari Kasih Sayang. Harapan kita masyarakat pemilih bisa dengan penuh kasih sayang memberikan pilihannya ke TPS,” pintanya. 

Ruetnya dan pelaksanaan serentak di tahun yang sama Ketua KPU Lidartawan mengatakan alasan KPU RI memajukan jadwal pemilu yang biasanya pada bulan April, ini dikarenakan pada tahun yang sama 2024 selain Pemilu legislatif, Pilpres juga digelar Pilkada serentak.

Ketika Pemilu digelar 28 Februari 2024, biasanya tahapan pemilu sudah dilaksanakan 25 bulan sebelum  pemungutan suara.

Oleh karenanya jadwal Pemilu dimajukan dari jadwal biasanya asalan efesiensi waktu.  Hanya saja penetapan jadwal bertepan dengan Hari Suci Galungan. 

Dewa Lidartawan menjelaskan, saat KPU RI bersama pemerintah memutuskan jadwal tersebut anggota KPU RI, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi tidak ikut dalam rapat tersebut.

Setelah dilakukan koordinasi dan diketahui jadwal 28 Februari tersebut merupakan Hari Raya Galungan, KPU Bali langsung mengirimkan kalender Bali ke pusat.

Dalam waktu dekat ini pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Komisi II DPRRI dipusat. “Kami juga sudah berkomunikasi dan disampaikan ke KPU Pusat Pak Dewa Raka Sandi supaya bisa dijadwal ulang,” pintanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/