29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:51 AM WIB

CATAT! Pemimpin Populer Andalkan Hibah Bansos Tak Ideal di Masa Krisis

DENPASAR – Pilkada Serentak, 9 Desember 2020 yang dihelat di masa krisis idealnya membuat masyarakat pemilih semakin cerdas.

Salah-satunya dengan memilih pemimpin bukan hanya karena popularitasnya dalam membagi uang dan berbagai bantuan, melainkan lebih pada visi-misi yang ditawarkan.

“Krisis ini masih akan panjang. Dibutuhkan pemimpin yang bukan hanya melayani tapi juga memberdayakan agar tidak terjadi ketergantungan pada pemerintah

yang sedang mengalami defisit,” kata pengamat politik Nyoman Wiratmadja M.SI, dalam webinar yang diselenggarakan Forum Peduli Bali, Senin (10/8).

Jika ada calon yang menjanjikan uang dan berbagai fasilitas, pemilih harus berani mempertanyakan darimana sumber dananya.

Jika dana itu memang berasal dari anggaran pemerintah, maka sebenarnya hal itu merupakan hak masyarakat setelah mereka membayar pajak.

Wiratmadja menegaskan saat ini dibutuhkan pemimpin yang mampu mengelola pemerintahan di masa krisis lantaran pendapatan pemerintah kian menipis.

Dia tidak perlu menjanjikan banyak hal, melainkan mampu memotivasi dan memberi harapan untuk bisa bertahan di masa yang sulit.

Di sisi lain, Ketua Komisi Pemilihan Umum, Dewa Agung Lidartawan menyebut soal kemampuan memimpin di masa krisis akan terlihat pada visi dan misi para calon.

“Kami tidak bisa menentukan apakah hal itu akan diakomodir, tapi masyarakat akan bisa menilai,” tegas mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli itu.

Visi misi dimaksud, bebernya akan kelihatan pada saat pelaksanaan debat yang akan diplot berlangsung 3 kali putaran untuk masing-masing kabupaten/kota.

Masyarakat, tegas Lidartawan, juga bisa menitipkan pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pemahaman para kandidat kepada para panelis dalam debat tersebut. 

DENPASAR – Pilkada Serentak, 9 Desember 2020 yang dihelat di masa krisis idealnya membuat masyarakat pemilih semakin cerdas.

Salah-satunya dengan memilih pemimpin bukan hanya karena popularitasnya dalam membagi uang dan berbagai bantuan, melainkan lebih pada visi-misi yang ditawarkan.

“Krisis ini masih akan panjang. Dibutuhkan pemimpin yang bukan hanya melayani tapi juga memberdayakan agar tidak terjadi ketergantungan pada pemerintah

yang sedang mengalami defisit,” kata pengamat politik Nyoman Wiratmadja M.SI, dalam webinar yang diselenggarakan Forum Peduli Bali, Senin (10/8).

Jika ada calon yang menjanjikan uang dan berbagai fasilitas, pemilih harus berani mempertanyakan darimana sumber dananya.

Jika dana itu memang berasal dari anggaran pemerintah, maka sebenarnya hal itu merupakan hak masyarakat setelah mereka membayar pajak.

Wiratmadja menegaskan saat ini dibutuhkan pemimpin yang mampu mengelola pemerintahan di masa krisis lantaran pendapatan pemerintah kian menipis.

Dia tidak perlu menjanjikan banyak hal, melainkan mampu memotivasi dan memberi harapan untuk bisa bertahan di masa yang sulit.

Di sisi lain, Ketua Komisi Pemilihan Umum, Dewa Agung Lidartawan menyebut soal kemampuan memimpin di masa krisis akan terlihat pada visi dan misi para calon.

“Kami tidak bisa menentukan apakah hal itu akan diakomodir, tapi masyarakat akan bisa menilai,” tegas mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli itu.

Visi misi dimaksud, bebernya akan kelihatan pada saat pelaksanaan debat yang akan diplot berlangsung 3 kali putaran untuk masing-masing kabupaten/kota.

Masyarakat, tegas Lidartawan, juga bisa menitipkan pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pemahaman para kandidat kepada para panelis dalam debat tersebut. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/