29.9 C
Jakarta
13 September 2024, 20:43 PM WIB

Hanya Bermodal Batu Permata & Minyak Gosok, Kapolres Bongkar Aksi TSK

SINGARAJA – Dukun palsu Ketut Fery Martana alias Popo, 28, hanya bisa menyesali perbuatannya. Gara-gara menipu Ketut Merdana dan mencabuli anaknya berinisial PDA, Popo resmi menyandang status tersangka.

Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa didampingi Kapolsek Seririt Kompol Gede Juli mengatakan, tersangka Popo terbilang unik dalam melancarkan aksinya.

Untuk menjadi dukun, tersangka Popo hanya bermodal batu permata yang bisa menyala di air. Batu permata itu bisa menyala lantaran didalamnya tersimpan baterai jam.

Selain batu permata palsu, tersangka Popo memanfaatkan minyak gosok yang bisa mengeluarkan asap, tapi palsu.

“Kasus dukun palsu terungkap setelah kami mendapat laporan pengaduan Selasa lalu (4/8) dari korban Ketut Merdana. Sehari kemudian (5/8) kami amankan tersangka di rumahnya,” kata AKBP I Made Sinar Subawa kemarin.

Aksinya penipuan dan perbuatan cabul dengan berkedok sebagai dukun palsu bermula pada bulan Mei lalu.

Tersangka Popo memiliki teman perempuan berinisial KS tetangga dari pelapor Ketut Merdana. Selanjutnya pada bulan Juni lalu tersangka Popo mulai akrab dengan keluarga korban.

Yang diincar tersangka adalah PDA, anak korban Ketut Merdana, yang kuliah di Denpasar. Dari sana, tersangka Popo mulai melancarkan aksinya dengan mengaku sebagai dukun yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.

Termasuk kepada istri Ketut Merdana yang kebetulan kala itu sedang sakit. Namun, sebelum mengobati istri Mardana, tersangka meminta imbalan uang Rp 3,3 juta.

Uang sebanyak itu sebagai biaya awal pembelian banten untuk ritual pengobatan yang akan dipergunakan di Alas Purwo.

Korban yang percaya, akhirnya menyetujui. Pengobatan pun dilakukan tersangka di dalam ruangan tertutup dalam kondisi gelap sedikit pencahayaan lampu.

Setiap kali ada yang menemani pasien berobat harus berjarak dua meter saat ritual pengobatan dilakukan.

“Barulah mulai tersangka mengelabui pasien. Berpura-pura lakukan pemijatan tiba-tiba mengeluarkan penyakit berbentuk paku dari dalam tubuh korban.

Padahal, paku tersebut adalah paku bekas yang diambil tersangka di sekitar rumahnya yang dikeluarkan dari saku celana,” paparnya.

Selain itu agar lebih meyakinkan korbannya, tersangka juga mengeluarkan ritual pengobatan batu permata bergetar yang dapat menyala setiap terkena air. Batu tersebut ternyata palsu tertanam baterai jam.

Berhasil dengan aksi pertama istri dari Ketut Merdana, tersangka Popo kembali beraksi dengan korban berikutnya, PDA, anak dari Ketut Merdana yang berstatus sebagai seorang mahasiswa.

Kepada orangtuanya, Popo menyatakan PDA terkena pelet ilmu jaran guyang dari pacarnya. Sehingga harus segera mendapat pengobatan.

Karena sudah terlanjur percaya dengan tersangka Popo, Ketut Merdana menyuruh pulang kampung anaknya yang kuliah di Denpasar.

“Modus sama juga dilancarkan bermodal batu pertama, paku, minyak gosok dan barang perdukunan lainnya yang mampu mengelabui korban.

Dalam ritual pengobatan terhadap PDA tersangka Popo mengajak PDA dan keluarganya sembahyang keliling Bali selama 6 hari.

Namun dengan syarat keluarga dari PDA dilarang berdekatan PDA dengan alasan supaya penyakitnya tidak menular,” kata AKBP Sinar Subawa.

Belang tersangka Popo terungkap ketika kembali melakukan ritual pengobatan terhadap PDA di dalam kamar.

Saat pengobatan dilakukan tersangka Popo beraksi dengan mencium bagian pipi PDA dan mengarahkan pengobatannya ke bagian dada.

PDA yang mulai curiga langsung menepis tangan. Aksi tersangka pun akhirnya terbuka dan dilaporkan ke polisi.

Atas perbuatannya pelaku pihaknya kenakan pasal 378 dan atau 372 dan atau 290 ke 1 KUHP dengan ancaman diatas 5 tahun penjara.

“Barang bukti sudah berhasil kami amankan seperti batu pertama, tongkat, minyak wangi, rajah arab, keris, batu permata palsu, paku, jarum dan barang perdukunan lainnya,” tandasnya. 

SINGARAJA – Dukun palsu Ketut Fery Martana alias Popo, 28, hanya bisa menyesali perbuatannya. Gara-gara menipu Ketut Merdana dan mencabuli anaknya berinisial PDA, Popo resmi menyandang status tersangka.

Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa didampingi Kapolsek Seririt Kompol Gede Juli mengatakan, tersangka Popo terbilang unik dalam melancarkan aksinya.

Untuk menjadi dukun, tersangka Popo hanya bermodal batu permata yang bisa menyala di air. Batu permata itu bisa menyala lantaran didalamnya tersimpan baterai jam.

Selain batu permata palsu, tersangka Popo memanfaatkan minyak gosok yang bisa mengeluarkan asap, tapi palsu.

“Kasus dukun palsu terungkap setelah kami mendapat laporan pengaduan Selasa lalu (4/8) dari korban Ketut Merdana. Sehari kemudian (5/8) kami amankan tersangka di rumahnya,” kata AKBP I Made Sinar Subawa kemarin.

Aksinya penipuan dan perbuatan cabul dengan berkedok sebagai dukun palsu bermula pada bulan Mei lalu.

Tersangka Popo memiliki teman perempuan berinisial KS tetangga dari pelapor Ketut Merdana. Selanjutnya pada bulan Juni lalu tersangka Popo mulai akrab dengan keluarga korban.

Yang diincar tersangka adalah PDA, anak korban Ketut Merdana, yang kuliah di Denpasar. Dari sana, tersangka Popo mulai melancarkan aksinya dengan mengaku sebagai dukun yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.

Termasuk kepada istri Ketut Merdana yang kebetulan kala itu sedang sakit. Namun, sebelum mengobati istri Mardana, tersangka meminta imbalan uang Rp 3,3 juta.

Uang sebanyak itu sebagai biaya awal pembelian banten untuk ritual pengobatan yang akan dipergunakan di Alas Purwo.

Korban yang percaya, akhirnya menyetujui. Pengobatan pun dilakukan tersangka di dalam ruangan tertutup dalam kondisi gelap sedikit pencahayaan lampu.

Setiap kali ada yang menemani pasien berobat harus berjarak dua meter saat ritual pengobatan dilakukan.

“Barulah mulai tersangka mengelabui pasien. Berpura-pura lakukan pemijatan tiba-tiba mengeluarkan penyakit berbentuk paku dari dalam tubuh korban.

Padahal, paku tersebut adalah paku bekas yang diambil tersangka di sekitar rumahnya yang dikeluarkan dari saku celana,” paparnya.

Selain itu agar lebih meyakinkan korbannya, tersangka juga mengeluarkan ritual pengobatan batu permata bergetar yang dapat menyala setiap terkena air. Batu tersebut ternyata palsu tertanam baterai jam.

Berhasil dengan aksi pertama istri dari Ketut Merdana, tersangka Popo kembali beraksi dengan korban berikutnya, PDA, anak dari Ketut Merdana yang berstatus sebagai seorang mahasiswa.

Kepada orangtuanya, Popo menyatakan PDA terkena pelet ilmu jaran guyang dari pacarnya. Sehingga harus segera mendapat pengobatan.

Karena sudah terlanjur percaya dengan tersangka Popo, Ketut Merdana menyuruh pulang kampung anaknya yang kuliah di Denpasar.

“Modus sama juga dilancarkan bermodal batu pertama, paku, minyak gosok dan barang perdukunan lainnya yang mampu mengelabui korban.

Dalam ritual pengobatan terhadap PDA tersangka Popo mengajak PDA dan keluarganya sembahyang keliling Bali selama 6 hari.

Namun dengan syarat keluarga dari PDA dilarang berdekatan PDA dengan alasan supaya penyakitnya tidak menular,” kata AKBP Sinar Subawa.

Belang tersangka Popo terungkap ketika kembali melakukan ritual pengobatan terhadap PDA di dalam kamar.

Saat pengobatan dilakukan tersangka Popo beraksi dengan mencium bagian pipi PDA dan mengarahkan pengobatannya ke bagian dada.

PDA yang mulai curiga langsung menepis tangan. Aksi tersangka pun akhirnya terbuka dan dilaporkan ke polisi.

Atas perbuatannya pelaku pihaknya kenakan pasal 378 dan atau 372 dan atau 290 ke 1 KUHP dengan ancaman diatas 5 tahun penjara.

“Barang bukti sudah berhasil kami amankan seperti batu pertama, tongkat, minyak wangi, rajah arab, keris, batu permata palsu, paku, jarum dan barang perdukunan lainnya,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/