NEGARA – Meski pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jembrana 2020 masih lama, partai politik mulai melakukan penjajakan koalisi.
Seperti Partai Golkar, yang melakukan penjajakan dengan melakukan pertemuan dengan elite partai politik yang memiliki kursi di DPRD Jembrana, untuk mencari calon bupati dan wakil bupati Jembrana yang akan melawan calon dari PDIP.
Pertemuan elite politik yang memiliki kursi di DPRD Jembrana periode 2019-2024, dimotori Partai Golkar di sekretariat DPD Partai Golkar Jembrana, Sabtu (10/8) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, selain elit Partai Golkar dihadiri perwakilan elit partai PKB, Partai Gerindra, PPP, Partai Demokrat dan Partai Hanura. Kecuali PDIP yang bisa mengusung calon sendiri tanpa berkoalisi.
Menurut informasi, pertemuan yang digelar tersebut untuk menggalang koalisi agar nantinya calon bupati dan wakil bupati Jembrana
head to head melawan calon dari PDIP yang memiliki 18 kursi, sehingga bisa mengusung calon sendiri tanpa harus berkoalisi.
Sedangkan partai lain yang mendapat kursi di dewan harus berkoalisi untuk mengusung calon.
Plt Ketua DPD Partai Golkar Jembrana I Made Suardana saat dikonfirmasi membenarkan adanya pertemuan tersebut.
Menurutnya, pertemuan tersebut hanya untuk silaturahmi dengan ketua partai politik, hanya saja tidak ada yang hadir. Hanya diwakili perwakilan dari masing-masing partai politik.
“Hanya silaturahmi dengan teman-teman, tapi ngak ada yang datang. Kegiatan ketua-ketua partai semua di provinsi,” ujarnya.
Suardana mengakui bahwa pertemuan tersebut membicarakan masalah koalisi pada Pilkada 2020 mendatang.
Pertemuan tersebut hanya penjajakan awal untuk proses koalisi mengusung calon bupati dan wakil bupati Jembrana.
“Tapi, masih jauh cerita ini, belum berani karena teman-teman belum ada kompak. Masih pemanasan dulu calon atau kandidat nantinya.
Mengenai penjaringan calon belum dibicarakan, masih pendekatan silaturahmi dulu. Penjajakan dulu,” terangnya.
Suardana menyebut bahwa dalam pertemuan yang digelar tersebut mengundang semua partai politik, tidak terkecuali PDIP karena yang dibicarakan mengenai kepentingan Jembrana.
Jika sudah ada kesamaan pandangan dan tujuan, maka akan dibicarakan mengenai koalisi dan calon yang akan diusung.
Mengenai calon bupati dan calon wakil bupati yang akan diusung, Partai Golkar membuka diri pada non kader partai politik, termasuk meski bukan kader Partai Golkar untuk diusung sebagai calon bupati.
“Kita tunggu proses nya. Tidak mesti kader partai, kita membuka diri untuk kepentingan Jembrana,” tandasnya.