32.4 C
Jakarta
13 Desember 2024, 16:16 PM WIB

Duh, Warga Protes Asap TPA Temesi, Pemkab Gianyar Tak Berdaya

GIANYAR – Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi belum tuntas. Asap TPA masih menganggu warga.

Terutama warga Banjar Lebih Beted Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar. Mereka memasang spanduk keluhan. Warga berharap pemerintah bisa menyelesaikan bencana asap itu.

Spanduk besar itu dipasang di beberapa sudut desa. Spanduk itu bertuliskan, “Selamat Datang di Zona Berbahaya Asap TPA Temesi.

Kami Warga Desa Lebih Korban Kebakaran TPA Temesi”. Tulisan spanduk di bagian bawah, bertuliskan, Sebet Yen Tuturang (Kesal Kalau Diceritakan).

Kelian adat banjar Lebih Beten Kelod, Dewa Gede Piadnya, menyatakan daerahnya terdampak hembusan asap TPA Temesi. “Udara di sini nggak bersih. Kami sudah kena dampak,” keluhnya.

Bau asap dirasakan ketika malam hari. Saking baunya, ada warga yang sampai mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa).

“Kira-kira ada 2 orang. Kami sudah lapor (ke dinas, red) dan kami sudah kumpulkan buktinya,” jelasnya. 

Warga pun membandingkan penanganan kebakaran sampah di TPA Suwung, di Kecamatan Denpasar Selatan.

“Dulu di Suwung bisa padam seketika. Kalau di Temesi kenapa tidak? Damkar (Pemadam Kebakaran, red) saya minta lebih serius,” pintanya.

Warga pun meminta peran aktif pemerintah yang membidangi kebakaran. “Kalau dari kabupaten nggak bisa, gimana caranya? Apa minta bantuan ke kabupaten lain,” jelasnya.

Karena bencana asap lama tidak tertangani, warga pun berencana mendatangi bupati Gianyar ke Kantor Bupati.

 “Kami melakukan aksi damai, etika, sopan santun. Biar serius sama masyarakat. Kami akan temui pak bupati,” terangnya.

Atas bencana asap itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, Wayan Kujus Pawitra mengaku sudah bersurat sebanyak dua kali ke Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar).

“Ini merupakan bencana kebakaran. Kami sudah bersurat ke provinsi. Koordinasi hampir setiap hari untuk menangani ini,” ujarnya.

DLH juga memohon bantuan pemadaman sampai tuntas. “Dengan kebakaran ini, pelayanan sampah juga terganggu. Karena operator sampah kami kesulitan beroperasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Satpol PP dan Damkar Gianyar, Made Watha, mengaku sudah maksimal menangani kebakaran di TPA Temesi.

 “Dua hari yang lalu sempat muncul api pengaruh zat metan sampah. Disamping karena cuaca akhir-akhir ini,” ujarnya.

Pihaknya juga tidak diam. “Semua petugas kami, termasuk semua sudah diatensi oleh beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red). Dari DLH, BPBD, PUPR, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial sudah mengatensi,” jelasnya.

Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Gianyar, Made Wisnu Wijaya, mengakui imbas asap itu sampai ke warga Lebih, terutama ke Banjar Lebih Beten Kelod.

“Kami sudah ambil langkah banyak untuk penanganan itu,” ujarnya. Pihaknya juga telah meminta bantuan pemadam dari beberapa kabupaten dan kota di Bali.

“Ternyata itu sifatnya hanya temporer. Pengalaman kebakaran di daerah Suwung, nampaknya ini perlu kajian,” ujarnya.

Pemerintah akan bertanya ke Universitas Udayana (Unud). “Mungkin setelah pelantikan DPRD Gianyar kami akan meluncur bersama DLH untuk mencari kajian cara penanganan agar tuntas,” jelasnya.

Kajian itu untuk mencari cara penanganan cepat. “Ini jangka pendek. Kami sudah punya armada sudah kami kerahkan,” pungkasnya. 

GIANYAR – Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi belum tuntas. Asap TPA masih menganggu warga.

Terutama warga Banjar Lebih Beted Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar. Mereka memasang spanduk keluhan. Warga berharap pemerintah bisa menyelesaikan bencana asap itu.

Spanduk besar itu dipasang di beberapa sudut desa. Spanduk itu bertuliskan, “Selamat Datang di Zona Berbahaya Asap TPA Temesi.

Kami Warga Desa Lebih Korban Kebakaran TPA Temesi”. Tulisan spanduk di bagian bawah, bertuliskan, Sebet Yen Tuturang (Kesal Kalau Diceritakan).

Kelian adat banjar Lebih Beten Kelod, Dewa Gede Piadnya, menyatakan daerahnya terdampak hembusan asap TPA Temesi. “Udara di sini nggak bersih. Kami sudah kena dampak,” keluhnya.

Bau asap dirasakan ketika malam hari. Saking baunya, ada warga yang sampai mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa).

“Kira-kira ada 2 orang. Kami sudah lapor (ke dinas, red) dan kami sudah kumpulkan buktinya,” jelasnya. 

Warga pun membandingkan penanganan kebakaran sampah di TPA Suwung, di Kecamatan Denpasar Selatan.

“Dulu di Suwung bisa padam seketika. Kalau di Temesi kenapa tidak? Damkar (Pemadam Kebakaran, red) saya minta lebih serius,” pintanya.

Warga pun meminta peran aktif pemerintah yang membidangi kebakaran. “Kalau dari kabupaten nggak bisa, gimana caranya? Apa minta bantuan ke kabupaten lain,” jelasnya.

Karena bencana asap lama tidak tertangani, warga pun berencana mendatangi bupati Gianyar ke Kantor Bupati.

 “Kami melakukan aksi damai, etika, sopan santun. Biar serius sama masyarakat. Kami akan temui pak bupati,” terangnya.

Atas bencana asap itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, Wayan Kujus Pawitra mengaku sudah bersurat sebanyak dua kali ke Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar).

“Ini merupakan bencana kebakaran. Kami sudah bersurat ke provinsi. Koordinasi hampir setiap hari untuk menangani ini,” ujarnya.

DLH juga memohon bantuan pemadaman sampai tuntas. “Dengan kebakaran ini, pelayanan sampah juga terganggu. Karena operator sampah kami kesulitan beroperasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Satpol PP dan Damkar Gianyar, Made Watha, mengaku sudah maksimal menangani kebakaran di TPA Temesi.

 “Dua hari yang lalu sempat muncul api pengaruh zat metan sampah. Disamping karena cuaca akhir-akhir ini,” ujarnya.

Pihaknya juga tidak diam. “Semua petugas kami, termasuk semua sudah diatensi oleh beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red). Dari DLH, BPBD, PUPR, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial sudah mengatensi,” jelasnya.

Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Gianyar, Made Wisnu Wijaya, mengakui imbas asap itu sampai ke warga Lebih, terutama ke Banjar Lebih Beten Kelod.

“Kami sudah ambil langkah banyak untuk penanganan itu,” ujarnya. Pihaknya juga telah meminta bantuan pemadam dari beberapa kabupaten dan kota di Bali.

“Ternyata itu sifatnya hanya temporer. Pengalaman kebakaran di daerah Suwung, nampaknya ini perlu kajian,” ujarnya.

Pemerintah akan bertanya ke Universitas Udayana (Unud). “Mungkin setelah pelantikan DPRD Gianyar kami akan meluncur bersama DLH untuk mencari kajian cara penanganan agar tuntas,” jelasnya.

Kajian itu untuk mencari cara penanganan cepat. “Ini jangka pendek. Kami sudah punya armada sudah kami kerahkan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/