SINGARAJA – Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjdira didaulat sebagai pembicara kunci (keynote speaker) pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulawesi Selatan.
Sutjidra membawakan materi terkait Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang telah direalisasikan di Kabupaten Buleleng.
Kegiatan tersebut dilangsungkan di Hotel Claro Makassar, pada Kamis (12/3) lalu. Paparan itu disampaikan Sutjidra di hadapan pengurus DPD dan DPC PDI Perjuangan se-Provinsi Sulawesi Selatan.
Turut hadir anggota DPR RI dan DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan se-Sulawesi Selatan, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto.
Dalam paparannya, Wabup Sutjidra mengatakan, Buleleng telah menetapkan lima prioritas dalam pembangunan.
Yakni kebutuhan pangan, sandang, dan papan; kesehatan dan pendidikan; jaminan sosial dan ketenagakerjaan; layanan kependudukan; seni, adat, agama, dan budaya; serta infrastruktur dan pariwisata.
“Dari pangan, kami melakukan Gerakan Diversifikasi pangan dengan sumber daya lokal dan pengembangan
Sistem Pendukung Usaha bagi UKM. Pada sandang dan pada papan kami mengeluarkan program Lingkungan Sehat Perumahan,” kata Sutjidra.
Di sektor kesehatan, Buleleng menggas program Buleleng Emergency Service (BES) yaitu layanan gawat daruruat bagi seluruh masyarakat Buleleng secara gratis.
Saat ini, ada 29 unit ambulans yang tersebar di sembilan kecamatan yang siap melayani masyarakat. Peningkatan sarana dan prasarana
termasuk membangun Instalasi Gawat Darurat (IGD), dua rumah sakit di bagian timur dan barat serta pengembangan puskesmas rawat inap.
Sementara di bidang pendidikan, melakukan langkah pendirian posko drop out untuk mendata siswa yang putus sekolah dan memberikan siswa tersebut bantuan agar mau kembali ke sekolah.
“Dengan adanya penerapan prioritas pembangunan pada bidang kesehatan di Buleleng, angka kematian ibu melahirkan menurun pada tiga tahun terakhir.
Angka harapan hidup meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan angka kematian bayi menurun dalam 3 tahun terakhir.
Melalui posko drop out pada bidang pendidikan kami juga berhasil menurunkan angka siswa putus sekolah,” ujar Wabup Sutjidra.
Selain itu Sutjidra juga mengungkapkan program penguatan Desa Adat sebagai ujung tombak pelestarian adat istiadat, agama, dan budaya.
Hal ini menjadi penting, karena kunci pariwisata di Bali adalah pariwisata yang berbasis pada budaya dan kearifan lokal. Sehingga pelestarian adat istiadat, agama, dan budaya mutlak dilakukan.
Sedangkan di bidang infrastruktur dan pariwisata, pemerintah berupaya melakukan akselerasi pertumbuhan pariwisata dengan penyediaan infrastruktur seperti shortcut Singaraja-Denpasar.
Keberadaan infrastruktur pendukung ini, diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata di Bali Utara.