AMLAPURA – Calon Wakil Bupati Karangasem yang diusung PDIP, Wayan Artha Dipa kemarin menggelar kempanye dialogis di wantilan Desa Adat Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem.
Masyarakat yang hadir di antaranya kelian banjar adat dibawah Desa adat Geriana Kangin. Tampak hadir Bendesa Adat Geriana Kangin Jro Ketut Yasa serta beberapa prajuru banjar adat.
Pada kesempatan itu Artha Dipa sempat menyampaikan keprihatinannya dengan rendahnya PAD Karangasem sejak beberapa tahun belakangan ini.
Salah satu penyebabnya menurut pria asal Dusun Sangkan Gunung, Sidemen, Karangasem ini adalah karena kebocoran PAD.
Bahkan, Wabup Artha Dipa menyebutkan kebocoran mencapai Rp 150 miliar per tahun. Terbesar di antaranya kebocoran terjadi pada sektor Galian C dan juga pariwisata seperti rafting.
Wabup Artha Dipa mengatakan visi misi yang diusung paket Dana – Dipa sejalan dengan visi misi Gubernur Bali, agar satu jalur dan seirama, yakni Nangun Sad Kerti Loka Bali.
Pakat Dana – Dipa yang diusung PDIP dan Hanura ini juga memiliki lima bidang yang menjadi prioritas yakni Sandang Pangan dan Papan, Pendidikan dan Kesehatan, Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja, Seni Adat Agama dan Budaya serta Bidang Pariwisata.
Untuk mewujudkan lima Bidang tersebut tentunya membutuhkan anggaran yang besar. Namun demikian Dana Dipa optimis bisa mewujudkan termasuk soal pendananya.
Selain memaksimalkan dari PAD dengan satu jalur juga akan memaksimalkan dari dana anggaran provinsi Bali dan juga pusat.
Cawabup Artha Dipa menyingung kalau empat tahun belakangan ini APBD Karangasem terus menurun. Mulai penurunan sebesar Rp 10 miliar dan sekarang ini turun Rp 45 miliar.
“Sejak saya sebagai ASN sejak enam bupati belum pernah merasakan PAD turun,” ujar Artha Dipa. Menurutnya, naik 10 persen saja dianggap tidak berprestasi apalagi turun.
Artha Dipa sendiri selalu wakil bupati yang berpasangan dengan Bupati Mas Sumatri mengaku sudah mengingatkan namun tidak dimasukan dalam pertimbangan atau tidak dihiraukan.
Artha Dipa membandingkan dengan PAD Klungkung yang mengalami lompatan cukup bagus, padahal Klungkung hanya punya Nusa Penida dan pasar sebagai sumber PAD mereka.
Karangasem dengan potensi lebih baik, namun malah lebih miskin, hal ini disebutkan Artha Dipa karena ada yang salah dalam mengurusnya.
Karena itu Artha Dipa mengatakan masuk satu jalur untuk selematkan Karangasem. Jika terpilih nanti dirinya bersama dengan Gede Dana yang pengelaman di legislatif dan eksekutif optimis dua sampai tiga tahun awal bisa membuat PAD normal.
Artha Dipa mengakui potensi Karangasem luar bisa. Salah satunya dari galian C dan juga pariwisata. Galian C diakuinya sebagai potensi yang luar biasa sekalipun di sector ini juga ada dampaknya yang harus diperhatikan terutama terkait lingkungan.
Untuk diketahui tahun 2015 galian C di Karangasem masuk Rp 80 miliar per tahun saat ini ada 1000 truk per harinya.
Belakangan ini truk ada sekitar 3.000 per hari mestinya pemasukan bisa mencapai Rp 600 juta per hari atau Rp 120 miliar per tahun.
“Paling jelek 2.500 truk anggap saja 500 truk lolos itu sudah bisa masuk Rp 500 juta per hari,” ujar Artha Dipa.
Namun, faktanya pendapatan dari sektor galian C di Karangasem terus menurun. Dari Rp 80 miliar turun menjadi Rp 40 miliar dan belakangan ini menjadi Rp 22 miliar.
Kenapa? Menurutnya, karena sektor ini mengalami kebocoran sekitar 150 juta per tahun. Dana Rp 150 juta yang bocor tersebut kalau dibagikan ke desa ada 75 desa di Karangasem masing-masing bisa mendapatkan Rp 2 miliar per tahun.
Wabup Artha Dipa mengatakan jika terpilih bersama dengan Gede Dana akan bisa menambal kebocoran tersebut.
“Sudah tahu rumusnya untuk menambal kebocoran tersebut,” akunya didepan warga masyarakat Geriana Kangin.
Ditambah Artha Dipa pada sector Pariwisata juga banyak yang bocor di antaranya untuk rafting. Diakui Artha Dipa, ada 500 orang wisatawan yang rafting di Karangasem per harinya.
Sementara per orang dikenakan retribusi Rp 10 ribu. “Ya, tapi tamu 500 yang bayar hanya 15 orang,” ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi pada diving yang belum maksimal. Tulemben sebagai primadona nomor dua dunia tetapi tidak banyak yang bisa masuk. Parahnya lagi selama lima tahun belakangan ini investasi nol atau kosong di Karangasem.
Dengan PAD bisa dimaksimalkan maka program yang ditawarkan dalam visi misi bisa dibiayai. Selain itu ada harapan lain yakni dari Gubernur Bali yang siap menutupi kekuranganya setiap tahunya.
Ini bisa terjadi karena satu jalur. Tidak hanya Provinsi Bali, pusat juga banyak membantu. Bahkan saat ini Bali sedang menjadi perhatian pemerintah pusat.
Salah satunya menurut Wabup Artha Dipa baru pertama kalinya Pura Besakih digelontor pemerintah pusat sampai puluhan miliar.
Dimana tahun 2020 Besakih dapat gelontoran dana Rp 500 juta ini untuk tahap pertama. Anggaran ini juga tidak dipotong sama sekali sekalipun dalam kondisi pandemi dan anggaran lainnya banyak yang dipotong.
Di antaranya Besakih dan juga Pelabuhan Segitiga Emas, Klungkung, Nusa Penida dan Denpasar serta gelontoran dana untuk Pusat Budaya Klungkung di eks galian C Gunaksa.
Artha Dipa berharap warga masyarakat tidak tergoda dengan beras dan juga uang yang hanya kepentingan sesaat.