DENPASAR – Jembrana menjadi salah satu daerah yang akan melaksanakan Pilkada 2020. Yang paling santer menjadi lawan petahana adalah Koalisi Jembrana Maju (KJM).
Dari sekian parpol yang tergabung dalam KJM, Partai Golkar telah memberikan rekomendasi kepada paslon Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna (Tamba – Ipat).
Namun, disebut-sebut rekomendasi KJM belum bersifat final lantaran belum semua parpol yang tergabung memberikan rekomendasi.
Anggota KJM, Partai Gerindra, salah satunya. Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta justru mengaku sampai saat ini masih masih membuka pintu bagi semua pihak yang ada di Jembrana.
Sebab, surat rekomendasi dari Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto sampai belum turun.
Maka pihaknya masih membuka peluang untuk mencari sosok pemimpin yang tepat bagi Jembrana lima tahun ke depan.
“Kita itu semua terbuka kok, sebelum surat keluar masih kita bisa. Bagaimanapun kita kan untuk mencari yang terbaik tidak harus dari satu sisi, semua sisi harus kita lihat,” kata Ida Bagus Putu Sukarta.
Disinggung mengenai rekomendasi Gerindra kepada Tamba-Ipat, dia mengaku sampai saat ini pihaknya belum menerima surat usulan rekomendasi kepada duet tersebut.
“Saya dengar sudah mau menyerahkan surat usulannya, tapi saya belum terima,” ujar Ida Bagus Putu Sukarta.
Menariknya, Gus Sukarta justeru membuka peluang Gerindra untuk membentuk poros baru di Pilkada nanti.
Ia mengaku ada dua partai yang berpeluang untuk diajak bergabung dalam poros tersebut yakni, PPP dan PKB.
Seperti diketahui, kekuatan KJM sendiri menguasai 40 persen kursi parlemen atau setara 14 kursi di DPRD Jembrana.
Golkar mengoleksi 6 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 17,14 persen suara. Sedangkan Gerindra hanya mengantongi 4 kursi DPRD Jembrana hasil Pileg 2019 atau kuasai 11,43 persen suara parlemen.
Disusul kemudian Demokrat dengan 3 kursi DPRD Jembrana atau kuasai 8,57 persen suara parlemen. Di susul PPP dengan 1 kursi atau 2,86 persen.
Sedangkan, PDIP mendominasi 18 kursi dari total 35 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau kuasai 51,43 persen suara parlemen.
Kekuatan PDIP sendiri bertambah dengan sokongan Hanura yang memiliki 1 kursi atau setara 2,86 persen, sehingga koalisi PDIP-Hanura berkekuatan 19 kursi parlemen atau 54,29 persen. “Masih-masih ada peluang,” akunya.