29.6 C
Jakarta
11 Desember 2024, 19:32 PM WIB

Sebut Suara Datang dari Rasa Peduli, Teringat saat Ibunya Jualan Kopi

GIANYAR – PDIP Gianyar menggelar lomba barista di vila pinggir pantai di Kecamatan Gianyar, Sabtu lalu (20/3).

15 peserta yang terdiri dari pedagang kopi hingga anak SMK beradu skill. Ketua DPC PDIP Gianyar, Made Mahayastra, yang membuka acara pun teringat dengan ibu kandungnya. 

“Ibu saya dagang kopi, tapi tidak barista,” ujar Bupati Mahayastra, saat pembukaan lomba. Dia mengaku, hingga sekarang warung tempat ibunda jualan masih aktif di Payangan.

“Sampai sekarang masih jualan. Harganya kalau di warung, dua ribu, tiga ribu. Saya jadi teringat ibu penjual kopi,” jelas bupati Gianyar itu.

Dengan lomba kali ini, kata dia, cukup bergengsi karena akan mendapat sertifikat uji kompetensi. Disamping itu, pekerjaan barista dan kedai kopi saat ini menonjol di tengah pandemi Covid-19.

“Ternyata di saat pandemi, warung kedai kopi lancar. Di Kintamani, ketika perusahaan merumahkan, menutup, malah tumbuh kedai baru. Sampai tak dapat tempat duduk, kalau kesana Sabtu-Minggu,” ungkapnya.

Lanjut dia, kedai kopi diincar berbagai kalangan. “Tren sekarang ngopi. Dari pekerjaan biasa sampai milioner. Dari orang pacaran, meeting, tren kopi,” ungkapnya.

Beda dengan zaman dulu. “Kalau dulu, identik orang tua. sekarang jenis, rasa kopi macam-macam,” ungkapnya.

Selanjutnya, dari 15 peserta ini, tiga juara akan dikirim ke lomba tingkat provinsi Bali. “Di sini tidak ada titip-titipan.

Ini tanggung jawab dewan juri, karena akan dikirim ke provinsi. Kalau salah milih juara, maka juri tanggungjawab. Karena tradisi Gianyar juara 1 di provinsi,” tegasnya.

Bupati Mahayastra juga memberi motivasi bagi barista. Dan juga peserta pelatihan barista. Kisah ayam goreng KFC diharapkan bisa menjadi pemacu semangat.

“Bapak tua itu (pendiri KFC) nyaris bunuh diri, jualan ke rumah-rumah. Kalau dia jadi bunuh diri tak ada KFC di seluruh dunia,” ungkapnya.

Bupati Mahayastra menambahkan, lomba barista ini bentuk kepedulian partai di kalangan milenial.

“Dulu nggak ada partai urus lomba kekawin, lomba barista, dikira suara hanya lobi. Tidak. Suara datang dari kepedulian partai kepada rakyat,” pungkasnya. 

GIANYAR – PDIP Gianyar menggelar lomba barista di vila pinggir pantai di Kecamatan Gianyar, Sabtu lalu (20/3).

15 peserta yang terdiri dari pedagang kopi hingga anak SMK beradu skill. Ketua DPC PDIP Gianyar, Made Mahayastra, yang membuka acara pun teringat dengan ibu kandungnya. 

“Ibu saya dagang kopi, tapi tidak barista,” ujar Bupati Mahayastra, saat pembukaan lomba. Dia mengaku, hingga sekarang warung tempat ibunda jualan masih aktif di Payangan.

“Sampai sekarang masih jualan. Harganya kalau di warung, dua ribu, tiga ribu. Saya jadi teringat ibu penjual kopi,” jelas bupati Gianyar itu.

Dengan lomba kali ini, kata dia, cukup bergengsi karena akan mendapat sertifikat uji kompetensi. Disamping itu, pekerjaan barista dan kedai kopi saat ini menonjol di tengah pandemi Covid-19.

“Ternyata di saat pandemi, warung kedai kopi lancar. Di Kintamani, ketika perusahaan merumahkan, menutup, malah tumbuh kedai baru. Sampai tak dapat tempat duduk, kalau kesana Sabtu-Minggu,” ungkapnya.

Lanjut dia, kedai kopi diincar berbagai kalangan. “Tren sekarang ngopi. Dari pekerjaan biasa sampai milioner. Dari orang pacaran, meeting, tren kopi,” ungkapnya.

Beda dengan zaman dulu. “Kalau dulu, identik orang tua. sekarang jenis, rasa kopi macam-macam,” ungkapnya.

Selanjutnya, dari 15 peserta ini, tiga juara akan dikirim ke lomba tingkat provinsi Bali. “Di sini tidak ada titip-titipan.

Ini tanggung jawab dewan juri, karena akan dikirim ke provinsi. Kalau salah milih juara, maka juri tanggungjawab. Karena tradisi Gianyar juara 1 di provinsi,” tegasnya.

Bupati Mahayastra juga memberi motivasi bagi barista. Dan juga peserta pelatihan barista. Kisah ayam goreng KFC diharapkan bisa menjadi pemacu semangat.

“Bapak tua itu (pendiri KFC) nyaris bunuh diri, jualan ke rumah-rumah. Kalau dia jadi bunuh diri tak ada KFC di seluruh dunia,” ungkapnya.

Bupati Mahayastra menambahkan, lomba barista ini bentuk kepedulian partai di kalangan milenial.

“Dulu nggak ada partai urus lomba kekawin, lomba barista, dikira suara hanya lobi. Tidak. Suara datang dari kepedulian partai kepada rakyat,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/