29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:47 AM WIB

Pegang Teguh Ajaran Leluhur, Ingin Bermanfaat Bagi Hindu dan Bali

DENPASAR – Bali tidak hanya mendapat jatah Menteri. Di tataran staf khusus presiden, putra Bali,  AA Gede Ngurah Ari Dwipayana ditunjuk kembali oleh Presiden Jokowi. 

Tidak lagi sebagai staf khusus, tapi periode kedua Jokowi ini  sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden selama lima tahun ke depan. 

Sebelumnya, Ari Dwipayana diangkat menjadi staf khusus bidang politik dan pemerintahan pada 4 September 2015. 

Dengan ini, Ari Dwipayana menambah daftar orang Bali yang masuk Istana di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin setelah I Gusti Ayu Bintang Darmayati yang dipilih jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA).

Ari  sejatinya adalah  seorang dosen dan penulis. Ia meniti karir dari kampus yaitu di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.  

Warga Puri Kauhan Ubud itu juga dikenal sebagai pengamat politik. Ari menyelesaikan studi S1 di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1995. 

‎Pada 2003, Ari memperoleh gelar Master Ilmu Politik di Program S2 Ilmu Politik Universitas Gajah Mada. 

Selanjutnya, mencapai puncak akademik dengan meraih gelar Doktor Ilmu Politik UGM pada tahun 2013. 

“Ya betul. Saya diberi tugas baru sebagai koordinator staf khusus Presiden. Presiden Jokowi telah mengangkat 14 staf khusus presiden yang terbagi dalam tiga gugus tugas,” ujar Ari saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali kemarin.

Dijelaskan, gugus tugas yang pertama terdiri dari para juru bicara presiden yang  menjelaskan posisi dan kebijakan presiden ke publik. 

Dalam gugus tugas ini ada Fajroel Rahman, Dini Purwono dan Arif Budimanta. Kemudian, gugus tugas kedua adalah staf khusus presiden  yang diberi tugas untuk berkomunikasi dengan kelompok-kelompok strategis.

Nah, yang terkenal dan ramai kemarin mengenai 7 staf milenial, yaitu gugus tugas ketiga adalah tujuh staf khusus presiden 

dari kalangan milineal yang akan menjadi teman diskusi presiden untuk melahirkan terobosan dan gagasan inovatif. 

“Mereka juga menjadi jembatan antara presiden dengan kaum milenial,” imbuh Pria kelahiran  Ubud, 25 Februari 1972. 

“Saya diberikan tugas untuk mengkoordinasi tiga gugus tugas dari 14 staf khusus presiden itu agar berjalan lebih efekti,” sambungnya. 

Dua kali menjadi orang kepercayaan presiden, tentu menjadi suatu kebanggan tersendiri. 

Menurutnya, dia menempatkan ini sebagai kepercayaan dan tanggungjawab dari Presiden yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya.  

Ia mengaku senang bisa membantu lagi Presiden Jokowi di Istana. Karena  memiliki visi besar yang  harus kita dukung bersama. “Visi besar untuk membawa Indonesia menjadi negara maju,” cetusnya. 

Sebagai putra Bali,  Ari Dwipayana menyambut baik kepercayaan ini dengan integritas dan  kerja keras. 

“Seken, pesaje dan  satya,” imbuhnya sembari mengatakan akan memegang teguh nilai-nilai  luhur yang diajarkan para leluhur di Bali.  

“Saya juga ingin  kehadiran saya  di Istana bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara, termasuk bermanfaat bagi umat Hindu dan masyarakat Bali,” tandasnya.

Seperti diketahui, kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres  2019 di Bali hampir 92 persen. 

Tentu itu pencapaian luar biasa dibandingkan Pilpres  2014. Jokowi pun memberikan hadiah selain menempatkan menteri orang Bali, Bali juga diberikan kemudahan dalam pembangunan infrastruktur. 

Ternyata, di dalam staf khusus yang ditunjuk sebagai koordinator juga dari Bali. Sebagai catatan, Ari Dwipayana dan Presiden Jokowi memang satu almamater, yakni UGM Jogjakarta.  

DENPASAR – Bali tidak hanya mendapat jatah Menteri. Di tataran staf khusus presiden, putra Bali,  AA Gede Ngurah Ari Dwipayana ditunjuk kembali oleh Presiden Jokowi. 

Tidak lagi sebagai staf khusus, tapi periode kedua Jokowi ini  sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden selama lima tahun ke depan. 

Sebelumnya, Ari Dwipayana diangkat menjadi staf khusus bidang politik dan pemerintahan pada 4 September 2015. 

Dengan ini, Ari Dwipayana menambah daftar orang Bali yang masuk Istana di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin setelah I Gusti Ayu Bintang Darmayati yang dipilih jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA).

Ari  sejatinya adalah  seorang dosen dan penulis. Ia meniti karir dari kampus yaitu di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.  

Warga Puri Kauhan Ubud itu juga dikenal sebagai pengamat politik. Ari menyelesaikan studi S1 di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1995. 

‎Pada 2003, Ari memperoleh gelar Master Ilmu Politik di Program S2 Ilmu Politik Universitas Gajah Mada. 

Selanjutnya, mencapai puncak akademik dengan meraih gelar Doktor Ilmu Politik UGM pada tahun 2013. 

“Ya betul. Saya diberi tugas baru sebagai koordinator staf khusus Presiden. Presiden Jokowi telah mengangkat 14 staf khusus presiden yang terbagi dalam tiga gugus tugas,” ujar Ari saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali kemarin.

Dijelaskan, gugus tugas yang pertama terdiri dari para juru bicara presiden yang  menjelaskan posisi dan kebijakan presiden ke publik. 

Dalam gugus tugas ini ada Fajroel Rahman, Dini Purwono dan Arif Budimanta. Kemudian, gugus tugas kedua adalah staf khusus presiden  yang diberi tugas untuk berkomunikasi dengan kelompok-kelompok strategis.

Nah, yang terkenal dan ramai kemarin mengenai 7 staf milenial, yaitu gugus tugas ketiga adalah tujuh staf khusus presiden 

dari kalangan milineal yang akan menjadi teman diskusi presiden untuk melahirkan terobosan dan gagasan inovatif. 

“Mereka juga menjadi jembatan antara presiden dengan kaum milenial,” imbuh Pria kelahiran  Ubud, 25 Februari 1972. 

“Saya diberikan tugas untuk mengkoordinasi tiga gugus tugas dari 14 staf khusus presiden itu agar berjalan lebih efekti,” sambungnya. 

Dua kali menjadi orang kepercayaan presiden, tentu menjadi suatu kebanggan tersendiri. 

Menurutnya, dia menempatkan ini sebagai kepercayaan dan tanggungjawab dari Presiden yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya.  

Ia mengaku senang bisa membantu lagi Presiden Jokowi di Istana. Karena  memiliki visi besar yang  harus kita dukung bersama. “Visi besar untuk membawa Indonesia menjadi negara maju,” cetusnya. 

Sebagai putra Bali,  Ari Dwipayana menyambut baik kepercayaan ini dengan integritas dan  kerja keras. 

“Seken, pesaje dan  satya,” imbuhnya sembari mengatakan akan memegang teguh nilai-nilai  luhur yang diajarkan para leluhur di Bali.  

“Saya juga ingin  kehadiran saya  di Istana bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara, termasuk bermanfaat bagi umat Hindu dan masyarakat Bali,” tandasnya.

Seperti diketahui, kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres  2019 di Bali hampir 92 persen. 

Tentu itu pencapaian luar biasa dibandingkan Pilpres  2014. Jokowi pun memberikan hadiah selain menempatkan menteri orang Bali, Bali juga diberikan kemudahan dalam pembangunan infrastruktur. 

Ternyata, di dalam staf khusus yang ditunjuk sebagai koordinator juga dari Bali. Sebagai catatan, Ari Dwipayana dan Presiden Jokowi memang satu almamater, yakni UGM Jogjakarta.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/