27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:18 AM WIB

Karena dalam Manajemen yang Sehat Ada Klub yang Kuat!

 

Klub Kebanggaan krama Bali, Bali United, dua kali beruntun menjuarai Liga 1, edisi 2021- 2022. Juara bertahan bisa tampil lagi sebagai kampiun liga, tentu bukan pekerjaan mudah. Manajemen yang bagus, pengelolaan klub yang benar, keuangan yang lancar, adalah syarat klub sepak bola modern bisa bertahan dengan baik dan benar. Dan, Bali United adalah salah satunya.

 

Alit Binawan, Hari Puspita, Denpasar

 

KLUB sepak bola ini telah melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi Covid-19. Mereka tak sekadar fokus pada sepak bola, melainkan juga mengembangkan unit bisnis lain. Mulai dari event organizer hingga production house.

 

Bali United menjadi satu-satunya tim sepak bola di Indonesia yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)  PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. Sebagai pemilik dan pengelola klub dituntut untuk kreatif agar laporan tahunan selalu surplus. Dari data hingga Jumat (1/4/2022), saham Bola  terkoreksi 1,83 persen ke angka Rp  430 per lembar saham.

 

Masa pandemi Covid-19 menjadi ujian berat bagi klub ini. Tak adanya pemasukan dari tiket pertandingan memaksa salah satu sumber penghasilan tertutup. Ketika satu sumber tertutup, solusinya bukan sekadar mengeluh, apalagi sampai gagal membayar gaji pemain tepat waktu.

 

Mereka mencari solusi dengan membuka sumber pemasukan lain. Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri, membocorkan berbagai langkah yang dilakukan untuk membiayai tim selama pandemi Covid-19.

 

“Tentu ada pengaruh (ketika pandemi tanpa jual tiket). Tapi kami menutupinya dari yang lain. Seperti melakukan kegiatan production house, event organizer, social media, streaming dan beberapa kegiatan lain,” terang  Yabes Tanuri, Kamis (31/3/22). Keuangan yang sehat membuat Bali United tak kehilangan satupun pemain bintang.

 

Mereka bisa mempertahankan para pemain inti, serta melakukan beberapa penambahan. Hasilnya pun gemilang. Dengan gaji yang selalu dibayar tepat waktu, serta pemberian bonus rutin, Bali United tampil konsisten sepanjang musim.

 

Coba untuk menggaet cuan lebih banyak, Bali United akhirnya merambah ke dunia metaverse. Mereka meluncurkan non-fungible token (NFT) yang berkolaborasi dengan seniman-seniman Pulau Dewata.

 

Aset digital yang dimiliki Bali United saat ini sudah dilakukan oleh beberapa klub Eropa. Seperti PSG, FC Barcelona, Inter Milan, hingga Liverpool yang sebentar lagi meluncurkan produk serupa.

 

Apa yang dilakukan Serdadu Tridatu kali ini menjadi kiblat baru persepakbolaan Tanah Air. Banyak klub yang berlomba-lomba untuk menyaingi mereka bukan hanya dari segi prestasi, tapi juga dari aspek manajemen.

 

Apa yang dilakukan Bali United saat ini jadi tamparan keras bagi klub yang dianggap masih berkutat dan membanggakan sejarah mereka.

Liga 1 musim depan, klub berlabel sultan bermunculan sebagai pesaing Bali United. Sebut saja Dewa United, Rans FC, hingga Persis Solo yang kabarnya memiliki pendanaan yang tidak berseri.

 

Dengan kesuksesan Bali United secara manajerial, akhirnya berbanding lurus dengan prestasi di lapangan hijau.

 

Pada akhirnya pasukan Stefano Cugurra bisa menjadi juara Liga 1 2021/2022. Bali United sudah juara ketika masih menyisakan dua pertandingan. “Manajemen berterima kasih pada pemain dan ofisial yang sudah bekerja keras. Mereka jatuh bangun, sakit, dan terluka, tapi terus berusaha, sehingga bisa mencapai hasil ini,” tutur Yabes Tanuri.

 

Berhasil juara, toh banyak klub yang mencibir Fadil Sausu dkk. Pihak-pihak tersebut, mulai mencibir dengan julukan Panitia FC, Anticovid klub, Anak emas PSSI, hingga Bali FC untuk sarkasme julukan Liga 1 musim ini.

 

Tapi, ya bagaimanapun  tetap  perlu diakui Bali United bermain lebih bagus daripada tim-tim yang mencibir Bali United. Main kosnsiten dan stabil. Meskipun tidak dengan skor kemenangan yang banyak. Namun stabil.

 

Kritikan tersebut langsung dibungkam. Bukan hanya dengan kampiun, tetapi dengan unggahan di Instagram. Tim Media Bali United langsung mengunggah foto udara training ground Bali United yang terletak di Pantai Purnama.

 

Sudah ada tiga lapangan yang hampir rampung Saat itu juga mereka yang mengkritik Bali United “kena mental”. Banyak yang berkomentar bahwa jangan terlalu fokus pada sejarah klub tapi prestasinya sekarang tidak bisa dibanggakan.

Yabes sendiri tidak menanggapi masalah tersebut. Dia hanya ingin berterima kasih atas dukungan suporter setianya. Selama ini mereka rutin menyampaikan dukungan, terutama lewat media sosial.

 

“Kami juga terima kasih kepada suporter yang terus mendukung dari jarak jauh. Doa-doa, sorakan bersama, itu masih bisa dirasakan. Terima kasih juga buat semua sponsor. Tanpa mereka, kami tidak bisa melakukannya,” lanjutnya.

Kualitas Bali United sejatinya sudah bagus. Baik tim inti maupun tim cadangan sama-sama berkualitas. Namun, tetap ada potensi Bali United memanfaatkan bursa transfer.

 

Terlebih, tiga bulan lagi, tepatnya 23-30 Juni 2022, Bali United akan bertarung di Piala AFC 2022. Bali United berada di grup dengan Kedah FA (Malaysia), Kaya Iloilo (Filipina), dan Visakha FC (Kamboja).

 

Yabes Tanuri mengaku akan menunggu masukan dari pelatih, mulai dari penentuan skuat hingga program setelah juara Liga 1 2021/022.

“Nanti dibicarakan bersama coach. Kami ada pertimbangan yang macam-macam,” papar Yabes Tanuri terkait persiapan menuju Piala AFC 2022.

Bila ada penambahan pemain, Bali United kemungkinan hanya menambah kurang dari lima pemain. Ada banyak penggawa musim ini yang masih memiliki kontrak jangka panjang. (Bersambung)

 

 

Klub Kebanggaan krama Bali, Bali United, dua kali beruntun menjuarai Liga 1, edisi 2021- 2022. Juara bertahan bisa tampil lagi sebagai kampiun liga, tentu bukan pekerjaan mudah. Manajemen yang bagus, pengelolaan klub yang benar, keuangan yang lancar, adalah syarat klub sepak bola modern bisa bertahan dengan baik dan benar. Dan, Bali United adalah salah satunya.

 

Alit Binawan, Hari Puspita, Denpasar

 

KLUB sepak bola ini telah melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi Covid-19. Mereka tak sekadar fokus pada sepak bola, melainkan juga mengembangkan unit bisnis lain. Mulai dari event organizer hingga production house.

 

Bali United menjadi satu-satunya tim sepak bola di Indonesia yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)  PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. Sebagai pemilik dan pengelola klub dituntut untuk kreatif agar laporan tahunan selalu surplus. Dari data hingga Jumat (1/4/2022), saham Bola  terkoreksi 1,83 persen ke angka Rp  430 per lembar saham.

 

Masa pandemi Covid-19 menjadi ujian berat bagi klub ini. Tak adanya pemasukan dari tiket pertandingan memaksa salah satu sumber penghasilan tertutup. Ketika satu sumber tertutup, solusinya bukan sekadar mengeluh, apalagi sampai gagal membayar gaji pemain tepat waktu.

 

Mereka mencari solusi dengan membuka sumber pemasukan lain. Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri, membocorkan berbagai langkah yang dilakukan untuk membiayai tim selama pandemi Covid-19.

 

“Tentu ada pengaruh (ketika pandemi tanpa jual tiket). Tapi kami menutupinya dari yang lain. Seperti melakukan kegiatan production house, event organizer, social media, streaming dan beberapa kegiatan lain,” terang  Yabes Tanuri, Kamis (31/3/22). Keuangan yang sehat membuat Bali United tak kehilangan satupun pemain bintang.

 

Mereka bisa mempertahankan para pemain inti, serta melakukan beberapa penambahan. Hasilnya pun gemilang. Dengan gaji yang selalu dibayar tepat waktu, serta pemberian bonus rutin, Bali United tampil konsisten sepanjang musim.

 

Coba untuk menggaet cuan lebih banyak, Bali United akhirnya merambah ke dunia metaverse. Mereka meluncurkan non-fungible token (NFT) yang berkolaborasi dengan seniman-seniman Pulau Dewata.

 

Aset digital yang dimiliki Bali United saat ini sudah dilakukan oleh beberapa klub Eropa. Seperti PSG, FC Barcelona, Inter Milan, hingga Liverpool yang sebentar lagi meluncurkan produk serupa.

 

Apa yang dilakukan Serdadu Tridatu kali ini menjadi kiblat baru persepakbolaan Tanah Air. Banyak klub yang berlomba-lomba untuk menyaingi mereka bukan hanya dari segi prestasi, tapi juga dari aspek manajemen.

 

Apa yang dilakukan Bali United saat ini jadi tamparan keras bagi klub yang dianggap masih berkutat dan membanggakan sejarah mereka.

Liga 1 musim depan, klub berlabel sultan bermunculan sebagai pesaing Bali United. Sebut saja Dewa United, Rans FC, hingga Persis Solo yang kabarnya memiliki pendanaan yang tidak berseri.

 

Dengan kesuksesan Bali United secara manajerial, akhirnya berbanding lurus dengan prestasi di lapangan hijau.

 

Pada akhirnya pasukan Stefano Cugurra bisa menjadi juara Liga 1 2021/2022. Bali United sudah juara ketika masih menyisakan dua pertandingan. “Manajemen berterima kasih pada pemain dan ofisial yang sudah bekerja keras. Mereka jatuh bangun, sakit, dan terluka, tapi terus berusaha, sehingga bisa mencapai hasil ini,” tutur Yabes Tanuri.

 

Berhasil juara, toh banyak klub yang mencibir Fadil Sausu dkk. Pihak-pihak tersebut, mulai mencibir dengan julukan Panitia FC, Anticovid klub, Anak emas PSSI, hingga Bali FC untuk sarkasme julukan Liga 1 musim ini.

 

Tapi, ya bagaimanapun  tetap  perlu diakui Bali United bermain lebih bagus daripada tim-tim yang mencibir Bali United. Main kosnsiten dan stabil. Meskipun tidak dengan skor kemenangan yang banyak. Namun stabil.

 

Kritikan tersebut langsung dibungkam. Bukan hanya dengan kampiun, tetapi dengan unggahan di Instagram. Tim Media Bali United langsung mengunggah foto udara training ground Bali United yang terletak di Pantai Purnama.

 

Sudah ada tiga lapangan yang hampir rampung Saat itu juga mereka yang mengkritik Bali United “kena mental”. Banyak yang berkomentar bahwa jangan terlalu fokus pada sejarah klub tapi prestasinya sekarang tidak bisa dibanggakan.

Yabes sendiri tidak menanggapi masalah tersebut. Dia hanya ingin berterima kasih atas dukungan suporter setianya. Selama ini mereka rutin menyampaikan dukungan, terutama lewat media sosial.

 

“Kami juga terima kasih kepada suporter yang terus mendukung dari jarak jauh. Doa-doa, sorakan bersama, itu masih bisa dirasakan. Terima kasih juga buat semua sponsor. Tanpa mereka, kami tidak bisa melakukannya,” lanjutnya.

Kualitas Bali United sejatinya sudah bagus. Baik tim inti maupun tim cadangan sama-sama berkualitas. Namun, tetap ada potensi Bali United memanfaatkan bursa transfer.

 

Terlebih, tiga bulan lagi, tepatnya 23-30 Juni 2022, Bali United akan bertarung di Piala AFC 2022. Bali United berada di grup dengan Kedah FA (Malaysia), Kaya Iloilo (Filipina), dan Visakha FC (Kamboja).

 

Yabes Tanuri mengaku akan menunggu masukan dari pelatih, mulai dari penentuan skuat hingga program setelah juara Liga 1 2021/022.

“Nanti dibicarakan bersama coach. Kami ada pertimbangan yang macam-macam,” papar Yabes Tanuri terkait persiapan menuju Piala AFC 2022.

Bila ada penambahan pemain, Bali United kemungkinan hanya menambah kurang dari lima pemain. Ada banyak penggawa musim ini yang masih memiliki kontrak jangka panjang. (Bersambung)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/