31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:23 AM WIB

Dulu Nazar Berguling-guling, Sekarang Demi Bali United Jalan Kaki

PENDUKUNG fanatik Bali United tumbuh subur di seantero Bali. Salah satu pembuktian fanatisme itu adalah dengan bernazar.

 

Zulfika Rahman/Hari Puspita, Denpasar

 

Ahmad Bersih, warga Jalan Diponegoro, Lingkungan Bangras,  Amlapura,  ini menyita perhatian warganet Senin (28/3) lalu karena nazarnya. Ahmad, si penggila berat alias die hard Bali United ini  berjalan kaki diiringi para Semeton Dewata.

 

Dia memang harus membayar nazar dengan berjalan kaki, sesuai ucapannya. Rutenya dari titik nol kota Amlapura, Karangasem,  menuju Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Ini ditempuh setelah Bali United berhasil mengunci gelar juara BRI Liga-1 2021-2022 di pekan ke-33. Aksinya itu mendapat banyak apresiasi dari masyarakat pengendara maupun masyarakat yang melihat selama perjalanan.

 

Berangkat dari Amlapura pada pukul 05.30 Senin pagi, pria berusia 55 tahun tersebut sampai dalam kondisi selamat dan sehat pada pukul 21.00 malam hari. Diakui selama perjalanan, banyak sekali yang memberikan semangat untuk menuntaskan nazar tersebut.

 

“Alhamdulillah, saya bisa menuntaskan nazar saya. Ini bentuk rasa cinta juga karena tim kebanggaan saya Bali United berhasil menjadi juara. Saya juga berterimakasih kepada semeton semua yang mendukung,” ujarnya.

 

Alasan ia bernazar sendiri karena salah seorang temannya meremehkan kekuatan Bali United di BRI Liga-1 2021-2022. Sebagai fans militant, pendukung fanatik  Bali United, Ahmad  pun sontak tersinggung.

 

Akhirnya  ia mencetuskan nazar, apabila Bali United keluar sebagai juara Liga 1, ia akan berjalan kaki dari titik nol Amlapura di Jalan Diponegoro menuju Stadion I Wayan Dipta, Gianyar,  markas  Serdadu Tridatu.

 

“Itu sekitar empat  bulan ketika Bali United bermain 10 kali. Saya bernazar, karena saya yakin, Bali United dengan materi pemain yang bagus bisa juara lagi musim ini,” ucapnya.

 

Keyakinan pria berkepala plontos ini bahwa Bali United akan menjadi juara sudah terpatri sejak awal liga bergulir. Setelah mencetuskan nazar itu, ia mulai melakukan latihan fisik. Dengan berjalan setiap hari pagi dan sore. “Kalau pagi biasanya saya jalan 4 sampai 5 kilometer. Kalau sore biasanya 7 sampai 8 kilometer. Itu rutin saya lakukan,” bebernya.

 

Selama menuntaskan nazar berjalan kaki dari Amlapura, Karangasem menuju Dipta kendala yang dihadapi yakni cuaca. Ketika berangkat, cuaca di Karangasem agak mendung. Namun begitu  sampai di Candidasa kondisi panas mulai terik. “Makanya saya cukup lama istirahat. Dan beberapa kali. Karena memang cuacanya panas. Itu saja kendalanya,” tuturnya.

 

Selama perjalanan itu juga, selain dukungan dari masyarakat terutama suporter Bali United, ada juga yang nyinyir. Namun itu hanya terjadi di media sosial. Ada sebagian masyarakat yang menuding aksi nazarnya ini untuk mencari viral dan lainnya.

 

“Tapi saya tidak ambil pusing. Itu terserah. Yang terpenting nazar saya terbayarkan. Kalau mencari viral, buat apa juga seusia saya ini,” terangnya.

 

Ahmad menambahkan, menjadi seorang suporter militan bukan dilakukan kali ini saja. Namun sudah dia lakukan sejak era Gelora Dewata, Perseden, Persegi hingga Bali United. Bahkan Ahmad mengaku pernah melakukan nazar ketika Perseden tampil menggembirakan di liga utama beberapa tahun silam. “Saya sambut sampai di bandara. Saya nazar guling-guling di Catur Muka, Puputan (Denpasar),” akunya.

 

Ahmad mengaku, kecintaannya dengan dunia sepak bola sudah berlangsung sejak dulu. Bahkan klub-klub dari Bali yang membawa nama Bali di kancah nasional selalu ia dukung habis-habisan.

 

“Di luar Bali saya tidak ada. Apa pun klub yang membawa nama Bali itu pasti saya dukung dengan bangga. Kalau klub dari luar negeri ada beberapa,” kata Ahmad.

 

Disinggung melakukan nazar lagi apabila Bali United juara kembali, Ahmad belum memikirkan hal tersebut. Karena faktor usia mungkin nazarnya dalam bentuk yang lain. “Tapi untuk saat ini belum ada kepikiran,” ucapnya.

 

Sebagai suporter garis keras, harapan terdekat, Bali United yang akan tampil di laga AFC bisa tampil impresif. Terlebih Bali menjadi tuan rumah, menjadi modal untuk bisa membuktikan kekuatan Bali United.

 

“Ini kesempatan baik. Jadi momen untuk menunjukkan Indonesia di kancah internasional kalau Bali United tidak main-main. Harapan lain ya mungkin dari akademi Bali United bisa melahirkan bibit pemain bagus. Terutama dari putra daerah,” tandasnya. (Bersambung)

 

 

PENDUKUNG fanatik Bali United tumbuh subur di seantero Bali. Salah satu pembuktian fanatisme itu adalah dengan bernazar.

 

Zulfika Rahman/Hari Puspita, Denpasar

 

Ahmad Bersih, warga Jalan Diponegoro, Lingkungan Bangras,  Amlapura,  ini menyita perhatian warganet Senin (28/3) lalu karena nazarnya. Ahmad, si penggila berat alias die hard Bali United ini  berjalan kaki diiringi para Semeton Dewata.

 

Dia memang harus membayar nazar dengan berjalan kaki, sesuai ucapannya. Rutenya dari titik nol kota Amlapura, Karangasem,  menuju Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Ini ditempuh setelah Bali United berhasil mengunci gelar juara BRI Liga-1 2021-2022 di pekan ke-33. Aksinya itu mendapat banyak apresiasi dari masyarakat pengendara maupun masyarakat yang melihat selama perjalanan.

 

Berangkat dari Amlapura pada pukul 05.30 Senin pagi, pria berusia 55 tahun tersebut sampai dalam kondisi selamat dan sehat pada pukul 21.00 malam hari. Diakui selama perjalanan, banyak sekali yang memberikan semangat untuk menuntaskan nazar tersebut.

 

“Alhamdulillah, saya bisa menuntaskan nazar saya. Ini bentuk rasa cinta juga karena tim kebanggaan saya Bali United berhasil menjadi juara. Saya juga berterimakasih kepada semeton semua yang mendukung,” ujarnya.

 

Alasan ia bernazar sendiri karena salah seorang temannya meremehkan kekuatan Bali United di BRI Liga-1 2021-2022. Sebagai fans militant, pendukung fanatik  Bali United, Ahmad  pun sontak tersinggung.

 

Akhirnya  ia mencetuskan nazar, apabila Bali United keluar sebagai juara Liga 1, ia akan berjalan kaki dari titik nol Amlapura di Jalan Diponegoro menuju Stadion I Wayan Dipta, Gianyar,  markas  Serdadu Tridatu.

 

“Itu sekitar empat  bulan ketika Bali United bermain 10 kali. Saya bernazar, karena saya yakin, Bali United dengan materi pemain yang bagus bisa juara lagi musim ini,” ucapnya.

 

Keyakinan pria berkepala plontos ini bahwa Bali United akan menjadi juara sudah terpatri sejak awal liga bergulir. Setelah mencetuskan nazar itu, ia mulai melakukan latihan fisik. Dengan berjalan setiap hari pagi dan sore. “Kalau pagi biasanya saya jalan 4 sampai 5 kilometer. Kalau sore biasanya 7 sampai 8 kilometer. Itu rutin saya lakukan,” bebernya.

 

Selama menuntaskan nazar berjalan kaki dari Amlapura, Karangasem menuju Dipta kendala yang dihadapi yakni cuaca. Ketika berangkat, cuaca di Karangasem agak mendung. Namun begitu  sampai di Candidasa kondisi panas mulai terik. “Makanya saya cukup lama istirahat. Dan beberapa kali. Karena memang cuacanya panas. Itu saja kendalanya,” tuturnya.

 

Selama perjalanan itu juga, selain dukungan dari masyarakat terutama suporter Bali United, ada juga yang nyinyir. Namun itu hanya terjadi di media sosial. Ada sebagian masyarakat yang menuding aksi nazarnya ini untuk mencari viral dan lainnya.

 

“Tapi saya tidak ambil pusing. Itu terserah. Yang terpenting nazar saya terbayarkan. Kalau mencari viral, buat apa juga seusia saya ini,” terangnya.

 

Ahmad menambahkan, menjadi seorang suporter militan bukan dilakukan kali ini saja. Namun sudah dia lakukan sejak era Gelora Dewata, Perseden, Persegi hingga Bali United. Bahkan Ahmad mengaku pernah melakukan nazar ketika Perseden tampil menggembirakan di liga utama beberapa tahun silam. “Saya sambut sampai di bandara. Saya nazar guling-guling di Catur Muka, Puputan (Denpasar),” akunya.

 

Ahmad mengaku, kecintaannya dengan dunia sepak bola sudah berlangsung sejak dulu. Bahkan klub-klub dari Bali yang membawa nama Bali di kancah nasional selalu ia dukung habis-habisan.

 

“Di luar Bali saya tidak ada. Apa pun klub yang membawa nama Bali itu pasti saya dukung dengan bangga. Kalau klub dari luar negeri ada beberapa,” kata Ahmad.

 

Disinggung melakukan nazar lagi apabila Bali United juara kembali, Ahmad belum memikirkan hal tersebut. Karena faktor usia mungkin nazarnya dalam bentuk yang lain. “Tapi untuk saat ini belum ada kepikiran,” ucapnya.

 

Sebagai suporter garis keras, harapan terdekat, Bali United yang akan tampil di laga AFC bisa tampil impresif. Terlebih Bali menjadi tuan rumah, menjadi modal untuk bisa membuktikan kekuatan Bali United.

 

“Ini kesempatan baik. Jadi momen untuk menunjukkan Indonesia di kancah internasional kalau Bali United tidak main-main. Harapan lain ya mungkin dari akademi Bali United bisa melahirkan bibit pemain bagus. Terutama dari putra daerah,” tandasnya. (Bersambung)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/