26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 5:03 AM WIB

Tim Karate Bali Latihan di BKK Joger, Target Realistis di PON Papua

MANGUPURA –  Tim karate PON Bali melakukan latihan bersama di Bengkel Kata-Kata (BKK) Joger, Kuta,  untuk pertama kalinya selama pandemi Covid-19, Rabu kemarin (5/8).

Latihan dibuka Wakil Ketua III Pengprov FORKI Bali yang juga Manajer Tim Armand Setiawan. Proses latihan bersama tetap mengacu pada protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan membagi secara bertahap.

Pria yang akrab disapa Armand Joger ini mengungkapkan, sebenarnya latihan fisik untuk para atlet karate Bali ke PON Papua 2021 bukan kali pertama digelar selama masa pandemi. Namun sudah beberapa kali.

“Ini (karate) kan olahraga kontak, sehingga perlu dikumpulkan seperti ini. Kalau tidak, atlet kita banyak yang lupa. Lupa cara pakai baju karate lupa lagi nanti pakai kostum balet dan salah ruangan.

Ya, udah untuk refreshing kita kumpulin di sini kalau di bilang perdana enggak karena kita sebelumnya sudah menggelar latihan-latihan secara terpisah dalam bentuk fisik,

yang diawasi oleh pelatih fisik,” ujar Armand yang juga putra bos pabrik kata-kata Joger Joseph Theodorus Wulianadi tersebut, di sela-sela latihan.

Dalam proses latihan secara mandiri dan terpisah itu, atlet melaporkan perkembangan kemampuanya. Selama pandemi berlangsung pihaknya memberikann berbagai program tes fisik.

Untuk proses latihan secara mandiri sudah dilakukan dua kali, satu kali dilaksanakan di Koni dan satu kali latihan dengan bertatap muka langsung.

“Dari segi fisik apa yang tecatat misalnya kemampuan fisik mereka relatif meningkat karena kita terus memberikan program-program latian fisik,” jelasnya.

Terdapat dua program latihan fisik yang diberikan misalnya dengan jogging yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dan juga latihan beban.

Selama menjalani program latihan fisik yang ditangani oleh atlet lompat jangkit Made Sukariata, Armand merasa puas.

“Latihan tes fisik itu meningkat, mereka punya kemampuan meningkat kalau karate kan bukan hanya fisik aja. Kita juga bicara kemampuan skill itu kemungkinan agak sedikit

menurun karena mau nggak mau yang namanya karate kan harus ketemu, harus kontak ya itu mungkin yang membuat agak kurang.

Tapi, mudah-mudahan saya berdoa virus ini segera berakhir atau vaksinnya segera ditemukan sehingga kita bisa kembali lagi bisa melaksanakan olahraga kontak seperti biasa.

Perbedaan latihan selama pandemi pasti ada, perbedaanya kayak sekarang aja kita masih ada rasa cemas kira-kira bagaimana pasti adalah. Nggak ada pandemi aja ada perubahan apalagi ada pandemi kan,” harap Armand Joger.

Intesitas latihan yang normal yakni 24 jam selama satu minggu. Namun, hal itu tergantung dari masing-masing atlet.

Begitu juga di masa new normal ini, pihaknya tetap menberlakukan latihan dengan mengacu program-program yang sudah dirancang untuk diberikan kepada para atlet.

“Tapi, kalau bisa tiap seminggu sekali kita tatap muka, kita pantau gerakanya bagaimana, dan lainnya kalau ada kelebihan dan kekurangan kita bisa evaluasi.

Yang paling penting sebulan sekali kita ada tes fisik, sedangkan dari Koni sendiri baru satu kali ya sedangkan dari tes fisik itu kan evaluasi buat kita sebagai pelatih kekurangan dan kelebihannya,” terang Armand.

Disinggung mengenai Pon Papua 2021 untuk tim Karate Bali, Armand mengatakan ada 11 atlet yang lolos.

Namun, pihaknya juga mempersiapkan atlet-atlet pelapis. Para atlet tersebut terbagi lima hingga enam kelas Kumite beregu putri, kemudian kelas Kata beregu putra dan putri.

“Persiapan kita, berusaha tetap seperti normal saja karena kita sebagai seorang fighter kita kan siap menghadapi itu semua ya tapi tetap paling banyak minum vitamin.

Terkait kekhawatiran ditunda (PON Papua) sih nggak ada khawatir, karena tujuan saya bukan hanya PON Papua saja tujuan saya Bali melaui olahraga karate ini disegani di Indonesia kalau nggak PON Papua ya pon berikutnya dan berikutnya,” paparnya.

Untuk target di PON Papua sendiri khususnya cabor karate, Armand tidak ingin muluk-muluk. Dia berpikir realistis untuk bisa meraih dua emas.

Saat ini Bali memiliki atlet karate yakni Cok Istri Agung Sanistya Rani yang pernah meraih medali perunggu di Asian Games dan medali emas di Sea Games.

“Kelihatannya dia juga standing untuk olimpiade-nya lumayan tinggi di Indonesia, saya rasa sih cukup realistis.

Kedua, ada beberapa atlet lagi yang kita persiapkan yang underground ya mudah-mudahan dua emas rasanya cukup realistis.

Tantangan ke depan adalah kemungkinan sih rasa kecintaan terhadap pulau Bali sendiri, maksudnya kita benar-benar mendukung atlet dari Bali supaya mereka bisa berprestasi itu aja tantangannya.

Karena kemungkinan itu menjadi musuh utama dari target-target capaian medali kita berikutnya,” tandas Armand.  

Selain latihan di Badung dan Denpasar, rencananya tim PON Bali juga akan roadshow dan berlatih bersama dengan tim-tim pelatda Kabupaten /Kota di Bali. “Supaya tumbuh kembang Atlet Karate di Bali bisa lebih baik,” pungkas Armand. (rba)

MANGUPURA –  Tim karate PON Bali melakukan latihan bersama di Bengkel Kata-Kata (BKK) Joger, Kuta,  untuk pertama kalinya selama pandemi Covid-19, Rabu kemarin (5/8).

Latihan dibuka Wakil Ketua III Pengprov FORKI Bali yang juga Manajer Tim Armand Setiawan. Proses latihan bersama tetap mengacu pada protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan membagi secara bertahap.

Pria yang akrab disapa Armand Joger ini mengungkapkan, sebenarnya latihan fisik untuk para atlet karate Bali ke PON Papua 2021 bukan kali pertama digelar selama masa pandemi. Namun sudah beberapa kali.

“Ini (karate) kan olahraga kontak, sehingga perlu dikumpulkan seperti ini. Kalau tidak, atlet kita banyak yang lupa. Lupa cara pakai baju karate lupa lagi nanti pakai kostum balet dan salah ruangan.

Ya, udah untuk refreshing kita kumpulin di sini kalau di bilang perdana enggak karena kita sebelumnya sudah menggelar latihan-latihan secara terpisah dalam bentuk fisik,

yang diawasi oleh pelatih fisik,” ujar Armand yang juga putra bos pabrik kata-kata Joger Joseph Theodorus Wulianadi tersebut, di sela-sela latihan.

Dalam proses latihan secara mandiri dan terpisah itu, atlet melaporkan perkembangan kemampuanya. Selama pandemi berlangsung pihaknya memberikann berbagai program tes fisik.

Untuk proses latihan secara mandiri sudah dilakukan dua kali, satu kali dilaksanakan di Koni dan satu kali latihan dengan bertatap muka langsung.

“Dari segi fisik apa yang tecatat misalnya kemampuan fisik mereka relatif meningkat karena kita terus memberikan program-program latian fisik,” jelasnya.

Terdapat dua program latihan fisik yang diberikan misalnya dengan jogging yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dan juga latihan beban.

Selama menjalani program latihan fisik yang ditangani oleh atlet lompat jangkit Made Sukariata, Armand merasa puas.

“Latihan tes fisik itu meningkat, mereka punya kemampuan meningkat kalau karate kan bukan hanya fisik aja. Kita juga bicara kemampuan skill itu kemungkinan agak sedikit

menurun karena mau nggak mau yang namanya karate kan harus ketemu, harus kontak ya itu mungkin yang membuat agak kurang.

Tapi, mudah-mudahan saya berdoa virus ini segera berakhir atau vaksinnya segera ditemukan sehingga kita bisa kembali lagi bisa melaksanakan olahraga kontak seperti biasa.

Perbedaan latihan selama pandemi pasti ada, perbedaanya kayak sekarang aja kita masih ada rasa cemas kira-kira bagaimana pasti adalah. Nggak ada pandemi aja ada perubahan apalagi ada pandemi kan,” harap Armand Joger.

Intesitas latihan yang normal yakni 24 jam selama satu minggu. Namun, hal itu tergantung dari masing-masing atlet.

Begitu juga di masa new normal ini, pihaknya tetap menberlakukan latihan dengan mengacu program-program yang sudah dirancang untuk diberikan kepada para atlet.

“Tapi, kalau bisa tiap seminggu sekali kita tatap muka, kita pantau gerakanya bagaimana, dan lainnya kalau ada kelebihan dan kekurangan kita bisa evaluasi.

Yang paling penting sebulan sekali kita ada tes fisik, sedangkan dari Koni sendiri baru satu kali ya sedangkan dari tes fisik itu kan evaluasi buat kita sebagai pelatih kekurangan dan kelebihannya,” terang Armand.

Disinggung mengenai Pon Papua 2021 untuk tim Karate Bali, Armand mengatakan ada 11 atlet yang lolos.

Namun, pihaknya juga mempersiapkan atlet-atlet pelapis. Para atlet tersebut terbagi lima hingga enam kelas Kumite beregu putri, kemudian kelas Kata beregu putra dan putri.

“Persiapan kita, berusaha tetap seperti normal saja karena kita sebagai seorang fighter kita kan siap menghadapi itu semua ya tapi tetap paling banyak minum vitamin.

Terkait kekhawatiran ditunda (PON Papua) sih nggak ada khawatir, karena tujuan saya bukan hanya PON Papua saja tujuan saya Bali melaui olahraga karate ini disegani di Indonesia kalau nggak PON Papua ya pon berikutnya dan berikutnya,” paparnya.

Untuk target di PON Papua sendiri khususnya cabor karate, Armand tidak ingin muluk-muluk. Dia berpikir realistis untuk bisa meraih dua emas.

Saat ini Bali memiliki atlet karate yakni Cok Istri Agung Sanistya Rani yang pernah meraih medali perunggu di Asian Games dan medali emas di Sea Games.

“Kelihatannya dia juga standing untuk olimpiade-nya lumayan tinggi di Indonesia, saya rasa sih cukup realistis.

Kedua, ada beberapa atlet lagi yang kita persiapkan yang underground ya mudah-mudahan dua emas rasanya cukup realistis.

Tantangan ke depan adalah kemungkinan sih rasa kecintaan terhadap pulau Bali sendiri, maksudnya kita benar-benar mendukung atlet dari Bali supaya mereka bisa berprestasi itu aja tantangannya.

Karena kemungkinan itu menjadi musuh utama dari target-target capaian medali kita berikutnya,” tandas Armand.  

Selain latihan di Badung dan Denpasar, rencananya tim PON Bali juga akan roadshow dan berlatih bersama dengan tim-tim pelatda Kabupaten /Kota di Bali. “Supaya tumbuh kembang Atlet Karate di Bali bisa lebih baik,” pungkas Armand. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/