25.1 C
Jakarta
21 September 2024, 7:57 AM WIB

Blusukan ke Pasar, Edukasi Protokol Kesehatan dan Pamerkan Lukisan

Pelukis tanda tangan yang sempat menyabet rekor Museum Rekor Indonesia (Muri), Kadek Rudiantara alias Aboetd merangkai helm miliknya menyerupai wajah celuluk.

Dia blusukan ke pasar. Pelukis asal Banjar Batanancak, Desa Mas itu mengampanyekan tertib protokol kesehatan Covid-19.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SUASANA beda tersaji bagi pedagang maupun pembeli di Pasar Desa Mas, Kecamatan Ubud, pada Selasa (25/8). Aboetd mengenakan helm yang didesain mirip celuluk.

Helm berisi rambut gondrong. Bahkan, berisi gigi besar serta taring panjang. Mirip topeng celuluk. Sosok celuluk biasanya tampil mengerikan dalam seni tari.

Dalam aksinya, seniman tandatangan itu lebih mengedepankan penggunaan masker dan mencuci tangan saat keluar masuk pasar.

Topeng celuluk yang ia beri nama Si Loeloek Raider juga dipasangi masker. “Si loeloek raider juga manusia takut sama virus corona,” ujarnya.

Aksinya berpenampilan beda ke pasar sebagai bentuk jiwa seni. “Jadi seniman itu bebas. Bebas itu indah dan keindahan itulah yang merupakan semangat kita untuk berjuang melewati beratnya kehidupan ini,” ujarnya.

Saat masuk pasar, Aboetd membeli beberapa keperluan dapur. “Hari ini saya belanja ke Pasar Desa Mas beli pindang sama sayuran,” ungkapnya.

Aksi mengundang perhatian itu dilakukan sekaligus ingin mengajak masyarakat untuk taat ikutin protokol kesehatan di masa new normal ini. “Tujuannya supaya dijauhkan dari virus corona itu,” jelasnya.

Aboetd mengaku dirinya adalah seorang seniman gila yang sadar dirinya gila. Selain bertujuan berbelanja ke pasar, dia juga mendadak ingin membuat acara pameran lukisan di areal pasar tersebut.

Sehingga Aboetd memamerkan karya-karya lukisannya kepada semua pedagang dan pengunjung pasar. Itu untuk menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu seniman di desa kelahirannya.

Lukisan yang dia pamerkan saat itu adalah luksisan gaya terbarunya, yaitu kombinasi lukisan cat air dengan drawing yang sudah lama menjadi ciri khas dari karya karyanya.

“Ada lukisan wajah-wajah cantik dan ada juga lukisan dengan tema alam spiritual,” ungkapnya. Seperti biasa, pameran lukisannya digelar dadakan.

Bahkan, lukisan ditempel di tongkat kayu. “Ada juga kejadian lucu dalam acara pameran ini, karena seorang pengunjung pasar yang saya mintain tolong untuk pegang sebentar lukisan.

Sampai di area parkir pasar baru saya temukan lukisannya lagi, malah ibu -ibu itu mau bawa kabur lukisan,” jelasnya.

Kata dia, itu merupakan salah satu aksi si seniman gila Abeotd. “Dan sekarang juga dikenal dengan julukan Si Loeloek Raider,” tegasnya.

Saat menggelar pameran di pasar, dia mengaku ada pedagang yang berminat untuk membeli karya lukisnya. Namun, transaksi batal.

“Sayang nasib belum beruntung hari ini karena belum cocok harga lukisan gak jadi dibeli. Tetap semangat dan ingat selalu protokol kesehatan,” pintanya. (*)

Pelukis tanda tangan yang sempat menyabet rekor Museum Rekor Indonesia (Muri), Kadek Rudiantara alias Aboetd merangkai helm miliknya menyerupai wajah celuluk.

Dia blusukan ke pasar. Pelukis asal Banjar Batanancak, Desa Mas itu mengampanyekan tertib protokol kesehatan Covid-19.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SUASANA beda tersaji bagi pedagang maupun pembeli di Pasar Desa Mas, Kecamatan Ubud, pada Selasa (25/8). Aboetd mengenakan helm yang didesain mirip celuluk.

Helm berisi rambut gondrong. Bahkan, berisi gigi besar serta taring panjang. Mirip topeng celuluk. Sosok celuluk biasanya tampil mengerikan dalam seni tari.

Dalam aksinya, seniman tandatangan itu lebih mengedepankan penggunaan masker dan mencuci tangan saat keluar masuk pasar.

Topeng celuluk yang ia beri nama Si Loeloek Raider juga dipasangi masker. “Si loeloek raider juga manusia takut sama virus corona,” ujarnya.

Aksinya berpenampilan beda ke pasar sebagai bentuk jiwa seni. “Jadi seniman itu bebas. Bebas itu indah dan keindahan itulah yang merupakan semangat kita untuk berjuang melewati beratnya kehidupan ini,” ujarnya.

Saat masuk pasar, Aboetd membeli beberapa keperluan dapur. “Hari ini saya belanja ke Pasar Desa Mas beli pindang sama sayuran,” ungkapnya.

Aksi mengundang perhatian itu dilakukan sekaligus ingin mengajak masyarakat untuk taat ikutin protokol kesehatan di masa new normal ini. “Tujuannya supaya dijauhkan dari virus corona itu,” jelasnya.

Aboetd mengaku dirinya adalah seorang seniman gila yang sadar dirinya gila. Selain bertujuan berbelanja ke pasar, dia juga mendadak ingin membuat acara pameran lukisan di areal pasar tersebut.

Sehingga Aboetd memamerkan karya-karya lukisannya kepada semua pedagang dan pengunjung pasar. Itu untuk menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu seniman di desa kelahirannya.

Lukisan yang dia pamerkan saat itu adalah luksisan gaya terbarunya, yaitu kombinasi lukisan cat air dengan drawing yang sudah lama menjadi ciri khas dari karya karyanya.

“Ada lukisan wajah-wajah cantik dan ada juga lukisan dengan tema alam spiritual,” ungkapnya. Seperti biasa, pameran lukisannya digelar dadakan.

Bahkan, lukisan ditempel di tongkat kayu. “Ada juga kejadian lucu dalam acara pameran ini, karena seorang pengunjung pasar yang saya mintain tolong untuk pegang sebentar lukisan.

Sampai di area parkir pasar baru saya temukan lukisannya lagi, malah ibu -ibu itu mau bawa kabur lukisan,” jelasnya.

Kata dia, itu merupakan salah satu aksi si seniman gila Abeotd. “Dan sekarang juga dikenal dengan julukan Si Loeloek Raider,” tegasnya.

Saat menggelar pameran di pasar, dia mengaku ada pedagang yang berminat untuk membeli karya lukisnya. Namun, transaksi batal.

“Sayang nasib belum beruntung hari ini karena belum cocok harga lukisan gak jadi dibeli. Tetap semangat dan ingat selalu protokol kesehatan,” pintanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/